Setelah beberapa chapter ini Menurut kalian, Ghaazi itu gimana sih? Jahat atau baik?
Jangan lupa divote sebagai bentuk pertanggungjawaban kalian dihadapan Tuhan. Awokwokk.
Follow akun aku supaya dapat notifikasi dari cerita menariknya lainnya
telorpecah000
________Kembali Lili mengajak Nadhira untuk makan siang di foodcourt. Kalau terlambat datang, sudah pasti tidak akan mendapatkan tempat. Itulah alasan kenapa Lili menjadi salah satu mahasiswa garda terdepan menuju tempat yang ramai di jam istirahat. Bagi mahasiswa akhir, mudah rasanya mendapatkan kesempatan itu. Mereka langsung saja datang sesuka hati karena jam kuliah mereka sudah tidak ada. Wajar, mahasiswa akhir hanya sibuk bimbingan proposal atau skripsi.
"Aku lagi males makan, Li." Nadhira memang sedang uring-uringan. Moodnya benar-benar belum membaik usai kejadian beberapa hari yang lalu.
Padahal, sudah hampir sepekan. Ternyata tidak semudah itu hatinya melupakan. Persoalan memaafkan dan meminta maaf, sampai detik ini Ghaazi belum ada inisiatif untuk melakukannya atau mengkonfirmasi apa yang ia katakan.
"Kamu kenapa sih, Nad? Ada masalah sama Pak Ghaazi?" tanya Lili blak-blakan. Sontak, Nadhira melihat orang-orang disekitarnya. Bisa berabe kalau ada yang tau.
"Bisa pake inisial gak, Li? Kamu tuh yah kebiasaan gak bisa kontrol mulut," kesal Nadhira.
"Maaf. Kamu sih semenjak nikah, sikap kamu jadi aneh."
Nadhira hanya diam. Tidak berniat menjawab karena menceritakan aib rumah tangga itu tidak boleh. Sama saja ia menjelekkan suaminya sendiri. Sesakit apapun rasanya.
Hanya Lili dan Ustadzahnya yang mengetahui statusnya saat ini. Nadhira belum memberitahu anggota rohis yang lain. Karena rasanya ia belum siap diwawancarai.
"Assalamu'alaikum."
Nadhira menoleh kearah sumber suara. Ternyata, disebelahnya ada sosok pria yang tidak asing dimatanya sedang berdiri dan melemparkan senyumannya.
"Wa'alaikumussalam," jawab Nadhira dan Lili bersamaan.
"Cari siapa yah, Mas?" tanya Lili to the point.
Nadhira berusaha mengingat nama pria itu. "Mas Alif, kan?"
"Kamu kenal itu cowok?" bisik Lili yang tetap terdengar oleh Alif. Pria itu hanya tersenyum.
Wanita itu mengangguk dan beralih pada Alif. "Ada apa yah, Mas?"
Alif membuka tasnya lalu menyerahkan sebuah buku beserta gantungan kunci milik Nadhira yang tidak sengaja diambil oleh Alif. Saat melihat buku itu, Nadhira langsung mengambilnya dengan cepat. Wajahnya memerah malu karena buku itu berisi tulisan-tulisan yang bisa mengundang perasaan ilfeel jika orang lain membacanya.
"Ma-mas ba-baca isinya?"
Alif mengangguk dan hanya menjawab dengan kata maaf.
"Awalnya saya penasaran itu buku siapa yang gak sengaja kebawa sama buku-buku perpus yang lain. Setelah saya buka, ternyata itu punya kamu, Nadhira. Kamu emang ada bakat memikat hati orang lain lewat tulisan kamu."
Nadhira terdiam karena tidak menyangka bisa mendapatkan pujian hanya karena tulisannya yang asal. Lili melihat cara Alif menatap dan berinteraksi dengan Nadhira. Cukup menjaga jarak dan menjaga pandangan. Begitu pun sebaliknya. Seketika, ia curiga kalau Alif punya rasa pada temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Untuk Maryam [END]
RomancePLAGIAT MENJAUH❗ (Proses Terbit) ―Menikah bukan hanya menyatukan dua kepala dan dua raga dalam satu atap. Ada banyak perencanaan yang perlu dipersiapkan. Seperti halnya sebuah proposal penelitian. Ada banyak Bab yang mesti dipahami untuk memecahkan...