Amnesia?

6 1 0
                                    

Happy reading;)

Setelah menempuh perjalan yang memakan waktu, akhir nya Zidan sampai di rumah sakit Pelita kasih tempat gadis nya di rawat.

Zidan berjalan tergesa gesa menuju ruangan Ana yang telah dia dapat dari resepsionis. Zidan terdiam melihat sudah ada mama nya , Bunda naya dan juga teman teman nya di sana.

Zidan berjalan pelan ke arah mereka yang tengah menangis , bahkan Keynan pun juga menitik kan air mata nya. Alan bersama Rasyid terduduk diam bersandar menutup mata nya.
Di sebelah nya ada Ara yang menangis berpelukan dengan Naya. Mama zidan senantiasa mengusap punggung Naya.

"Ana gimana bund?" Tanya Zidan bergetar menahan tangis.

Semua orang menoleh ke arah Zidan.
"Dari mana aja sih lo bangsat." Geram Alan menatap tajam Zidan.
Sedang kan sang empu hanya terdiam kaku merutuki kesalahan nya.

"Ana masih di dalam." Ucap Naya yang menangis tersedu sedu.
Sedangkan Bagaskara sedang di luar kota, Sehingga tidak bisa pulang mengunjungi putri nya.

Zidan melihat banyak nya dokter yang menangani Ana di dalam sana.
Pundak Zidan di usap Anita agar lelaki itu tenang. Zidan memeluk mama nya dan menumpah kan tangisan nya. Dia sangat takut kehilangan gadis nya.

Naya berdiri saat dokter membuka pintu. "Gimana keadaan anak saya dok? Tanya Naya dengan cemas.

"Putri ibuk sudah melewati masa kritis nya. Dan sekarang sedang istirahat." Ucap dokter tersebut dan berpamitan untuk pergi.

Naya masuk ke dalam melihat sang putri yang terbaring lemah dengan perban di kepala nya.

Zidan merasa sesak di dada nya melihat Ana yang banyak mendapat luka.

Naya berpamitan pulang kerumah untuk mengambil peralatan yang dibutuh kan putri nya. Dia pergi bersama Anita.

Di ruangan ini hanya tersisa Zidan bersama para sahabat nya.
"Lo tau siapa pelaku nya?" Tanya Zidan mengepal kan tangan nya.

Alan menggeleng. "Yang jelas dia pake mobil sedan hitam, sayang nya gue ga liat plat nya berapa." Saut Zidan menunduk lesu.

Rasyid menepuk bahu Alan berusaha menenangkan nya.

"Nyesel gue pulang duluan." Celutuk Ara mengelus tangan Ana yang tidak di infus.

Keynan melirik Ara sekilas dan mengalihkan pandangan nya saat Ara menatap nya balik.

Zidan menghembuskan nafas nya dan mengelus tangan Ana yang sangat halus seperti bayi.

Ana mengerjap kan mata nya. Dan melihat sekeliling ruangan yang begitu asing.

Zidan yang melihat Ana terbangun merasa sangat bahagia.
"Mana yang sakit sayang?"

"Aku minta maaf udah ninggalin kamu tadi." Sesal Zidan menggenggam tangan Ana erat.

Begitu pun dengan yang lain, mereka juga tersenyum lega melihat Ana yang sudah bangun.

"Tau ga, Keynan nangis gegara lo." Celutuk Alan mengejek Keynan.

"Lo juga nangis." Bantah Keynan mendengus sebal.

Ana menyerngitkan dahi nya.
"Kalian siapa?" Tanya Ana heran melihat sekeliling nya.
Zidan terdiam sesaat. "Kamu beneran ga tau aku? Aku Zidan pacar kamu." Ucap nya lagi dengan suara bergetar. Tidak mungkin kan Ana nya amnesia?

Ana menggelengkan kepala nya. "Aku gatau." Lirih Ana.

Semua orang yang ada di sana terdiam mencerna semua nya.
"Lo lupain kita?" Tanya Ara yang kembali menitik kan air mata nya.

My Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang