Sekolah

30 2 0
                                    

Happy reading:)

Matahari sudah mulai muncul, lewat jendela gorden cahaya nya mengenai seorang gadis yang masih terlelap tidur tanpa merasa terganggu sama sekali.

Tok tok tok!

"Anaa bangun sayang nanti kamu kesiangan loh." Ujar bunda Ana yang bernama Naya dengan lembut.

Tidak mendengar jawaban dari putri nya sang ibunda langsung masuk dan mengelus kepala Ana yang masih nyaman dalam selimut tebal nya.

"Ana cepet bangun kamu mau ditinggalin Zidan lagi?" Naya menarik selimut Ana agar gadis itu bangun.

"Enggh bentar lagi bun Ana masih ngantuk loh ini." Saut Ana dengan masih menutup matanya.

"Sekarang Ana! Kamu mau kucing kamu bunda donasiin ke panti asuhan hah?" Ancam Naya agar putri nya itu bangun.

Mendengar hal itu Ana berdiri kelimpungan . "GAMAUU BUNDAA MASA KUCING AKU YANG GEMOY ITU MAU BUNDA DONASIIN ,JAHAT BANGET IHHH."

Naya menutup telinga nya saat suara putri nya yang sangat keras masuk ke gendang telinga nya."Yaudah sana mandi cepet, nanti keburu Zidan dateng."

Seketika Ana  teringat ucapan Zidan semalam kalau dia terlambat nanti di botakin .

Ihh gamauu ahh nanti kayak tuyul lagi.

Ana segera berlari menuju kamar mandi untuk melakukan ritual pagi nya. Setelah selesai dengan seragam nya Ana turun kebawah dan mendapati ayah dan bunda nya yang sudah duduk rapi di kursi masing masing.

"Pagi ayaah " teriak Ana sembari mengecup pipi ayah nya sekilas.

Bagaskara yang melihat kedatangan putri nya meletak kan koran dan menyesap kopi nya."Morning putri ayah , ayoo sarapan nanti telat".

"Siap kapten." Saut Ana sambil memperagakan hormat membuat bagaskara terkekeh kecil.

"Jangan cium cium ayah kamu, dia itu suami bunda ..."

"Ciee bunda cemburu , kan dia jugaa papa akuu looh wleek." Ana menjulurkan lidah nya guna meledek bunda nya.

"Sudah sudah mari sarapan, jangan ribut terus bidadari ku." Titah ayah menengahi nya sambil tersenyum tipis melihat kelakuan keduanya.

Setelah menghabis kan sepiring nasi goreng lengkap dengan telur nya, Ana segera pamit karena terdengar suara motor dari luar, siapa lagi kalau bukan Zidan.

"Bun, Yah , Ana pamit dulu ya idan udah dateng byee ." Ana  menyalimi ayah dan bunda nya, dan berlalu menuju depan rumah.

"Iyaa hati hati, bilangin sama Zidan jangan ngebut ngebut ." Teriak ayah.

Ana hanya memberikan jempol nya ke atas dan buru- buru menghampiri sang kekasih yang sudah rapi bersandar di motor kesayangan nya yang berwarna hitam itu.

"Hai ganteng." Sapa Ana cengengesan.

"Centil banget , pacar nya siapa sih ini?" Tanya Zidan sembari menoel noel pipi Ana.

"Pacar nya Zidan Erlangga dong." Saut Ana tersenyum.

"Aduh neng pagi- pagi udah bikin iri ajaa ." Ucap pak slamet yang sedang mengaduk kopi nya.

"Bapak mau juga ga? Tapi sama janda sebelah ,body nya aduhai." Celutuk Ana memainkan tali tas nya.

"Engga mau atuh neng, nanti bini saya marah lagi." Ujar Pak slamet cengengesan.

"Aah bapak beneran gamau nih." Tanya Ana yang menaikan alis nya tersenyum meledek.

"Mau neng, sesekali boleh lah yaa." Saut pak Slamet sambil tertawa.

My Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang