19• Lucu

133 27 18
                                    

Mungkin aku yang terlalu menggebu pada rasa yang semu.

°°°

"Gue gak terima Yon!" sentak Kevas bersikukuh.

"Gue juga gak bisa ngebayangin kalo Bara sampe tahu siapa yang bikin aksi keroyokan sama dia. You know? Bara pernah bilang, satu pukulan sama dengan satu nyawa."

"Ya bagus! Itu palaknya ampe bocor bangsat! Seratus nyawa juga gue rela kalau Bara bunuh semua."

Geon lantas memukul keras kepala Kevas dengan buku paketnya.

"Pikiran Lo dangkal banget! Yang penting sekarang masalah ini Lo rahasiain dari Bara. Kita gak tahu, lawan Bara punya banyak koneksi."

"Lo pikir si Hans bakal biarin Bara mati sia-sia."

Geon mengangguk menyetujui itu, tapi ucapannya kali ini berhasil membuat Kevas diam, "Tapi Lo gak lupakan seenggak perdulinya dia ke Bara? Kalau kejadian yang gak terduga diluar kendali kita. Bokapnya Bara gak mungkin rela ngebiarin waktu tentang uangnya itu sia-sia cuma gara-gara nyelidikin masalahnya."

°°°

Flashback on.

"K--kak?" ucapan Hanin terhenti, ketika mendapati kedua sahabat Bara yang baru saja hendak menyusul ke atas rooftop.

"Bara kenapa??" Itu pertanyaan dari Kevas yang ternyata ikut menyusul setelah Hanin mengirimkan pesan pada Geon beberapa menit lalu.

"K--kepalanya berdarah.."

Geon yang nampak menyadari ketakutan Hanin tentang Bara, langsung menjauhkan Bara dari Hanin. Memberi kode pada Kevas untuk menenangkan Hanin yang terlihat berusaha melawan Phobianya.

"Lo kenapa?" kali ini Kevas yang bertanya. Hanin menggeleng berusaha menahan rasa takutnya.

Geon lantas bergegas membopong tubuh Bara hingga turun menuju ke parkiran.

"Lo gak usah ikut kalau takut," ucap Kevas menahan Hanin yang khawatir tapi tak bisa mengelak karena raut wajahnya menunjukkan ketakutan.

"M--mau nemenin Kak Bara..."

Geon mengangguk membiarkan Hanin duduk di kursi belakang bersama Bara, menjadikan paha Hanin sebagai bantal untuk kepala Bara.

"Jangan liatin darahnya!" instruksi Kevas. Hanin mengangguk ragu.

Berusaha bertanya atas rasa penasarannya Hanin kembali bersuara.

"S-sebelum ini, Kak Bara habis dikeroyok ya?" pertanyaan itu sebenarnya ditujukan Hanin pada Geon, tapi membuat Kevas ikut penasaran melihat raut wajah Geon yang nampak tahu apa penyebabnya.

"H--Hanin liat ada bekas pukulan di deket kening sebelah kiri Kak Bara dan area belakang kepalanya."

°°°

"Respa lagi?" tanya Kevas setelah melepas Bara masuk ke dalam ICU untuk mendapatkan perawatan intensif, dan menyuruh Hanin untuk sementara menunggu di depan ruangan.

Geon mengangguk, "Gue denger dari anak-anak, Respa ngerencanain ini sama Geng motornya Bang Kris."

"Bajingan!" Kevas mengumpat keras menonjok dinding di hadapannya.

"Gue udah curiga dari awal, Bara gak mungkin selemah itu! Gak mungkin cuma gara-gara dia benturin kepalanya tiba-tiba bocor."

"Hanin juga udah curiga."

Hening Untuk Bara [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang