34

985 102 23
                                    

Mobil mewah Mingyu perlahan menurunkan tarikan gas nya dan nyaris berhenti tepat di depan rumah megah milik Sungyoung. Setelah pembicaraan tadi di pinggir sungai, keduanya lebih banyak diam. Apalagi Mingyu yang seolah banyak mencoba mencerna kata demi kata yang terlontar dari mulut wanitanya. Memaknai apakah mungkin ada sebuah pesan khusus disana, tapi Mingyu kembali membantah. Meyakinkan diri bahwa memang Sungyoung hanya sebatas khawatir, sensitif karena sedang hamil. 

Tidak ada yang perlu ditakuti bukan?

"Makasih, ya! Aku masuk dulu." suara Sungyoung cukup pelan.

Mingyu menahan Sungyoung untuk turun hanya untuk mengecup lembut bibirnya. Wanita itu hanya tersenyum simpul. 

"Sabtu ini, kita pergi." ucap Mingyu yang sontak membuat Sungyoung menoleh.

"Kamu yakin?" tanya Sungyoung gusar.

Anggukan mantap Mingyu kadang membuat Sungyoung kembali dilanda kebingungan. "Aku ga pernah ga yakin dengan langkahku sendiri, Uyong. Ini yang aku pilih, menjadi ayah dari anak kita ini."

Sungyoung terdiam perih. Kenapa hanya ayah dari anaknya yang Mingyu sebut? Kenapa menjadi suami Sungyoung ga terlontar dari mulut Mingyu?

"Aku pikir, kita harus sama-sama mikirin ini lagi. Apalagi kamu."

Mingyu terheran. "Aku?"

"Iya." Mata Sungyoung menembus tajam manik mata Mingyu. "Aku tau yang kamu tidurin kemarin bukan cewek bayaran, aku tau kamu perawanin Chaeyeon, aku juga tau kamu memutuskan balikan lagi sama dia."

Mingyu kaget, matanya cukup membesar dengan tarikan nafas yang gusar. "Uyong.."

Jari Sungyoung menghapus cepat air mata yang jatuh di pipinya sendiri. "Aku udah ga tau harus apalagi, Mingyu. Aku bingung dengan masalah ini sendirian. Aku pikir kamu beneran udah yakin sama aku tapi ternyata Chaeyeon masih mendominasi."

"Lalu kenapa sih, Uyong? Toh dulu sama Chaeyeon pun aku masih bisa memproritaskan kamu, aku bisa membaginya sama kamu. Kenapa sekarang jadinya kamu menuntut keras padahal dulu kamu santai aja?"

Terkejut? Pasti dengan sangat jelas Sungyoung terkejut. Bukan hanya karena ucapan Mingyu, tapi karena respon mimik wajah Mingyu yang bikin Sungyoung sakit hati. Mingyu kayak marah, kesel, risih dengan sikap Sungyoung.

"Karena sekarang udah beda keadaannya Mingyu. Aku hamil anak kamu."

"Yang penting kan tanggung jawab aku untuk menghidupi kalian, bawa kalian pergi dari sini, kita memulai hidup baru. Apalagi yang kamu takutin?"

"Terus tetep kamu sama Chaeyeon?"

Mingyu cuma diem ga ada respon. 

Dengan hati yang sudah terlanjur hancur lebur, Sungyoung turun dari mobil. Ga ada penyegahan dari Mingyu seperti biasa. Tanpa babibu lagi, kakinya bergerak melangkah memasuki rumah.

Energinya habis hari ini. Benar-benar habis. Hatinya udah bener-bener kacau balau.

Di ruang tengah ternyata ada orang tua Sungyoung dan Jaehyun. Mereka sedikit panik melihat Sungyoung datang dengan wajah pucat dan bekas air mata.

"Uyong mau ngomong sesuatu." ucap Sungyoung dengan sangat putus asa.

"Uyong kamu kenapa, nak?" mamanya nyamperin Sungyoung khawatir.

Sungyoung kembali nangis ketika tangan mamanya nyentuh pipinya lembut. Andai semua orang tau serapuh apa Sungyoung sekarang.

"Uyong hamil."

Seluruh manusia disini hening sehening heningnya. Mereka semua berusaha mencerna omongan Sungyoung barusan.

"Jangan bercanda, Han Sungyoung!" papanya mulai merasa panas.

Really Bad Boy✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang