15. Cliché Scene.

14.5K 1.6K 121
                                    

Baru di tinggal sebentar udah 40rb+ aja matanya.

Btw, Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakan. Salam toleransi dari aku juga :)

***

"Profile anda bagus Nona, tapi saya harus meminta persetujuan terlebih dahulu kepada pemilik sekolah." Ujar sang kepala sekolah, sembari menatap formal ke arah Nilya setelah membaca berkas yang di bawah oleh gadis itu.

Nilya tersenyum tipis menanggapi, lalu bertanya-tanya dalam hati, ah! Sebenarnya bertanya pada sistem. Emang harus banget ya, pake nanya sama pemilik sekolah?

"Iya tuan. Jika anda ingin alasannya, silahkan tanyakan saja kepada si kepala sekolah." Ujar sistem dengan santainya.

"Maaf nih Pak, bukannya apa. Tapi saya mau tanya, kenapa harus meminta persetujuan pemilik sekolah? Apa pemilik sekolah ini sangat teliti dalam memilih guru?" Tanya Nilya, karena memang ia sangat penasaran akan hal itu.

Kepala sekolah itu tersenyum formal. "Benar nona, pemilik sekolah memang sangat teliti dalam memilih seseorang yang akan ia pekerjakan." Jawab kepala sekolah itu, yang langsung di angguki kecil oleh Nilya.

"Hmm, kalo boleh saya tahu. Siapa ya nama pemilik sekolahnya?" Sistem menghela nafas mendengar pertanyaan gadis itu, apakah tuannya ini memang pelupa?

"Ohh... itu." Kepala sekolah itu terlihat mempertimbangkan sesuatu. "Pemiliknya, Sir Jeffran Weidner." Nilya menganga mendengar nama itu. Ternyata punya Sugar Daddy-nya toh?

"Ada apa nona?" Tanya Kepala sekolah itu, karena melihat wajah terkejut dari Nilya.

Gadis itu menggeleng pelan, ia lalu tersenyum. Mengambil ponselnya dan membuka ponsel itu, terlihat di sana ada banyak sekali notifikasi dari kedua Kakaknya, Pacarnya, bahkan ada nomor baru yang ia yakini adalah milik Jeffran, dilihat dari panggilannya yang menyebut baby.

"Pak! Coba deh, Bapak telepon Sir Jeffran sekarang." Kata Nilya dengan wajah bersemangatnya, Sang kepala sekolah yang bernama Pak Hendra itu, mengerutkan keningnya.

"Maaf Nona, sepertinya saya tidak bisa. Karena Sir Jeffran adalah orang yang sangat sibuk." Ujar Pak Hendra mencoba memberi pengertian kepada gadis itu, sepertinya dia sudah sangat tidak sabar untuk mengajar di sekolah ini.

"Aduh Pak, coba dulu deh! Nanti kalo udah ke sambung, langsung bilang nama ANNA!" Ujarnya sembari menekankan nama itu, karena itu adalah nama panggilan kesayangan dari Jeffran.

Karena gadis ini terus saja memaksanya, akhirnya Pak Hendra menelpon Jeffran juga.

* Sambungan Terhubung *

"Ada apa?" Tanya seseorang di sebrang sana dengan suara dinginnya. Pak Hendra menatap gadis di depannya yang mengangguk mantap.

"Anna." Satu kata itu, berhasil membuat reaksi orang di sebrang sana berubah.

"DIMANA ANNA, SIALAN?! APA KAU MENCULIKNYA?!" Teriak orang itu yang tak lain adalah Jeffran, Nilya yang mendengar teriakan membahana itu langsung memegang dadanya karena terkejut.

Pak Hendra panas dingin mendengar teriakan itu, ia bahkan tak bisa membalas apapun, dan ponselnya sudah ia taruh di atas meja, tidak berani menjawab ataupun memutuskan panggilan telepon.

Dengan terpaksa Nilya yang mengambil ponsel itu, lalu langsung berbicara kepada lelaki itu.

"Hallo?" Panggilnya.

"Hallo? Ini kamu Baby? Kamu dimana? Kenapa kamu bisa pake ponselnya pria tua itu?" Tanya Jeffran beruntun dengan nada kekhawatirannya yang amat kentara.

Obsessed With You [Pre-Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang