⚠️ Warning. Lots of harsh words, contains obsession, kissing, sistercomplex, blood scenes ⚠️
***
Bukannya kecanggungan yang terjadi di meja makan, mereka malahan terlihat sok akrab dengan Nilya.
Gadis itu juga dengan senang hati berinteraksi dengan mereka, bukannya apa tapi ia pernah membaca tentang sistercomplex dan akan mengikuti metode yang dilakukan si pemeran utama wanita terhadap Kakaknya.
Jika tidak, ya sudah bunuh saja. Memangnya berani? Hehehe, enggak! Siapa juga yang berani dengan kedua lelaki tampan di depannya, baru melihat tatapan tajam mereka saja sudah ia pastikan bahwa mereka bisa menjadi sangat kejam.
"Kak, Mami sama Papi udah pergi ke kantor ya?" Tanyanya kepada kedua orang di depannya ini, keduanya tersenyum menanggapi.
"Iya, honey." Jawab Sagara, ya jika di bandingkan, Sagara lah yang sedikit lebih hangat daripada Kaezar. Jadi tidak perlu heran.
"Kita tetap bakalan di rumah kok, jagain kamu." Shit! Nilya hanya bisa tersenyum saja mendengar ucapan Kaezar, berbeda dengan hatinya yang serasa ingin mengutuk kedua orang itu.
Gadis itu kembali melanjutkan makannya, menghiraukan tatapan mata dari kedua orang lelaki itu. Ya, selama tidak ada kedua orang tuanya, mereka bisa sedikit bebas, seperti melanggar aturan untuk tidak berbicara saat berada di meja makan.
Mereka sudah selesai makan, dan kali ini kedua orang itu tengah mengajak adik mereka berjalan-jalan di belakang rumah, yang memiliki danau kecil di sana.
Jika ada yang melihat, mereka pasti mengirah bahwa kedua Kakak lelaki itu sangatlah menyayangi adik mereka, begitu juga pandangan para pelayan ketika melihat ketiganya.
Namun hanya ketiga orang itu yang tahu, apa yang sebenarnya mereka lakukan. Sedangkan Nilya, gadis itu mati-matian untuk tidak mengumpat karena pipinya terus saja di berikan kecupan saat ia hanya berbicara sedikittttt saja.
Seperti kata. "Ya."
Cup!
"Nggak."
Cup!
"Oke."
Cup!
Bahkan hanya dengan gelengan atau anggukan kepala, sudah di pastikan pipinya tetap tidak akan aman.
Nilya memandangi danau di depannya dengan mata teduhnya. Ia hanya berdiam diri, tak ada niatan untuk berbicara dengan dua Kakaknya yang masih setia duduk di sampingnya.
"Cannilya Lizzianna Velasquez, itu namamu sayang?" Tanya Kaezar yang kini tengah mengelus lembut rambut gadis itu, Nilya mengangguk.
"Papi sama Mami manggil kamu Nilya kan?" Sekali lagi Nilya menganggguk.
"Kalo gitu, Kakak bakal panggil kamu Lizzie." Nilya segara menatap ke arah Sagara yang baru saja berucap, ia tersenyum lebar dan mengangguk. Jujur saja, ia rindu saat orang-orang memanggilnya dengan namanya itu.
Mereka berdua tersenyum ketika melihat gadis itu tersenyum lebar, gadis itu sepertinya memang sudah menjadi candu kedua orang itu.
Gadis itu bahkan bisa membuat kedua batu ini tersenyum hanya karena senyuman manisnya, sudah bisa di pastikan bahwa gadis itu takkan lepas dari genggaman mereka.
***
Nilya menarik nafas lalu membuangnya, ia melakukannya beberapa kali lalu mengetuk pintu ruang kerja milik Aaron, Papinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed With You [Pre-Ending]
FantasíaGimana rasanya, jika kalian yang sedang melamun di kamar dan baru satu detik memejamkan mata, langsung tersadar di tempat yang berbeda, yang jelas-jelas bukan kamar kalian?! *** "Baby, kenapa ngelamun, hm?" Lizzie Swansea. Gadis itu menatap was-was...