Bismillah
Belum ada yah tanda-tanda konflik? Menurut kalian, ini udah otw end atau belum?
Maaf yah udah molor banget updatenya.Selamat membaca. Jangan lupa dukung terus dengan vote, komen, dan follow aku.
telorpecah000Barakallahu fiik💚
________
Kabar kehamilan Nadhira menjadi kabar membahagiakan bagi beberapa orang. Selebihnya, kelompok manusia yang hanya merasa biasa saja. Dan sebagian kecil lainnya merasa kesal. Mereka adalah orang-orang yang sejak awal tidak menyukai pernikahan Nadhira dan Ghaazi. Salah satunya keluarga sang mantan. Mereka akan menganggap bahwa Maryam akan tersaingi sebagai ahli waris dengan kehadiran buah hati pasangan baru itu. Berbeda dengan Syehrin yang tidak lagi memikirkan ahli waris dan kekayaan keluarga Abbas. Yang ia pikirkan tiada lain adalah cara bagaimana keluarga itu hancur karena sudah menyakiti perasaannya.
Ia mengirim mata-mata untuk mengintai aktivitas keluarga itu. Karena perut Nadhira yang makin hari makin membesar, ia sudah dilarang melakukan aktivitas yang membutuhkan banyak tenaga. Melanjutkan penelitiannya di laboratorium akan membahayakan janinnya. Banyak bahan kimia terlarang dan jika terhirup bisa membahayakan. Lebih baik mencegah dibanding mengobati.
Usia kandungannya memasuki minggu ke-18. Badannya lebih sering nyeri dibagian punggung dan perut bagian bawah. Tangannya juga merasa kebas atau kesemutan. Namun, dibalik semua itu Nadhira tetap melakukan beragam aktivitas di rumah. Justru dengan rebahan, tubuhnya akan terasa semakin sakit.
"Udah nak. Gak usah repot-repot di dapur. Kan, disini ada Mama. Selama sebulan, Mama bisa nginep di rumah kalian buat jagain kamu sama calon cucu mama." Ayu menuntun langkah menantunya untuk tetap duduk cantik di sofa dan menemani Maryam bermain puzzle.
"Kalo gak ngapa-ngapain, badan aku sakit, Ma. Aku bantu Mama masak aja yah." Nadhira memelas, berharap Mamanya mengiyakan. Justru, Ayu tidak menyetujui dan tidak juga melarang. Ia melangkah menuju dapur dan mengambil tiga ikat kangkung dan baskom kecil.
"Kamu disini aja. Bersihin kangkungnya yah. Mama mau buatin kamu susu dulu."
Nadhira tersenyum senang. Ia tahu kalau mamanya itu tidak suka diajak berdebat. Makanya ia lebih baik mengalah dengan memberikannya pekerjaan yang sangat ringan. Padahal, ia tidak ingin duduk diam sambil cabutin daun kangkung dari batangnya. Tapi sebagai menantu, ia harus patuh dan berusaha mengerti. Semua yang dilakukan oleh Ayu semata-mata hanya untuk kesehatannya dan bayinya.
"Mamaa..," panggil Maryam dengan girang.
"Iya, sayang." Nadhira mengusap lembut kepala putri yang tak sedarah dengannya.
Maryam mengusap perut Nadhira seperti yang dilakukan Ghaazi setiap saat.
"Dedeknya Maryam ada disini yah, Ma?" tanyanya dengan mata yang berbinar.
"Iya, nak. Di dalam perut Mama, ada adeknya Maryam." Nadhira semakin menuntun tangan putrinya untuk mengusap perutnya.
"Pantesan perut Mama jadi gede'. Kirain, Mama kekenyangan."
Keduanya pun tertawa. Mata Nadhira mendadak jadi berkaca-kaca. Ia tidak menyangka jika ia sekarang akan menjadi seorang ibu dari anak yang akan ia lahirkan dari rahimnya sendiri. Beberapa waktu yang lalu, ia dipanggil Mama oleh seorang anak kecil piatu dan sah menjadi ibunya. Namun, rasanya saat ini ia akan memiliki dua anak yang akan sangat ia sayangi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Untuk Maryam [END]
RomancePLAGIAT MENJAUH❗ (Proses Terbit) ―Menikah bukan hanya menyatukan dua kepala dan dua raga dalam satu atap. Ada banyak perencanaan yang perlu dipersiapkan. Seperti halnya sebuah proposal penelitian. Ada banyak Bab yang mesti dipahami untuk memecahkan...