Happy reading;)
"Panggilan kepada Zidan Erlangga harap segera menuju ke ruang bk, sekian terima kasih".
********
"Aku ikut." Celutuk Ana melihat Zidan yang sudah bersiap siap pergi ke ruang bk. "Gausah lo ke kelas aja, bel masuk udah bunyi."Ana cemberut dan menahan lengan Zidan. Membuat Zidan menahan senyum nya karena gadis nya sangat imut jika begini.
"Nanti gue beliin es cream pulang sekolah." Mendengar hal itu mata Ana berbinar binar dan mengangkat jari kelingking nya.
"Janji yaa?""Janji." Zidan tersenyum dan menautkan kelingking nya, Ana lantas pergi menuju kelas nya dengan tersenyum lebar.
Begitupun dengan Zidan melangkah kan kaki nya menuju ruang bk, mungkin karena kejadian di kantin tadi pikir nya.
Ana bersenandung ria di tengah perjalanan, dia menyerngit kan dahi nya saat melihat Mita yang sedang menelepon dengan seseorang, ekspresi wajah nya sangat kentara jika dia sangat cemas. Mita yang menyadari ada seseorang di dekat nya lantas melirik Ana sinis dan berlalu dari sana.
Ana mengedik kan bahu nya acuh dan masuk ke dalam kelas yang ternyata sudah ada buk Lidia di dalam nya.
"Maaf buk, saya terlambat tadi ke uks dulu sakit perut." Cengir Ana membuat sang guru mengangguk kan kepala nya, pertanda di izin kan masuk.
Ana melirik Ara yang tengah termenung dan menyenggol nya pelan.
"Kamu kenapa?" Bisik Ana hati hati takut ketauan guru.Ara menghela napas dan menggeleng kan kepala nya.
"Yaudah kalau kamu mau cerita, aku siap kok dengerin kapan pun." Ujar Ana menelungkupkan kepala nya."Iya." Ara menatap Ana dengan pandangan yang sulit di artikan dan mengalihkan pandangan nya ke arah buk Lidia yang tengah menjelaskan pelajaran.
********
Disini lah Zidan berada sekarang, duduk menyandarkan badan nya di sebuah bangku yang berada di ruang keramat ini, ruang BK.
"Bisa kamu jelasin, kenapa Arya babak belur seperti itu? Tegas pak Setyo selaku guru Bk.Kedua orang tua Arya menatap tajam ke arah Zidan yang memasang wajah datar nya.
"Dia duluan yang mulai." Celutuk Zidan setelah lama terdiam."Tapi apakah pantas kamu memukuli anak saya hingga masuk rumah sakit?." Geram Abraham yang tak lain ayah dari Arya.
Pinka mengusap lengan suami nya agar tidak menimbul kan keributan lagi.
Zidan hanya diam, dia juga mengakui ini juga salah nya."Baiklah kamu di skor selama tiga hari." Ucap pak Setyo memberikan surat tersebut kepada Zidan.
"Baik." Zidan berlalu meninggalkan ruangan tersebut tanpa sepatah kata pun lagi, dia juga tidak berniat meminta maaf pada orang tua nya Arya. Karena Arya juga bersalah di kasus ini.
Pak Setyo memijit pelipis nya.
"Maaf kan anak itu."Orang tua Arya masih memasang wajah marah dan mendengus kesal.
"Dasar anak tidak tau sopan santun."Setelah mengatakan itu mereka berdua pergi dari sana menuju rumah sakit tempat putra nya di rawat.
*******
Ana berjalan menuju parkiran dengan tergesa gesa, bel pulang sudah berbunyi, dia ingin segera menemui Zidan dan menanyakan perihal hukuman yang lelaki itu dapat.
Saat sudah diparkiran Ana mendengus kesal, dia harus ekstra sabar kali ini menghadapi sahabat nya itu.
Disana sudah ada Aca yang mengusap keringat di dahi Zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cute Girl
Fiksi RemajaSetelah sampai di pintu kamar yang ditempati Zidan, Ana mengetuk nya dan terpampang lah Zidan dan Aurel yang berada di dalam dengan kaki Aurel yang berada di atas paha Zidan. "Sayang ini ga seperti yang kamu liat." Panik Zidan melihat sang kekasih y...