Kisah ini mungkin berakhir sampai di sini, tapi tidak dengan semua kenangannya yang akan selalu membekas dalam ingatan.
°°°
Suara sirine menggema sepanjang jalan menuju rumah sakit. Berita kecelakaan sore itu berhasil menggemparkan jagat dunia maya. Berita mengejutkan dengan korban seorang remaja laki-laki yang belum diketahui identitasnya karena wajahnya yang dipenuhi darah.
Rumah sakit yang riuh karena informasi itu telah bersiap siaga sejak beberapa waktu lalu. Karena pasien kecelakaan kali ini yang tengah marak dibicarakan beberapa waktu lalu. Diketahui pelaku sang supir truk mengalami rem blong. Dan sudah memperingati remaja itu dengan klakson beberapa kali, namun tak kunjung menyingkir.
Tubuh Bara yang berlumuran darah langsung saja segera ditangani pihak medis.
Berita itu pun sampai ke telinga Hanin, setelah mendapati pesan dari Elisya mengenai potret motor yang memiliki nomor plat yang sama dengan motor Bara.
Hanin yang semula berusaha acuh dan merasa hanya kebetulan saja. Malah dibuat kaku setelah membuka pesan Bara beberapa saat lalu, berisi potret laut yang tempatnya tidak begitu jauh dari lokasi kecelakaan.
Jantung Hanin berdebar cepat. Tidak mungkin!
Hanin masih berusaha berpikir jernih. Keluar dari kamarnya dengan begitu tergesa ia telah mendapati Geon yang tengah duduk bersama Bunda-nya di kursi ruang tamu.
Bunda Farah lantas memeluk erat tubuh Putrinya. Menenangkannya, sebelum akhirnya pergi tergesa bersama Geon.
Sepanjang jalan, Hanin berusaha berpikir positif tentang apapun yang terjadi. Tapi mengingat video yang viral mengenai kejadian na'as itu. Dada Hanin terasa diremat erat oleh benda tak kasat mata.
Apakah seharusnya ia menghentikan Bara tadi?
Geon mengelus lembut tangan Hanin, menggenggamnya dan menguatkannya. Dalam hati mereka masing-masing berharap hal baik itu datang pada Bara.
Bara pantas bahagia, tapi kenapa takdir selalu mempermainkannya, menyiksanya hingga menyisahkan sakit yang teramat sangat saja.
Hanin berlari sesampainya di rumah sakit, berlarian disepanjang koridor rumah sakit, berharap Bara-nya akan baik-baik saja. Bersama dengan Geon yang menyusulnya hingga sampai di ruangan IGD. Kevas dan Elisya telah berada di sana.
Hanin segera disambut pelukan dari Elisya yang ikut terpukul atas kejadian yang menimpa Bara.
"Kak B-bara c-ca..."
"Semua bakal baik-baik aja nin."
Kevas yang berada di sana juga merasakan perasaan sakitnya bersamaan dengan Geon yang ikut berdiri di sampingnya. Kedua orang itu berdoa dan benar-benar berharap Tuhan mengabulkan keinginan mereka.
"Bakal baik-baik aja As."
"B-bara kuat Yon!"
"Iya."
"D-dia gak bakal nyerah gitu aja kan Yon?"
Geon tak menjawab, menatap ruangan IGD itu dengan penuh harap. Tangisan Hanin bersama Elisya saja sudah berhasil membuat mereka dilanda gelisah.
Geon menggenggam tangan Hanin sekali lagi, menariknya hingga kini berada dalam pelukannya. Ia tahu ketakutan Hanin, ia tahu permasalahan mereka hingga Bara mungkin ingin menyerah karena itu.
"S-seharusnya tadi aku larang Kak Bara kan Kak?"
Geon mengusap perlahan kepala Hanin.
"Bara lagi berusaha nin, kuatin dia lewat do'a. Bara gak bakal seneng liat Lo yang sedih begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hening Untuk Bara [TERBIT]
Novela JuvenilKamu asmaraloka yang amerta di bentala adiwarna tetapi terasa aksa bagiku sang niskala [Hening Untuk Bara] °°° Bara, remaja dengan keheningan dalam hidupnya, dibelenggu oleh luka basah yang menganga yang membuatnya kecewa atas rasa saling cinta. Tap...