27. Untitled.

7.1K 960 55
                                    

Nggak belibet kan? Kalian ngerti kan? Readersku kan pada pinter-pinter, pasti ngerti lah 🤭

***

"Gue mager sih sebenarnya bro! Tapi gimana yaa..." Katanya kepada sistem, sekarang ini Nilya tengah dalam posisi tidur sembari menatap langit-langit kamarnya.

"Itu terserah anda tuan, dan bukan urusan saya juga. Lagipula atasan saya tidak menyuruh sampai harus menjadi pengacara, jaksa, polisi, atau detektif." Kata sistem dengan nada yang terdengar sangat menjengkelkan di telinga Nilya.

"Terserah! Sana lo, nggak butuh gue!" Ketus gadis itu, dengan posisi ngambek, bukannya membujuk seperti para prianya, sistem benar-benar pergi membuat kamar dan pikirannya senyap. "Dih! Pergi beneran anjir! Dasar tidak peka!" Umpatnya kepada sistemnya itu.

Ia menatap ke luar, lalu berdiri dan pergi ke balkon kamarnya. "Udah seminggu, jadi kangen ke sekolah." Gumamnya sembari menikmati dinginnya angin malam.

Lama terdiam sampai ia masuk lagi ke kamarnya, lalu turun ke bawah. Ia akan jalan-jalan menggunakan motor hadiahnya yang di berikan oleh sistem.

"Mami, aku izin keluar cari angin sebentar ya?" Kata Nilya ketika dirinya berpapasan dengan Melina. Wanita itu hanya tersenyum.

"Yaudah boleh. Tapi jangan pulang larut. Hati-hati juga di jalan, udah malam." Nilya balas tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

Btw, Maminya itu terlihat sedang sibuk di ruang keluarga, padahal sedang meminum kopi tapi ada beberapa berkas di meja yang juga sedang di baca olehnya. Hm, entahlah Nilya tak ingin terlalu memikirkannya.

Gadis itu pergi ke luar pekarangan rumahnya, deruman motor gadis itu terdengar di sepanjang jalan, untungnya tak seribut knalpot racing, karena ia memang tak memakainya.

Ternyata berkeliling malam-malam begini adalah sebuah hal yang cukup menyenangkan, ia memang menyenangkan sampai ia melihat di depan sana ada tawuran.

Suara deruman dari motor milik Nilya sempat menghentikan aksi tawuran mereka itu, sebenarnya Nilya tidak ingin ikut campur dan akan putar balik, jika saja di depan sana bukanlah orang yang di kenalnya. Tapi ini beda lagi.

Nilya turun dari motornya, membuka helmnya dengan kecepatan normal tapi bagi para lelaki di depan sana, gadis itu terlihat sedang membuka helmnya dengan gaya slow motion.

"Miss cantik?!" Tebaklah, siapa lelaki acuh yang akan menjadi childish ketika bertemu gadis itu.

"Eh, calon pacar! Ketemu lagi kita." Bisa menebak siapa dia? Ucapan dari lelaki itu sontak membuat beberapa pasang mata langsung menatapnya tajam.

Nilya menghela nafas panjang. "Kenapa pada tawuran?" Tanya Nilya sembari menatap bergantian ke arah kedua kubu itu.

"Nggak tahu, sebenarnya sih cuma gabut." Ujar santai si wibu di antara mereka. Nilya menganga mendengarnya. Gabut? Alasan macam apa itu?!

Skip!

Jadinya sekarang ini Nilya berada di restoran bersama dua kubu tersebut, yang hanya terdiri dengan anggota inti saja. Mereka itu adalah Hiro dkk, dan Heaven dkk, di tambah dengan Nishida Rekiro, lelaki asal Jepang yang membuat Nilya pangling karena gantengnya mirip Niki Enhypen, mana kayak anime lagi! Btw, Rekiro termasuk dengan Heaven dkk.

"Kalian itu kalo gabut emang harus berantem ya? Padahal orang normal biasanya kalo gabut itu ya turu atau melakukan hobinya-- Ohhh atau emang hobi kalian berantem?" Tanya gadis itu sembari menatap ke arah mereka bersembilan secara bergantian.

"Bisa di bilang begitu." Ujar Hiro, sembari memasukan sepotong steak ke dalam mulutnya, mereka memang sedang berada di restoran steak karena kebetulan restoran itu yang paling dekat dengan tempat mereka tawuran.

Obsessed With You [Pre-Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang