Udah 7/8 hari nggak update wkwk
***
"Hehehe. Maaf ya Papi, Nilya lagi suka aja jadi guru." Ujarnya dengan memberi alasan kepada pria paruh baya di depannya.
Aaron hanya bisa menatap pasrah ke arah putrinya itu. Jujur saja ia tidak bisa menolak putri kecilnya.
"Ya sudah. Nanti Papi yang akan urus semuanya." Mendengar hal itu, senyuman manis yang memperlihatkan deretan giginya terlihat.
Gadis itu berlari kecil ke arah Papinya dan memeluk lelaki paruh baya itu. "Makasih Papiku sayang!" Mengecup pipi Papinya gadis itu lalu langsung berlalu ke kamarnya, karena ia memang memiliki jadwal untuk berjalan-jalan hari ini.
Gadis itu segera bersiap, mengganti bajunya karena tadi ia baru saja selesai mandi. Gadis itu menggunakan celana panjang hitam kebesaran, dengan hoodie biru yang juga kebesaran. Jujur saja pakaian seperti ini membuatnya nyaman, lagipula di luar tidak terlalu panas yang malahan dingin karena hembusan angin. Ia mengambil tas ransel kecil yang di dalamnya terdapat dompet, kacamata hitam, topi, ada juga satu novel dan buku.
Nilya keluar dari rumah dengan menggunakan motor hadiahnya saat menjalankan misi. Jangan salah, walaupun begini gadis itu dulu di kenal tomboy di sekolahnya karena pakaian, kelakuan, bahkan motor gede yang selalu ia bawa ke sekolah sudah menjadi bukti semuanya.
Nilya sebenarnya hanya ingin berjalan-jalan menikmati pemandangan di dunia ini, gadis itu juga tengah memakan permen milkita, di balik helm nya.
Memberhentikan motornya ketika berada di lampu merah, gadis itu melirik pengendara motor yang baru saja berhenti di samping motornya, sepertinya geng motor? Entahlah, Nilya tak terlalu memperdulikan mereka.
Lampu yang menunjukkan warna hijau, membuat gadis itu melaju tujuannya sekarang adalah pergi ke pantai, mungkin membutuhkan waktu sekitar setengah jam. Sebenarnya Nilya tak masalah sama sekali, namun di belakang sana terdapat rombongan geng motor yang ia temui di lampu merah yang juga berada di belakangnya, tapi Nilya mencoba untuk positif thinking, mungkin saja mereka memang ingin pergi ke pantai yang sama.
Sesampainya di sana, ia tersenyum. Tempat ini sangat nyaman memang. Semalam ia mencoba mencari-cari pantai yang sepi namun nyaman di daerah ini, dan beruntung sekali dirinya karena pantai ini adalah milik Leonardo, pacar gantengnya itu.
Gadis itu segera turun dari motornya, belum sempat membuka helmnya suara deruman banyak motor kini juga berhenti di dekat motornya, sepertinya itu adalah motor para geng itu. Entahlah, Nilya mencoba untuk tidak peduli.
Orang-orang itu juga ikut menatap ke arahnya, dan sekarang Nilya kini membuka helmnya. Menampilkan wajah cantik gadis itu yang memikat. Ia segera berjalan menuju ke arah pantai, lebih tepatnya ke arah gazebo yang ada di tepinya.
Orang-orang itu menatapnya dengan kekaguman, mereka akui bahwa gadis itu memang sangatlah cantik.
"Panas ternyata." Gumamnya lalu membuka hoodie yang di pakai olehnya, menyisahkan atasan crop top berwarna putih yang memang sengaja ia gunakan.
Nilya juga mengambil kacamata hitam di dalam tasnya lalu memakainya. Gadis itu mengambil sebuah buku catatan, dan menulis beberapa hal random yang suka sekali ia tulis.
Sementara anggota geng motor itu terus memandanginya, sampai beberapa anggota inti mereka sendiri yang menghampiri gadis itu.
"Hai!" Sapa salah seorang dari mereka, yang datang ke arahnya berjumlah 5 orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed With You [Pre-Ending]
FantasíaGimana rasanya, jika kalian yang sedang melamun di kamar dan baru satu detik memejamkan mata, langsung tersadar di tempat yang berbeda, yang jelas-jelas bukan kamar kalian?! *** "Baby, kenapa ngelamun, hm?" Lizzie Swansea. Gadis itu menatap was-was...