Dan dalam hitungan menit, gue berubah menjadi gadis polos nan lugu. Yang mau aja diajak di apartemen manusia yang bikin gue trauma hebat ini. Gue sendiri ga ngerti, kenapa bisa gue jadi mau ikut dia padahal baru tadi efek trauma gue kumat.
Hanya karena denger Mingyu akan celaka, kekuatan itu datang dengan hebatnya. Menekan segala rasa takut dan khawatir, menjadikan gue sekarang layaknya wanita normal tanpa kenangan pahit sebelumya.
"Ayo masuk!"
Dohwan berdiri disamping daun pintu apartemennya, mempersilahkan gue untuk masuk. Apartemen dia dikawasan elit kota ini. Mahal banget pasti. Ya gimana ya, dia pasti punya banyak duit karena kerjaannya dan kerjaan kotornya.
Ragu tapi harus, akhirnya gue melangkah masuk. Demi apapun gue ga pernah berfikir kalo gue bisa disini. Jangankan disini, bisa bersikap normal ketika deket dia aja gue ga bisa bayangkan!
Layaknya apartemen mewah pada umumnya, semua barang disini terlihat sangat bernilai.
"Kamu mau minum apa?" Tanya Dohwan.
"Mm ga usah, kak."
Kak?
Ya, itu panggilan gue ke dia karena dia lebih tua dari gue.
Dohwan senyum. "Makasih!"
Gue agak bingung kenapa dia tiba-tiba bilang makasih. "Maksudnya?"
"Ternyata aku masih kamu pantaskan buat dapet panggilan itu."
Entahlah, tapi ini memang Dohwan yang gue kenal dulu. Ini Dohwan yang selalu lindungi gue dan sayang sama gue.
Bingung berekspresi apa, gue cuman senyum kikuk.
"Aku bikinin minum ya! Kamu duduk dulu aja."
"Ga usah, kak. Serius ga usah."
"Aku ga akan masukin apapun ke minuman kamu."
Hmm, jujur aja gue ga kepikiran kesana sebenernya. Gue emang ga mau minum dan ini kesempatan emas buat gue cari tau sesuatu yang berhubungan dengan bisnis kotornya itu.
"Bukan gitu, kak. Aku emang ga mau minum."
Mungkin Dohwan ga mau lagi maksa gue. Makanya dia ngalah. "Ya udah. Aku mau mandi dulu."
"Sisirnya dimana, kak?"
"Tuh deket rak buku ada."
"Oh ok."
Lalu Dohwan pergi masuk ke kamarnya. Gue bingung harus nyari buktinya kemana.
Ya udah, gue ngambil sisir yang jadi tujuan utama gue kesini. Mau nyisir rambut tentu aja.
Ada kaca kecil juga yang tergantung di tembok deket rak buku. Gila sih, gue ga ngerti lagi kenapa bisa keluar dengan keadaan kaya orang sinting gini.
Ngerasa ada kotoran deket mata, gue agak maju biar makin keliatan jelas buat gue bersihin. Ternyata ujung kaki gue ga sengaja nendang sebuah tombol yang letaknya emang dibawah banget.
Belum abis kagetnya gue, ternyata tombol itu ngegeser tembok yang menampilkan pintu, pintu yang ukurannya normal kaya pintu biasanya. Pintu yang semula ditutupin sama tembok yang akhirnya terbuka ketika tembok itu bergerak.
Ragu tapi kepo banget, gue memutuskan buat masuk. Sekedar pengen tau aja di dalemnya ada apa, ya siapa tau ada berkas apapun yang bisa gue dapet. Mumpung Dohwan lagi mandi.
Secepat mungkin gue masuk. Lampunya yang tadi mati, otomatis nyala ketika gue masuk. Ternyata ini tempat kerjanya Dohwan. Mungkin bisa disebut ruang untuk menenangkan dirinya. Banyak buku yang tersusun rapi di rak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Really Bad Boy✔️✔️
FanficKetika Sungyoung harus berurusan dengan pria yang merupakan pria paling brengsek yang pernah ia temui. Sialnya, ia harus jatuh cinta! 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞