05 Dilamarmu

4.9K 333 7
                                    

Jangan lupa divote sebagai bentuk pertanggungjawaban kalian dihadapan Tuhan. Awokwokk.

Follow akun aku supaya dapat notifikasi dari cerita menariknya lainnya
telorpecah000
_

______

Part ini ada sedikit pembahasan mengenai dunia kefarmasian.

_______

"Bagaimana hasil musyawarah kemarin, Kak?" tanya Nadhira saat tidak sengaja bertemu dengan Fira, si ketua panitia kegiatan kajian akbar.

Kemarin, Nadhira seharian tidak pegang handphone kecuali saat Ghaazi menghubunginya. Lebih tepatnya karena keinginan Maryam. Gadis kecil yang menghiasi hari-harinya dan seringkali memaksa, merengek pada Nadhira untuk tidur bersamanya di kamar saat malam hari. Itu tidak akan mungkin terjadi. Untung saja, Nadhira bisa beralasan pada Maryam untuk menjaga Ayahnya yang sakit karena sebelumnya Maryam dan Ghaazi sempat menjenguk Farel di rumah sakit.

Setelah seminggu masa-masa terberat bagi Ayahnya berlalu, Nadhira barulah bisa bernapas dengan lega. Beruntungnya, Farel paham segala konsekuensinya dalam bekerja. Meski manusiawi jika diawal ia sedih dan tidak menerima kejadian yang menimpanya. Bahkan, mungkin setelah ini ia akan menjadi pensiun. Akan sulit rasanya bekerja dengan satu kaki.

"Alhamdulillah, progresnya sudah mendekati sembilan puluh persen, Nad. Sisa dana yang mau dipush supaya bisa mendekati target," jelas Fira.

Tiba-tiba, Nadhira teringat terkait proposal kegiatan yang ia bawa ke bagian kemahasiswaan jurusannya. Hampir tiap hari ia bertemu dengan Ghaazi tapi belum sempat ia menanyakan terkait donasi para dosen.

"Oiya, Kak. Nanti aku tanyain sama dosen kemahasiswaan jurusan aku yah Kak. Siapa tau dananya udah cair atau ada donasi dari dosen."

Fira mengangguk antusias. "Alhamdulillah, semoga ada yah. Berapa pun itu."

"Aamiin, Kak. Kalo gitu, aku duluan. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Nadhira merasa sudah siap bertemu dengan Ghaazi. Ia sudah belajar dan membawa proposal penelitiannya yang sudah ia revisi.

"Cari saya?" Lagi-lagi, Ghaazi membuatnya terkejut saat Nadhira menarik napas sebelum memasuki ruangan pria itu.

"I-iya, Pak."

"Silahkan masuk."

Karena sudah mengerti, Ghaazi melakukan hal yang biasa Nadhira lakukan saat memasuki ruangannya. Disisi lain, gadis itu bersyukur karena perlahan dosen pembimbingnya ini sudah memahami prinsipnya.

"Ini proposal saya, Pak." Nadhira menyodorkannya lembaran kertas yang terjilid rapi.

"Sudah mempelajari judul dan isinya?"

"Iya sudah, Pak."

Ghaazi membaca dibagian Bab 1. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi penelitian yang akan dilakukan Nadhira.

"Pertemuan sebelumnya kamu sudah menjelaskan mekanisme jerawat, kan?"

"Iya, Pak. Fokus saya dipenelitian ini lebih pada penyebab jerawat yaitu bakteri Propionibacterium acnes."

Ghaazi terlihat masih kurang puas. "Sediaan kamu ini kan, patch transdermal. Lalu bagaimana mekanismenya menghambat bakteri penyebab jerawat?"

"Menurut beberapa literatur mekanismenya itu dari partikel obat dalam sediaan saya akan dihantarkan melalui barrier utama kulit yaitu lapisan stratum corneum atau lapisan terluar kulit dengan cara berdifusi atau berpindahnya molekul obat dari daerah konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui molekul lipid trigliserida," jelas Nadhira.

Mama Untuk Maryam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang