Kita akan saling mengerti, jika pernah mengalami rasa sakit yang sama
°°°
"Kak Bara?"
"Sekali lagi Lo ngomong gue tinggalin di sini!"
Jahat emang!
Hanin diam, tapi jujur saja bibirnya tak sanggup diam saja.
"Kak--"
Bara benar-benar menghentikan laju motornya.
Hanin mencengkram erat ujung baju Bara ketika Bara mengerem mendadak.
"Turun!"
Hanin diam, di belakang panggung Bara ia menggeleng keras. Bagaimana mungkin Bara ingin menurunkannya di jalanan sepih begini? Tega sekali!
"TURUN!!"
Panik, Hanin segera turun. Takut-takut daripada Bara menurunkannya secara langsung.
"Gue benci cewek cerewet!" setelah berkata sarkas begitu, Bara mengabaikan Hanin dan pergi begitu saja. Benar-benar meninggalkan Hanin di jalanan sepih.
Hanin mengutuk keras motor Bara berharap nanti motor kampret itu menabrak bebek, biar Bara tau rasanya!
"Eh!" Hanin baru sadar ia masih mengenakan helm. Double shit!
Ini bagaimana jadinya? Pakai helm dengan motor kasat mata kah??
°°°
Kak Bara
[dtg kesini (📍loc.blabla)]
[gplma!]
18.53Hanin mengerutkan kening, baru tahu tulisan gplma.
"Ini maksudnya aposih? Hanin gak paham Barbara Apiiii!"
Hanin beranjak meraih jaketnya, lalu bergegas keluar dari kamar. Menghampiri Rey yang berada di ruang tv.
"Bunda belum pulang?"
Rey menggeleng, seraya menatap Kakaknya dari atas sampai bawah, Hanin gugup sendiri, "Kakak mau kemana?" tanya nya menyelidik.
Hanin menggaruk tengkuknya pelan, "Ke minimarket bentar beli cemilan, mau nitip?"
"Gak usah, ntar Bunda nyariin."
"Gak lama kok, sejam doang ntar balik lagi. Bilang ke Bunda gak usah khawatir ya ya ya?"
"Gak boleh--" ucapan Rey terhenti ketika Hanin langsung menyambar pipi adiknya lalu bergegas pergi. Sebelum Rey mengamuk. Sebab semenjak beranjak remaja, Rey sudah malas diciumi.
Rey menatap kesal pada pintu yang Hanin tutup.
Punya pacar gak effort!
°°°
Hanin berlari tergesa setelah turun dari ojek online yang tadi ia pesan.
Bara menatapnya sengit.
"Lo gak baca pesan terakhir gue hah?!"
Hanin meringis, pesan apa coba?
"Bentar Kak..." ucapnya menyela lalu memeriksa pesan dari Bara. Tak ada pesan baru, lantas ia mendongak menatap Bara yang telah berapi-api, "G--gak ada Kak..." cicitnya.
Hal itu sontak memancing emosi Bara.
"Lo buta?! Baca chat dari gue gak keliatan?!" tabahkanlah hati Hanin.
Hanin diam menunduk, kalau dia tau jika datang kesini hanya untuk dimarahi mending tidak udah datang!
"Gue udah bilang, gak pake lama!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hening Untuk Bara [TERBIT]
Teen FictionKamu asmaraloka yang amerta di bentala adiwarna tetapi terasa aksa bagiku sang niskala [Hening Untuk Bara] °°° Bara, remaja dengan keheningan dalam hidupnya, dibelenggu oleh luka basah yang menganga yang membuatnya kecewa atas rasa saling cinta. Tap...