33. After & Eradication.

4.3K 370 12
                                    

***

One Week Later...

Sekolah kembali di buka, setelah masalah bunuh diri siswi di dalam sekolah tersebut telah di usut hingga tuntas.

Nilya kini berjalan dengan senyuman manis ketika ada siswa maupun siswi yang menyapanya, gadis itu memulai aktivitasnya lagi sampai ketiga siswa berandalan yang sudah sangat di kenalinya itu menghadangnya, yang memang pada dasarnya mereka itu terlalu tinggi seperti tiang karena kini Nilya menatap ke atas, ke arah ketiganya.

"Good morning, Miss cantik!" Ujar Jenaro dengan senyuman manisnya yang membuat matanya melengkung sabit. Sangat manis dan terlihat lucu ketika lelaki garang itu bersifat seperti itu.

Heaven meliriknya sinis, mentang-mentang lelaki itu yang lebih sering mgebacot darinya, jadinya lelaki itu semakin caper kepada guru yang sudah di camkan menjadi guru kesayangannya.

"Good morning too, Ion." Nilya membalas senyuman lelaki itu membuat lelaki itu senang bukan main, sama seperti kata orang-orang bahwa guru adalah orang tua kalian di sekolah. Begitu pula dengan ketiga orang ini rasakan ketika berada di dekat gadis itu, ya walaupun sebenarnya umur mereka terpaut hanya beberapa tahun.

"Miss keren." Ujar Ellard sembari menunduk setelah mengucapkan hal itu, ia ini terlihat seperti anak yang baru mau berinteraksi dengan Ibunya.

Nilya menatapnya mengernyit heran, lalu gadis itu mengangguk, tentu saja ketiga lelaki ini hadir dalam persidangan dan melihat yang ia lakukan untuk membela gadis malang itu.

"Makasih, Iger. Itu kan emang udah haknya cewek itu, lagipula Miss bakalan merasa bersalah kalo nggak memberikan keadilan untuk dia."

Heaven tersenyum, bermimpi apa ia semalam sampai bisa tersenyum tulus kepada seorang guru? Padahal biasanya ia akan menatap datar guru tersebut, bahkan ada guru yang pernah mendapatkan amukan darinya.

"Kalian balik ke kelas ya? Ini udah mau jam pembelajaran pertama." Tentunya ucapan dari gadis itu di angguki oleh ketiganya, dengan senang hati ketiga lelaki itu mengikuti guru perempuan yang menjadi guru favorit mereka dari belakang karena arah tujuan mereka sama, hanya saja gadis itu perlu sedikit berjalan lagi ke sana untuk bertemu dengan kelas 10 IPA 1 yang menjadi kelas milik Aurora.

Melihat guru yang masuk ke dalam, sang ketua kelas langsung memberi komando kepada para anggota kelas untuk memberikan salam kepada sang guru.

"Selamat pagi, Miss." Nilya tersenyum.

Setelah gadis itu duduk barulah ia menjawab. "Selamat pagi anak-anak. Silahkan kumpul PR yang Miss berikan." Ujar gadis itu membuat satu kelas segera bergegas mengantar PR yang di berikan gadis itu, untungnya ini kelas 10 IPA 1 yang memang adalah salah satu kelas unggulan dengan banyaknya murid teladan.

Nilya memeriksa pekerjaan mereka, lalu memanggil satu-satu nama dari pemilik buku sekalian memberikan cokelat yang di janjikannya kepada mereka. Ia tentu tak mengingkari janjinya.

Saat tiba giliran Aurora, gadis itu bingung sendiri saat mendapatkan cokelat putih kesukaannya. Sedangkan guru favoritnya itu hanya tersenyum manis ke arahnya, membuat Aurora membalasnya.

"Terima kasih banyak, Miss." Setelah mendapatkan jawaban dari Nilya gadis itu kembali duduk di kursinya.

Begitulah kegiatan Nilya hari ini, kegiatan seorang guru pada umumnya.

***

Nilya berdecih sinis melihat pemandangan di depannya, dapat di lihat dalam sebuah acara perusahaan terkemuka jika ada seorang pengusaha yang berusaha menjodohkan anak perempuannya dengan salah satu pacar tampannya.

Obsessed With You [Pre-Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang