32 Kejutan

4.8K 242 6
                                    

Maasyaa Allah yah kalian. Udah tembus aja 100 vote.

Sesuai omongan aku, sekarang aku update lagi.

Yuk, tembus 100 vote lagi. Aku yakin kekuatan jari pembaca cerita ini.

Barakallahu fiik💚

_______

"Gimana, Mas? Udah enakan belum?" tanya Nadhira dengan membawa semangkok bubur dan air putih. Tak lupa pula ia membawa vitamin yang dokter berikan. 

Ghaazi tersenyum lalu mengangguk. "Udah enakan soalnya udah isi energi tadi sebelum tidur."

Isi energi membuat lengan Nadhira kram. Posisinya, Ghaazi terus menerus memeluknya hingga pria itu tertidur. Saking nyenyaknya, Ghaazi tidak merasakan bahwa istrinya sudah tidak ada di pelukannya saat tertidur. Namun, Nadhira tetap terlihat saat ia membuka kedua matanya.

"Yaudah, makan dulu Mas. Aku mau ambil paket buat kamu," ujar Nadhira bersiap-siap mengambilnya di lantai bawah.

"Paket? Aku gak pernah pesan barang, Ra. Paket dari siapa?" Ghaazi terlihat bingung dan khawatir.

"Gak tau, Mas."

"Jangan terima paket sembarangan, sayang. Apalagi gak tau dari siapa. Kita gak tau itu bahaya atau gak."

"Aman kok, Mas. Udah di cek sama bapak di depan. Katanya barang penting." Nadhira tetap kukuh untuk mengambil paketannya karena dianggapnya penting.

Ghaazi menghela napas pelan dan mulai menyantap bubur yang rasanya hambar di lidahnya. Semenjak ia bangun, Ghaazi belum sempat menanyakan keadaannya. Ada apa dengannya seharian ini?

Beberapa menit kemudian, Nadhira pun datang membawa paketan yang sudah terbuka dari bungkusannya. Tersisa kotak yang ukurannya sedang.

"Udah diliat isinya apa?" tanya Ghaazi dan mengakhiri makannya.

"Belum, Mas. Kan barang penting, aku gak boleh buka punya Mas semabarangan," jawabnya. Nadhira pun keluar membawa mangkok kosong untuk dicuci di dapur. Sementara Ghaazi mulai membuka paket yang katanya penting. Ia merasa khawatir jika itu berasal dari Syehrin untuk mencelakai keluarganya.

Saat melihat isi dari kotak itu, benar saja. Isinya membuat Ghaazi mematung, kehabisan kata.

"Pu-punya si-siapa ini?" Ia terbata-bata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pu-punya si-siapa ini?" Ia terbata-bata. Jantungnya berdetak tidak karuan.

"Ahh, paling orang iseng atau orang salah kirim," sanggahnya.

"Sayang, kayaknya ini paket salah—" Netranya mendadak menangkap selembar sticky note.

Assalamu'alaikum, Papa. Maafini aku yah udah bikin Papa morningsickness hari ini.
Salam dari aku—Nadhira Ghaazi Junior.

Mama Untuk Maryam [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang