***
Melina, wanita itu kini tengah melamun saat sedang membersihkan vas bunga kesayangannya, sampai sebuah suara mengagetkan dirinya.
"Mih?" Melina segera berbalik ke belakang dengan sedikit linglung.
"Eh Kai, kenapa sayang?" Tanyanya dengan senyuman khas ibu menghiasi wajahnya.
"Liat Nilya nggak Mih? Aku mau ngasih ini." Ujarnya sembari mengangkat sedikit paperbag yang di bawanya, lelaki itu baru saja pulang dari luar kota. Tentunya mengurus bisnis perusahaannya.
"Nilya ada di atas, katanya sih dia mau nonton drakor." Kata wanita itu dengan santai. Tadi ia sangat ingat dengan jelas, anak gadisnya itu sedang mengambil banyak cemilan, dan saat di tanya jawabannya adalah stok untuk menonton drakor.
"Ohh, yaudah aku ke atas dulu ya Mih." Cup! Setelah mengecup wanita kesayangannya itu, Kaezar langsung pergi ke atas ke dalam kamar gadis kecilnya.
Melina hanya menatap punggung anaknya itu dengan sedikit sendu, karena ia pernah berbohong, tidak. Bahkan sepanjang hidupnya selama belasan tahun ia terus saja berbohong. Ia dan suaminya membohongi mereka, awalnya ia berpikir itu tidak masalah, tapi entah kenapa akhir-akhir ini ia terus saja resah.
Dan kali ini ia mengingat lagi kejadian belasan tahun bahkan mungkin puluhan tahun yang sudah ia tutupi, kepada ketiga anaknya.
***
~ Flashback.
Melina dulunya hanyalah gadis cantik biasa yang bercita-cita menjadi seorang pengacara, dulunya gadis itu belajar dengan sangat keras sampai mendapat beasiswa untuk kuliahnya.
Dan saat menjadi seorang mahasiswi, ia bertemu dengan Aaron, lelaki kaya yang begitu sangat mencintainya, dulunya Aaron adalah kakak tingkatnya. Aaron terpesona dengan kebaikan, kecantikan, kelembutan, kepintaran, ketegasan, dan semua yang ada pada Melina, lelaki itu menyukainya.
Mereka menjalani kisah cinta seperti sepasang kekasih pada umumnya, sampai mereka memutuskan untuk menikah. Tapi, bukan itu yang di pikirkan oleh Melina sekarang ini.
Ia teringat dengan Kakaknya Marissa atau sering kali ia panggil dengan sebutan Kak Rissa. Wanita kuat yang bisa membuatnya ada di sini sekarang, ia memang masih memiliki Ayahnya saat itu, tapi apalah daya bahwa Ayahnya tengah depresi, dan sekarang juga masih berada di rumah sakit jiwa.
Marissa, Kakaknya itu yang membiayai kebutuhan hidupnya, Kakaknya adalah wanita yang sangat ia idolai selama ia hidup.
Kakaknya juga memiliki pacar, namanya Janendra atau Nendra, tapi kebetulan sekali Melisa tak menyukai sosok lelaki itu. Ia terlihat seperti hanya memanfaatkan Kakaknya, dan selalu mencoba menggodanya.
Baiklah, Melisa akui bahwa dirinya memang lebih cantik dari Kakaknya, mungkin karena faktor itu. Tapi, bukan hanya karena faktor itu ia membenci Janendra, tapi juga karena lelaki itu yang menyebabkan semuanya terjadi.
Awalnya memang ia tidak tahu, soal sesuatu yang mereka sembunyikan darinya itu, karena mungkin dirinya yang terlalu sibuk dengan urusan perkuliahannya bahkan dirinya juga tinggal di sebuah apartemen yang di berikan oleh Aaron kepadanya.
Sampai tiga tahun berlalu, dimana dirinya akan lulus, ia baru mengetahui hal itu saat Kakaknya akhirnya curhat kepadanya namun dengan surat terakhir yang di tinggalkan olehnya.
Di sana tertulis untuk menjaga kedua anaknya. Melisa yang baru saja pulang ke rumah hanya di sambut dengan dua suara tangisan dari anak kecil dan bayi yang baru seminggu di lahirkan, tidak ada sosok Kakaknya di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed With You [Pre-Ending]
FantasyGimana rasanya, jika kalian yang sedang melamun di kamar dan baru satu detik memejamkan mata, langsung tersadar di tempat yang berbeda, yang jelas-jelas bukan kamar kalian?! *** "Baby, kenapa ngelamun, hm?" Lizzie Swansea. Gadis itu menatap was-was...