Kepergok

7 1 0
                                    

Happy reading;)

Braak!

Ara menutup pintu ruang rawat Ana kembali membuat ketiga pemuda yang di depan nya menjadi bingung.

"Kenapa lo tutup lagi?" Tanya Alan penasaran.

"Anu Zidan lagi cium Ana." Lirih Ara memandangi ketiga pemuda tersebut.
Alan segera membuka pintu dan melihat Ana yang tengah senyum-senyum malu dengan pipi yang merah seperti tomat.

Keynan menonjok pelan bahu Zidan. "Ga tau tempat lo."
Sedangkan Zidan hanya memutar bola mata malas enggan menanggapi ucapan sahabat nya itu.

Ana yang malu bertambah semakin malu akibat terciduk oleh teman-teman nya. "Ara ngapain bengong aja, sini." Pinta Ana mengalihkan kegugupan nya.

Ara lantas mendekat ke ranjang Ana setelah dia meletak kan tas nya di atas sofa yang tersedia di ruang inap Ana.
"Gimana keadaan lo?"

Ana menoleh melihat wajah Ara yang menunjukkan kekhawatiran. "Udah mendingan kok, besok udah bisa pulang kata dokter." Ujar Ana dengan ceria.

"Kalau lo gada, sekolah hambar cil." Celutuk Keynan dengan tampang melas yang di pelototi oleh Zidan.

"Bener tuh." Setuju Alan sembari memakan buah yang berada di nakas.
Rasyid pun juga sama menikmati makanan Ana tanpa tau malu sedikit pun.

"Makan mulu lo, bawa buah tangan enggak." Sinis Zidan menjitak kepala kedua nya.

Shhh

Ringis Alan memegangi dahi nya yang memerah "yaelah lupa kita tadi, besok deh gue traktir di kantin. Gimana? Tanya Alan menaik turunkan alis nya menggoda Ana.

Ana mengangguk setuju dan tersenyum lebar. " Okeyy seminggu ya Alan." Cengir Ana.

"Bisa bangkrut gue cil." Melas Alan seraya duduk di sofa.
Rasyid tertawa melihat tampang Alan seperti tikus kejepit, sepet.

"Eh kita pulang duluan ya, udah sore nih." Celutuk Keynan yang di angguki semua nya.

Ana membalas dengan anggukan. "Hati hati di jalan man teman."

"Sip"

Mereka bertiga keluar dari ruangan menyisakan Ara dan Ana saja, karena Zidan juga ikut keluar, katanya mau ke kantin.

"Gimana sekolah? Pasti Ana banyak ketinggalan materi ya?" Ucap Ana melas.

"Lumayan sih, ntar pake catatan gue aja buat lengkapi tugas lo yang tertinggal. Saut Ara tersenyum.

Ana ikut tersenyum dia bahagia memiliki sahabat seperti Ara. "Makasiiih bestii."

Ara tergelak " santai aja kali, kek sama siapa aja lo, gue pulang ya ibu gue udah nelpon nih." Ara bangkit dan mengambil tas nya.

"Hati hati ya, titip salam sama ibu."

"Oke nanti gue sampein." Ara berjalan keluar dan menutup pintu ruang rawat Ana kembali.

Ana mengedarkan pandangan nya, dia menghela napas kasar, ruang inap sangat membosan kan menurut nya, Ana merindukan kasur kesayangan nya dan juga moci.

*******
Derap langkah ketukan sepatu menggema di ruangan yang terbilang sepi itu. Seorang gadis tersenyum miring sembari meneguk alkohol yang berada di dalam gelas, kuku lentik nya mengetuk ngetuk gelas dan mencengkeram nya erat.

"Mampus lo, ini belum seberapa, tunggu tanggal main nya dan gue pastikan lo akan hilang dari bumi." Desis gadis tersebut meninggal kan apartemen nya.

Sedangkan di tempat lain ada Keynan yang mendorong motor nya dengan menggerutu kesal .
"Apes banget gue, ngapain lo pake ngambek segala sih joko..." Keynan mengetuk pelan kepala motor nya yang di beri nama joko.

Keynan mengedarkan pandangan nya, langit sudah mulai gelap menandakan sebentar lagi hari akan berganti malam.
Keynan menyipitkan matanya saat dia melihat sekilas orang yang sangat dia kenal.

Keynan berlari menuju kedua orang tersebut yang tengah asik bercengkrama, tapi sayang nya terlambat orang tersebut sudah lebih dahulu memasuki mobil.

Keynan menerka nerka sedang apa Ara dengan pria yang mungkin sudah berumur 50 tahunan, apakah mungkin om nya? Tetapi kenapa Ara harus berdandan sangat seksi? Entah lah Keynan mengacak rambut nya gusar dan berlalu pulang mengistirahat kan otak nya.

*****
Drt drt drt

Zidan mengambil ponsel nya yang berada di nakas dan ternyata Aca lah yang menelpon nya, Zidan melirik sebentar ke arah Ana yang menyerngitkan dahi nya bingung.

"Haloo ada apa ca?" Ana memutar bola mata nya malas saat mengetahui yang menghubungi sang kekasih adalah SAHABAT nya.

"Hiks.. hiks.. kamuu bisa kesini gak? Kepala aku pusing banget ,disini lampu aku juga mati, aku takut erlaa..."

"Oke jangan panik gue kesana sekarang"

Dengan gusar Zidan mendekati Ana yang sudah memasang wajah garang nya. Zidan meringis sebentar dan mengusap kepala Ana dengan sayang.

"Aku ke apart Aca ya sayang, dia sakit lampu nya juga mati gapapa kan?."

Ana menepis tangan Zidan yang berada di kepala nya.
"Trus kamu tega ninggalin aku? Aku juga sakit loh."

"Kan udah ada bunda ,bentar lagi juga balik kesini." Ujar Zidan memberi pengertian.

Ana berdecak kesal. "Terserah kamu." Ana menutup badan nya dengan selimut sampai kepala hingga tidak ada yang terlihat.

"Yaudah aku pergi ya, cepat sembuh." Ujar Zidan berlalu dari ruangan Ana.

Ana terisak pelan memegangi dada nya. " sakit banget, kenapa sih dari banyak nya manusia harus dia yang di prioritasin idan hiks..." gumam Ana lirih.

"Kamu kenapa sayang , ada yang sakit? Bilang sama bunda.." Naya menyibak kain yang membungkus seluruh tubuh putri nya, dia sangat khawatir melihat Ana yang sudah berderai air mata.

"Bundaa mau peluk." Ucap Ana merentangkan tangan nya.

Dengan senang hati Naya membawa Ana ke dalam pelukan nya. "Cerita aja sama bunda, kamu berantem ya sama Zidan?"

Dengan sesenggukan Ana menceritakan semuanya dari Aca yang kembali sampai Zidan yang lebih mementingkan Aca dari pada Ana kekasih nya sendiri.

Naya mengusap air mata putri nya dengan lembut. " udah gausah nangis lagi, kalau kamu udah capek bilang sama bunda, kita pergi jauh² dari orang yang nyakitin kamu."

Ana terharu mendengar bunda nya yang amat mengerti diri nya. " sayang bunda banyak banyak."

Naya tersenyum dan mengusap kepala Ana dengan sayang. " bunda lebih."

"Bun Ana mau pulang malam ini yaa yaaa yaa." Ujar Ana menampilkan pupy eyes nya.

Naya yang tidak tega, segera mengangguk kan kepala nya membuat Ana memekik kesenengan.

"Ana bosen tau bun, disini ga asik bau obat obat an."

Naya terkekeh kecil." Ya iyalah nama nya juga rumah sakit.

******

Zidan membuka pintu apartemen Aca dan melihat sekeliling kamar gadis itu yang sangat gelap.

"Caa... kamu dimana?"

"Aku disini erlaa." Lirih Aca.

Zidan menyalakan flash hp nya dan menemukan Aca yang tengah meringkuk ketakutan, dengan segera Zidan masuk ke dalam selimut dan memeluk Aca dengan erat.

"Tenang yaa, aku udah ada disini, jangan takut lagi." Ucap Zidan mengelus kepala Aca.

Aca tersenyum dan mengeratkan pelukan nya. "Makasih Erlaa."

Kedua nya terlelap dengan saling berpelukan dan tidak menyadari ada hati yang sudah kembali terluka.

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YA GUYS ,BIAR TAMBAH SEMANGAT😁

SEE YOUU BABYE❤

My Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang