16. Jeffran's Behavior.

14.7K 1.7K 119
                                    

***

"Jadi, bukan kau yang membaca pesan dariku, baby?" Tanya lelaki itu yang masih fokus dengan jalanan di depannya.

"Pesan? Pesan apa? Oh yang ini? Aku belum sempat membacanya tadi." Ujar Nilya sembari memperlihatkan ponselnya, yang terdapat room chat Jeffran.

"Bukan itu..." Ujar Jeffran sembari menghela nafas panjang. "Aku mengirimimu banyak pesan saat setelah kau menghilang, dan setelah beberapa hari baru aku lihat dua centang biru pada pesan itu, tapi tidak di balas sama sekali. Dan aku lupa juga memasang alat pelacak pada ponselmu dulu, jadinya aku tidak bisa melacak ponselmu itu." Ucapan itu membuat Nilya sedikit menegang.

Ternyata pesan yang itu? Seketika ia ingat lelaki itu menuliskan bahwa akan menghukumnya sehingga tidak bisa berjalan selama 1 bulan. Nilya meneguk salivanya susah payah memikirkan hal itu, bahkan sekarang pangkal pahanya terasa nyeri hanya dengan memikirkannya.

"Baby?" Panggil Jeffran karena tak mendapat respon dari Nilya, Nilya segera menormalkan ekspresinya lalu menatap ke arah Jeffran dengan penuh tanya. "Kau mendengarku kan?"

"Ah! Iya aku dengar. Aku benar-benar tidak tahu siapa yang menemukan dan membaca pesan itu." Kata gadis itu mencoba meyakinkan lelaki di sampingnya.

Jeffran berdehem, membuat keadaan kembali hening, sampai senyuman menyeringai muncul dari bibir Jeffran.

"Baby." Panggil Jeffran dengan lembut, membuat Nilya menatap ke arah lelaki itu lagi, dengan pandangan penuh tanya.

"Aku sudah jarang sekali mendengarmu memanggilku dengan sebutan daddy." Ujar lelaki itu membuat kerutan pada dahi Nilya terlihat jelas.

"Lalu?" Tanya Nilya dengan polosnya.

Jeffran tetap diam dengan senyuman penuh artinya ketika memasuki sebuah parkiran gedung, dan Nilya baru menyadarinya. Ini bukan rumahnya, tapi seperti apartemen.

Dan karena sibuk dengan pikirannya itu, ia baru menyadari bahwa Jeffran kini sudah berada di sampingnya, membuka pintu untuknya.

Nilya keluar dan mengikuti Jeffran yang berjalan menuju ke dalam gedung itu. "Kita kenapa ke sini?" Tanya gadis itu lalu menatap tangannya yang di gandeng oleh Jeffran, lalu mengarahkan seluruh pandangannya ke arah lelaki ini.

Jeffran hanya diam, sembari menatapnya dengan senyuman. "Apa kau lupa? Kita sering kemari, dan menghabiskan waktu berdua." Ujarnya dengan santai, dan memasuki lift. Menekan tombol berangka 5 lalu kembali menatap ke arah gadisnya, yang tampak kebingungan.

"Hm, sepertinya kecelakaan itu membuat beberapa ingatanku menghilang." Sangkalnya, karena tentu saja ia tidak tahu. Ia Lizzie Swansea saat ini dan yang dulu itu adalah Cannilya Lizzianna.

Jeffran menatapnya khawatir. "Tapi kau tidak apa-apa, kan?" Nilya ikut menatapnya, membuat tatapan mereka bertemu. Gadis itu tersenyum lembut, dan mengangguk singkat.

"Kau tenang saja, aku tidak apa-apa dan itu sama sekali tidak mengangguku." Jeffran bernafas lega mendengar itu, ia mengelus lembut rambut gadis itu, sampai pada akhirnya pintu lift terbuka.

Jeffran langsung menarik lembut tangan gadis itu menuju sebuah apartemen, menekan pin dan menggunakan sidik jarinya agar bisa masuk ke dalam apartemen tersebut.

Masuk ke sana, Nilya langsung bisa melihat kerapian dari apartemen ini, bersih, rapi dengan gaya klasik nan elegan yang membuatnya betah.

"Kau ingin cookies dan susu?" Tanya Jeffran setelah mempersilahkan gadis itu duduk, ia juga bersiap untuk pergi ke dapur. Setelah mendapat anggukan kepala dari sang empu, ia segera pergi ke dapur dan membawa kembali sepiring cookies juga segelas susu.

Obsessed With You [Pre-Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang