Kecelakaan

4 1 0
                                    

Happy reading;)

Ana menatap Ara dengan bingung, tidak biasa nya Ara hanya diam seperti ini. Ana menyenggol lengan Ara pelan berharap gadis itu melihat nya.
Namun Ara hanya terdiam memandang papan tulis dengan kosong. Ana berbisik pelan agar tidak ketauan guru yang sedang mengajar.
Lagi lagi Ara hanya diam tak mengindah kan segala bisikan Ana.

Akhir nya Ana mengangkat tangan nya membuat semua murid menoleh ke arah nya.
"Ada apa Ana?" Tanya miss dewi bingung.

"Mm.. ini buk Ara sakit, boleh saya antar kan ke uks?" Ana memilin rok nya dengan gugup takut Miss dewi tidak mempercayai nya.

Sang guru melihat sekilas ke arah Ara yang tampak agak pucat, lantas guru tersebut mengangguk. Ana tersenyum lebar dan segera mengandeng lengan Ara yang hanya diam. Mereka berdua berjalan beriringan dengan Ana yang senantiasa memperhatikan wajah Ara yang tampak tidak ada semangat sama sekali.

Setiba nya di uks , Ana menuntun Ara duduk di brankar yang telah tersedia.
Ana memegang bahu Ara agar gadis itu menatap nya. "Kamu kenapa? Mau cerita gak?" Tanya Ana khawatir.

Ara menoleh kan pandangan nya ke arah Ana, mata gadis itu berkaca kaca dan segera memeluk Ana dengan erat, Ara menumpah kan tangisan nya di pundak Ana yang senantiasa mengelus punggung gadis tersebut.

"Hiks gue putus sama Keynan." Ucap Ara tersedu sedu.

Tentu saja Ana terkejut, bahkan kedua sejoli itu tidak ada terlihat bermasalah tetapi kenapa bisa putus sih?

"Siapa yang mutusin?

"Gue Na...."

Ana menghembuskan nafas nya. "Apa alasan nya Ra? Ana masih senantiasa mengusap punggung Ara agar sedikit lebih tenang.

"Mungkin ini yang terbaik buat gue dan dia." Ara melepaskan pelukan nya dan mengusap sisa air mata nya. Ana mengangguk mengerti dan tidak mau menanyakan nya lagi, biar lah Ara yang memberi tahu nya sendiri jika sudah tenang.

"Its okee, udah jangan sedih lagi." Hibur Ana tersenyum hangat yang dapat menular kan senyum itu kepada Ara.

"Beli moci yuk, aku yang traktir deh." Ajak Ana tersenyum lebar.
Ara mengangguk setuju dan berjalan dengan merangkul Ana sembari sesekali bercanda.

"Tau gak, masa kemarin moci aku di tepungin bunda gegara moci jatuhin kue nya, kan jahat banget." Cerita Ana dengan mendengus sebal.

Ara tertawa." Pasti moci lucu banget ya."

"Apanya yang lucu sih, semua badan nya berubah jadi putih, cuma muka nya doang yang item , seperti ikan gosong." Dengus Ana tetapi dia juga ikut terkekeh.

"Ada ada aja bunda lo." Celutuk Ara tertawa miris.

Dia tidak bisa menghabiskan waktu nya bercanda bersama ibu nya, karena terus terusan sakit. Lain dengan Ana yang memiliki keluarga yang harmonis.

*****
Sesampai nya di kantin, mereka memilih berbagai moci yang beraneka rasa. Setelah membayar, mereka memutuskan menyantap es cream tersebut di taman belakang.

Ana menyipitkan mata nya melihat Mita yang sedang menelepon seseorang dengan wajah yang serius.
"Itu Mita ga sih?" Tanya Ana menunjuk gadis yang tengah menggerutu kesal.

Ara mengalihkan pandangan nya menuju telunjuk Ana, dia mengangguk membenar kan ucapan Ana.
"Ngapain tuh orang pake ngumpat segala." Bingung Ara melihat Mita yang berlalu dari sana.

Ana mengedik kan bahu nya Acuh, dan kembali menyantap semua es cream nya begitupun dengan Ara.

******
Di lain tempat ada seorang lelaki berbadan besar, terdapat tato di lengan nya yang bergambar bunga mawar.

My Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang