30• Mama

135 13 1
                                    

Pada akhirnya kebencian itu akan memupuk penyesalan teramat dalam.

°°°

Seorang wanita dengan usia di atas dua puluh tahunan itu memasuki ruangan milik Bos nya dengan tergesa.

"Maaf Pak?"

Hans yang sibuk dengan berkasnya mengangkat kepalanya angkuh, tanpa bertanya sekretarisnya paham apa maksudnya.

"Bapak Erga Dirgantara ingin bertemu Bapak."

Hans menghentikan pekerjaannya sejenak menatap penuh pada sekretarisnya yang terlihat cemas.

"Dengan keperluan apa?"

Sekretarisnya menunduk tak berani menatap wajah Hans terlalu lama, "P-pribadi Pak."

Hans mengabaikannya kembali fokus pada pekerjaannya," Katakan pada Erga Dirgantara, waktu saya terlalu mahal!"

Tanpa membantah wanita itu mengangguk bergegas pergi. Namun, baru saja hendak menarik pintunya. Ia dikejutkan kedatangan Erga yang menerobos masuk.

Sekretaris Hans nampak hendak menahan langkah Erga. Hans menahan dengan instruksi gerakan tangannya.

" Jika selama 20 menit dia tidak kunjung keluar, panggil security untuk seret penghambat uang Saya!" itu perintah dan wanita itu mengangguk lalu keluar bersiap memasang alarm jika waktu yang Bos nya perintahkan melebihi batas waktu maka tamat sudah riwayatnya.

Hans masih nampak santai, merasa seolah tak terganggu pada kotoran penghambat pekerjaannya. Lalu berbicara, "Ada keperluan apa Bapak Erga Dirgantara yang terhormat!"

"Kita bicarakan tentang Lia!"

Hans menatap Erga dengan datar, "Saya tidak perduli, jika tidak ada perbincangan lainnya. Silahkan keluar, lanjutkan hari Anda yang lebih menyenangkan!"

Erga tak menyerah begitu saja, ia berusaha mengontrol emosinya. Hans Gradient Alaksa adalah pria keras kepala, yang tidak akan sudi menghabiskan waktunya dengan emosi. Karena dalam kehidupannya hanya berputar kata, time is many dan abaikan semua penghambat kinerja uangmu.

Erga merendahkan dirinya, menunduk dalam menatap lantai ruangan Hans, "D-demi kebaikan semuanya Hans, termasuk Putra mu."

Hans menghentikan tangannya yang sejak tadi sibuk pada semua pekerjaannya.

°°°

"Mas aku minta maaf?"

Erga menahan tangan kekasihnya, lalu menyimpul senyum tipis, "Minta maaf kenapa hm?"

"A- aku akan menikah." ucapan itu seolah menghantam dada Erga.

Erga malah terkekeh pelan ia tahu Lia hanya berbohong, "Gak usah bercanda sayang, ulang tahun ku masih lama!" Erga seolah menegaskan tiap katanya. Mana ada kekasihnya yang begitu mencintainya tiba-tiba mengatakan itu?

Relia dengan ragu menyodorkan sebuah alat tes kehamilan pada Erga. Untuk ini, Erga tak lagi memancarkan senyumnya, "GAK LUCU!"

"A- aku akan menikah dengan Mas Hans minggu depan, ini kecelakaan Mas. Dan aku harap Mas mengerti."

Erga tak terima, "Aku akan temui Hans sekarang juga!" Erga hendak beranjak, Lia kembali menahan tangan pria yang ia cintai.

"L-lepaskan aku Mas, biar kami bertanggung jawab atas kesalahan ini."

"KAMU MILIK KU LIA!"

Lia menggeleng pelan, "Bahkan orangtua mu gak pernah nerima aku Mas. Ini adalah jalan terbaiknya."

Hening Untuk Bara [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang