20• Devil

134 27 24
                                    

Jika kata baik dan jahat itu sama rata, maka aku akan memilih jahat untuk selamanya.

°°°

"Menurut Lo?!"

"Kan Hanin nanya."

"Lo ngerasa gue galak?!"

"E-enggak...,"

Bara menatapnya dengan penuh intimidasi seolah-olah akan menelannya saat itu juga.

"Maksud H-hanin, Kak Bara tuh sebenernya baik tapi suka marah-marah, bentak-bentak Hanin, ngumput, berantem, emosian, tempramen terus--" Hanin menghentikan ucapannya ketika menyadari ia telah salah bicara dan mengucapkannya dengan lantas seolah-olah telah memendam itu sejak lama.

"Terus?" pancing Bara. Menyadari Hanin yang keceplosan begitu.

Hanin menggigit bibirnya, takut-takut salah bicara lagi, namun akhirnya satu kata itu keluar lagi, dengan ragu ia berkata "L--lucu."

EEH! LUCU DARI MANEH HANINDA!

"Lucu?" Bara malah mengerutkan keningnya. Penghinaan kah? Batinnya.

Hanin mengangguk samar ragu mengatakannya, "Muka Kakak baby face."

Bara tak bisa menahan smirk di bibirnya kali ini. Lucu? Sejak kapan anak penjahat ini dipuji lucu.

Babik face kali nin!!

Hanin menahan bibirnya agar tak kembali bertanya tentang kenapa Bara malah tersenyum seperti itu.

"Mata Lo rabun apa buta?"

Hanin mengusap tengkuknya ragu, "Coba Kakak ngaca, terus Kakak jawab sendiri pertanyaan Kak Bara tadi."

°°°

Bara mengutuk sial ucapan Hanin tadi. Bagaimana mungkin Iblis sepertinya dikatai lucu? Apakah dia sedang bercanda.

"Kenapa Lo?!"

"Gue yang heran ama Lo daritadi bangsat!"

Bara menatap tajam Kevas yang tengah menatapnya aneh.

"Lo abis kerasukan apa? Dari tadi ngereog muluk. Gue suruh liat cermin malah Lo pecahin, gue kasih hape Lo banting. Mau Lo apa sih Bara api?!"

Sabar Kev!

"Gue nyuruh liat kening Lo tuh bekas pukulan anak buahnya Respa!" Ucap Kevas dengan suara tinggi. Memang sehari saja tidak ribut dengan manusia api ini, mungkin rasanya pertemanan mereka kurang pas.

"Jauhin gue ama benda-benda gak guna itu!!" Ucap Bara seraya menunjuk cermin dan handphone yang baru saja Kevas ambil karena Bara membantingnya.

"Fixs sih abis ini Lo kudu dianter ke dukun buat nyabut arwah yang ngerasukin badan Lo!"

"Anjing Lo Kevas!"

"Dih gilak! Terus Lo ngapa? Benci banget keknya liat muka sendiri. Takut ngeri gegara liat muka sendiri?!"

"BANGSAT! MUKA GUE DIBILANG LUCU ANJING!"

Kevas mengernyitkan keningnya sebelum akhirnya memecahkan tawanya. Sialan memang sore-sore begini ia harus mendengar lawakan dari Bara.

"HUAHAHA! Sialan, muka cetakan setan dibilang lucu? Ngelawak Lo anjir??"

"Bukan gue yang bilang tolol!"

"Siapa anjeng? Dia ngeliat Lo waktu lagi mabok kalik, makanya samar-samar," ucap Kevas tetap memegangi perutnya karena tak kuasa memecahkan tawanya.

"HANIN!"

Hening Untuk Bara [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang