Epilog

210 17 0
                                    

Kamu asmaraloka yang amerta di bentala adiwarna tetapi terasa aksa bagiku sang niskala

[Hening Untuk Bara]

°°°

Hanin kembali membuka pintu rumahnya, setelah mendengar suara motor Bara menghilang. Hanin menatap sebuah kotak yang berada di dekat kakinya. Mengangkat nya perlahan, sebuah kotak berwarna hitam.

(Untuk gadisku, Haninda Tanara)

"Darimana Kak?"

Hanin menggerakkan kepalanya sebagai isyarat dari luar.

Rey hanya mengangguk saja, tapi tetap memperhatikan kotak yang Kakaknya bawa. Tak ingin bertanya karena tadi ia pun sebenarnya sempat mendengar suara Bara dari luar sana. Mau sekeras apa Hanin mengucapkan kata bencinya pada Bara, tapi hatinya tak pernah bisa mengelak tentang perasaannya sendiri.

Hanin menutup perlahan pintu ruang kamarnya. Awalnya ia hanya ingin membawanya untuk ia buang nanti karena takut sang Bunda melihatnya. Tapi, setelah memperhatikan lebih lama, ada perasaan penasaran yang tiba-tiba membuncah dalam dadanya.

Membuka perlahan kotak berwarna hitam itu. Yang pertama ia lihat adalah banyaknya foto dirinya yang ada di sana, Hanin terkejut karena tak tahu-menahu kapan Bara memotret-nya. Hanya satu yang ia tahu, foto ketika ia tengah mengecat kamar Bara waktu itu. Ia pun tak menyangka jika ternyata Bara masih menyimpannya karena waktu itu ia mengaku telah menghapus fotonya.

Usai melihat deretan foto-nya, Hanin beralih mengambil sebuah buku kecil berwarna hitam, terdapat tulisan kecil 'Hening Untuk Bara' disampulnya.

Hanin membukanya perlahan, deretan kata-kata manis yang Bara untai di sana. Hanin tak tahu kalau ternyata Bara bisa menjabarkan perasaannya lewat sebuah kata. Ada satu kalimat yang membuat Hanin terpaku pada katanya.

Kamu asmaraloka yang amerta di bentala adiwarna tetapi terasa aksa bagiku sang niskala.

[Hening Untuk Bara]

Hanin tak tahu apa artinya, tapi Hanin kagum pada katanya yang begitu indah.

Menutup kembali buku itu, Hanin mendapati sebuah voice recorder di sana.

Rasa penasarannya semakin besar, ia menekan tombol pada voice recorder itu dan mendengarkan apa saja yang Bara rekam di sana.

'Tes tes, halo sayang?'

'Kedengeran kan ya?'

'Emm mau ngomong apa ya? Hehe aku pun bingung, sebentar lagi kamu kan ulang tahun?'

Hanin tersenyum, ia tak mengira kalau Bara malah mengingatnya.

'Ini sebagai surprise dari aku, sederhana tapi aku mau nya ini terkesan bermakna buat kamu. Karena baru pertama kali aku lakuin.'

'Lucu ya?'

'Aku-- aku mau minta maaf karena baru jujur sekarang, kejadian waktu Rey kecelakaan itu sebenernya karena Kevas yang dijebak teman lamanya. Itu karena Respa, kamu tau kan Arespata? Dia sama aku itu musuhan di ring tinju. Aku sengaja gak bilang sejujurnya sama kamu waktu itu, k-karena berniat buat balas dendam sama Respa.'

Hanin merasakan kekecewaan itu kembali menderanya.

'Aku pernah janji bakal jelasin ini sama kamu kan?'

'Aku gak bakal larang kamu buat marah karena ini. Tapi tolong jangan jauhin aku Nin? Karena k-kamu orang pertama yang berhasil mengisi kekosongan dalam hati ku.'

'Awal mula aku berkeinginan balas dendam karena beberapa tahun lalu aku liat kamu sama Respa di tempat ring tinju. Dan Catra bilang kalau kamu itu p-pacarnya Respa waktu itu.'

'Niat pingin balas dendam itu makin besar, karena aku merasa Respa sebagai salah satu sumber kehancuran hidup ku. Akan ikut merasa hancur kalau aku miliki kamu dan j-juga hancurin hidup kamu.'

Air mata Hanin mengalir tanpa diminta. Ini sudah cukup sesak untuk ia dengar, tapi kenyataan memang selalu seberat itu untuk didengar kan?

'Tapi itu dulu, sebelum akhirnya aku sadar kalau jatuh cinta sama kamu itu adalah sebuah kebahagiaan. Kamu adalah obat atas rasa sakit ini. Kamu yang selalu menepati janji untuk nemani aku sampe sembuh. Makasih ya Anin-nya Bara?'

'Aku gak tahu gimana respon kamu setelah dengar ini. Makanya aku cuma bisa rekam suara aja. Karena ngeliat kamu kecewa dan sedih itu udah berhasil buat perasaan aku hancur.'

'Hari ini tanggal berapa ya? Sebentar ya?'

Hanin mendengar suara grasak-grusuk di sana. Lalu terdengar tawa Bara.

'Masih lama banget sebenernya ulang tahun kamu ya? Masih tiga minggu lagi. Gapapa deh kecepetan buat rekam ini karena kita gak tahu apa yang akan terjadi kedepannya kan?'

Dan insting Bara kala itu memang benar, karena hal itu juga yang membuat Hanin malah memutuskan Bara disebabkan kekecewaan nya yang teramat sangat, dimulai ketika hari dimana Arespata mengajaknya berbicara, dan menjelaskan tentang dendam mereka satu sama lain. Dan Respa mengatakan jika Bara berniat menghancurkannya melewati dia, karena mengetahui Respa masih menyimpan rasa pada cinta pertamanya itu yakni dirinya .

Lalu keesokan harinya, ia mendapati kabar dari Devon mengenai pelaku pembunuh Ayahnya tujuh tahun lalu. Berhasil membuat Hanin tanpa pikir panjang menyalahkan Bara atas semuanya, dan memutuskannya begitu saja tanpa mendengarkan penjelasan Bara sedikit pun.

Hanin kembali menangis, ia memang egois, tidak seharusnya ia begitu. Karena mengenai kesalahan Bara, pria itu pun mengakuinya. Dan perihal kesalahan Hans itu tidak ada sangkut pautnya pada Bara.

'Haninda Tanara, aku mencintaimu. Mari berjuang untuk menua bersama nantinya?'

'Maafkan semua kesalahan ku sayang. Aku akan menggantinya dengan mencintaimu setiap saat. Sepakat?'

'Jangan menyerah pada pria keras kepala ini ya?'

Hanin tak lagi bisa membendung air matanya, karena kemarin ia telah sempat menyerah untuk hubungan mereka, lama menangis Hanin  malah tertidur setelah itu.

°°°

Hanin mendapati banyak notifikasi ketika baru saja membuka handphone-nya setelah tertidur beberapa jam.

Kecelakaan sore ini, [kamis, 17 Juli (17:07)]

Diketahui korban seorang remaja laki-laki, yang mengenakan motor xxxztgg ditabrak oleh sebuah truk yang diduga mengalami rem blong.

Itu sebuah berita yang Hanin dapatkan dari kiriman Elisya, lalu Hanin mendapatkan panggilan telpon dari Elisya.

"Nin kecelakaan itu korbannya punya nomor p-plat yang sama kayak motor Kak B-Bara."

Deg!

°°°

Cukup ya Epilog-nya? cuma mau memperjelas permasalahan mereka aja yang bikin Hanin malah mutusin Bara.

Masih siap baca satu Part lagi bagian Extra Part?

Ditunggu yang baca Part ini sampe 2k dulu ya😭😭

Mau tanya dong sepanjang baca cerita HUB, bagian Part mana yang membekas banget di kalian??

Sindi Amanda
Bengkulu, 18 Juli 2023

Hening Untuk Bara [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang