Pergi

7 1 0
                                    

Naya mengusap surai Ana yang berwarna coklat dengan sayang. "Kamu yakin An?" Tanya Naya untuk kesekian kali nya. Ya hari ini Ana akan berangkat ke London tempat Uncle Stefen.

Ana tersenyum menenangkan bunda nya. "Bunda tenang aja, aku pasti baik-baik aja disana, kalau bunda kangen kita kan masih bisa vidcall." Ujar Ana mengusap lengan Naya yang membawa koper Ana.

Naya menghela napas, jujur dia tidak sanggup berjauhan dengan putri semata wayang nya, tapi mau bagaimana lagi, ini sudah keputusan Ana, Naya selalu mendukung akan kebahagiaan putri nya, toh percuma saja jika Ana berada disini dia pasti akan merasa sedih terus.

"Yaudah hati-hati disana, jangan lupa kabarin bunda selalu."

Ana memeluk bunda nya dengan erat.
"Pasti bun."

Ana berjalan memasuki pesawat dan melambaikan tangan nya dengan tersenyum manis yang di balas lambai an juga oleh Naya.

Ana menghela napas kemudian tersenyum, mungkin memang ini jalan yang terbaik.

******

Zidan menyalakan mesin mobil nya dan menuju ke apartemen Aca, karena gadis itu minta di jemput. Zidan melajukan mobil nya dengan kecepatan penuh hingga tak lama sampai lah di pelataran apartemen Aca, disana sudah ada Aca yang tersenyum manis menyambut Zidan.

"Masuk." Ujar Zidan menyembulkan kepala nya. Aca mengangguk dan langsung duduk di samping Zidan.

"Kita kerumah Ana dulu, aku mau jemput dia." Ucap Zidan dengan senyuman manis nya berharap Ana sudah tidak marah lagi kepada nya.

Aca tersenyum masam. "Mending gausah erlaa, nanti aja ketemu di sekolah, mungkin Ana masih butuh waktu." Celutuk Aca yang mempengaruhi pikiran Zidan.

Zidan mengangguk pertanda setuju membuat Aca tersenyum puas.

"Aku ga akan biarin kalian deket lagi, kamu hanya milik ku Erlaa." Batin Aca.

Setelah menempuh perjalanan, akhir nya mereka telah sampai di parkiran SMA Garuda ,disana sudah ada Alan, Keynan lengkap dengan Rasyid yang memakan pisang goreng.

"Tumben ga bareng bocil, Ana mana? Atau masih istirahat dirumah ya?" Tanya Keynan penasaran, padahal dia sudah kangen berat ingin menjaili Ana.

"Gue gatau, mungkin belum berangkat." Celutuk Zidan menduduk kan bokong nya di sebelah Alan yang menyerngitkan dahi nya.

"Laah kok gitu, lo berantem?" Tanya Alan menatap Zidan serius. Rasyid yang memakan pisang goreng nya juga terhenti.

"Lo sadar ga sih, lo terlalu dekat dengan Aca, lo ga takut Ana ninggalin lo karna udah ga tahan sama sikap lo?" Tanya Rasyid memasang wajah serius nya.

Zidan yang mendengar ucapan Rasyid mengepalkan tangan nya. "Aca cuma sahabat gue, dan Ana pacar gue, gue ga mungkin berpaling dari Ana."

Keynan menepuk pundak Zidan pelan.
"Ga ada perempuan yang mau perhatian cowok nya terbagi sama perempuan lain, walaupun hanya sebatas sahabat."

Zidan terdiam, pikiran nya berkelana saat dia meninggal kan Ana di rumah sakit dan lebih memilih pergi pada Aca.

"Cerita sama kita, jangan gegabah mengambil tindakan." Alan berucap kembali.

Zidan menceritakan semua nya dari dia yang meninggal kan Ana dan saat Ana memergoki nya hingga keputusan yang Ana ambil.

"Lo kok goblok banget sih." Ucap Keynan ngegas, dia sangat kesal kepada Zidan yang lebih mementingkan perempuan lain dari pada pacar nya sendiri.

Zidan mengacak rambut nya kasar. "Gue ga bisa milih di antara mereka berdua."

"Mendingan lo segera minta maaf sama Ana deh, gue yakin Ana beneran udah mutusin lo." Ujar Rasyid pada Zidan yang sudah memasang wajah lusuh.

"Ga akan gue biarin Ana pergi dari hidup gue." Desis Zidan berlalu dari parkiran.

"Sahabat lo tuh goblok banget, heran gue" celutuk Alan menjitak kepala Rasyid.

"Anjir sakit syalan, kan juga sahabat lo, kalau Zidan ga mau sama Ana lagi, biar aja gue yang embat."

"Ngaca lo, emang mau Ana sama modelan sendal jepit?"Ejek Alan tertawa melihat wajah Rasyid yang sudah bersungut sungut.

Keynan mengusap air mata nya akibat tertawa berlebihan. "Yok lah kelas, kita susul makhluk goblok yang sayang nya sahabat kita."

*******
Waktu istirahat sudah tiba, Zidan berlari dengan tergesa-gesa menuju lokal sang kekasih, Zidan ingin meminta maaf dan memperbaiki hubungan nya kembali.

Zidan mengedarkan pandangan nya ke seluruh sudut lokal, mencari sang kekasih.

"Woi lo liat Ana gak?" Tanya Zidan pada salah seorang siswa yang berbadan gempal yang tengah duduk di meja guru.

"Ana ga masuk, di absen juga ga ada keterangan." Setelah mendapatkan jawaban ,Zidan berlalu ke kantin menuju sahabat nya yang sudah berkumpul. Mungkin Ana masih beristirahat di rumah pikir Zidan.

Setiba nya di kantin, Zidan menduduk kan badan nya di samping Alan, Mereka bertiga melihat tampang Zidan yang kusut membuat ketiga sahabat nya penasaran.

"Lo udah ketemu Ana.?" Tanya Alan sembari mengaduk bakso yang sudah dia racik dengan sepenuh hati.

Zidan menghembuskan napas nya lelah." Belum, mungkin Ana masih di rumah."

"Kenapa ga lo telpon aja sih." Saut Keynan yang jengah melihat Zidan menonjok nonjok sudut meja.

"Udah tapi ga di angkat."

Rasyid meletak kan sepiring nasi goreng di hadapan Zidan. "Nih makan dulu, kan nanti lo bisa samperin ke rumah nya."

"Thanks tumben lo baik." Zidan menyendok kan nasi goreng ke dalam mulut nya.

"Belum gue bayar." Cengir Rasyid yang menikmati bubur ayam nya.

"Sialan lo." Bagaimana Zidan bisa percaya kalau Rasyid sebaik itu, kan ujung ujung nya tetap ia juga yang membayar.

Dari ujung kantin, Aca tersenyum melihat sang pujaan hati, Aca berjalan menghampiri Zidan dan duduk di sebelah nya.

Zidan yang menyadari kedatangan seseorang lantas menoleh, melihat Aca yang tengah tersenyum manis.

"Kamu udah makan?" Tanya Zidan perhatian membuat teman-teman nya mendengus kesal, apakah Zidan belum mengerti juga perkataan yang di parkiran tadi.

"Belum nih." Cengir Aca mengayun kan kaki nya.

"Yaudah mau apa? Aku pesenin dulu ya." Ujar Zidan mengusap kepala Aca.

"Bakso aja deh."

Zidan berlalu memesan kan makanan.
Alan yang sudah jengah memperhatikan kedua nya sedari tadi, membanting sendok nya.

"Lo tau kan ,Zidan udah sama Ana, sebagai perempuan lo pasti nya juga tahu dong kalau Ana cemburu ada lo di hubungan nya." Desis Alan geram.

Aca menampilkan senyuman nya. "Aku kan cuma sahabatan sama erlaa, lagian kan Ana juga udah tau." Saut nya enteng membuat Keynan mendengus kesal atas respon gadis tak tau diri ini.

"Nih bakso kamu." Ujar Zidan meletak kan semangkuk bakso di hadapan Aca yang menerima dengan senang hati.

"Makasih Erlaa."

Alan yang jengah segera berdiri. "Gue duluan."

"Gue juga." Ujar Keynan berlari mengejar Alan.

Rasyid juga bangkit berdiri. "Inget lo udah punya pacar Zid." Ujar Rasyid yang juga pergi meninggalkan kedua nya membuat Zidan menyerngitkan dahi nya.

"Mereka pada kenapa sih?" Tanya Zidan bingung yang di balas gelengan kepala oleh Aca.

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YA GUYS❤😚

My Cute GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang