33

760 80 19
                                    

Merasa ga wajar banget di umur semuda ini udah terlalu banyak hal yang gue pikirin, ditambah ini beban pikiran yang ga harus gue alamin sekarang. Anak SMA yang lumrahnya main, nongkrong, belajar, pacaran dengan wajar, dan hal-hal normal yang dialami remaja pada umumnya. 

Tapi ini ga berlaku buat gue yang belum aja menginjak 20 tahun tapi masalah bertubi-tubi seolah tidak ingin berhenti. Meski dengan sangat sadar diri gue memahami bahwa semua ini ga mungkin terjadi kalo sedikit aja gue bisa berfikir bahwa jalan yang gue ambil ini salah. Terlalu kekanakan dan tidak berfikir panjang.

Ditengah kebingungan tiada henti, sejenak tangan ini berusaha mengelus perut yang masih rata namun siapa yang menyangka ada kehidupan disana. Rasanya masih antara percaya dan tidak kalo di rahim gue ini ada makhluk kecil yang menghuni dan yang lebih membuat rasa hangat ini muncul adalah mengingat siapa ayahnya. 

Pria yang terlewat kelewatan hanya untuk disebut bajingan, tapi dengan amat sangat bodohnya hanya dia yang gue cintai.

Mendapati fakta bahwa Mingyu akhirnya merenggut apa yang penting buat Chaeyeon malem tadi, udah cukup bikin gue menambah satu langkah lagi menuju jurang. Ga tau harus bereaksi apa lagi saking udah terlalu banyak yang harus gue hadapi. Yang jelas untuk sekarang ini gue masih mencerna dengan baik apa yang baru aja gue dapati.

Mingyu Chaeyon.. mereka bukan pasangan seperti gue. Apapun alasannya, Chaeyeon adalah cewek yang Mingyu cintai dan sayangi dengan tulus. Selama ini Mingyu selalu berusaha tidak menyentuh Chaeyeon lebih karena gue tau rasa sayangnya buat Chaeyeon memang sebesar itu sampe ga ada niatan dia untuk 'merusak'.

Sebanyak apapun Mingyu berusaha meyakinkan gue bahwa gue pun cewek yang dia sayang, tapi tidak juga membuat gue berhenti untuk terus memikirkan hal ini.

Masa depan gue rusak.

"Yap! Gue balikan sama Mingyu."

Mendengar ada banyak tawa di lorong, buru-buru gue hapus air mata yang tanpa gue sadari udah membanjiri pipi sedari tadi. Suara itu adalah suara Chaeyeon berserta temen-temen gue, hmm maksud gue mantan temen-temen gue. 

Gue sendirian sekarang, ada Minkyung yang memang masih berpihak sama gue tapi secara intensitas pertemuan dia lebih sering gabung sama mereka dibanding gue. Ga gue terlalu pikirin karena ya gue paham sefatal apa salah gue.

"Syukurlah! Gue seneng banget dengernya, Chae. Gue berharap kalian langgeng tanpa harus ada benalu lagi." ucap Yeonwoo.

Gue melirik ke arah pintu kelas, mereka semua berhenti di pintu dan dengan sangat sengaja. Memandang gue dengan tatapan menjijikan. 

Respon gue? Mendelik jengah seolah tanpa dosa. Padahal jujur, gue ga sanggup harus kehilangan mereka.

"Ya semoga ya. Soalnya Mingyu semalem sampe mohon-mohon ke gue untuk balikan sama dia, dia ga mau kehilangan gue." Chaeyeon menegaskan tiap katanya.

Kyulkyung ketawa. "Mingyu emang cuma sayang sama lo, Chae. Kalo selingkuh itu pake nafsu, ga pake perasaan. Makanya balik lagi sama lo terus."

Ga mau lama-lama menahan sesak lagi, gue buru-buru menutup telinga dengan earphone. Udah, cukup. Gue akan mengakhiri semua ini. Gimanapun konsekuensinya nanti, gue akan terima.

Mingyu, liat aja. Gue udah bener-bener muak harus menjalani kegoblogan ini sama lo!

***

Mata nanar ini terpaku pada satu titik dimana ada tubuh yang berbaring tidak berdaya dengan berbagai alat yang menyokongnya untuk tetap hidup.

Dohwan.

Masih berbaring dengan kritis disana, seolah belum muncul isyarat bahwa dia akan bangun. Gue merasa sangat bersalah harus melihat Dohwan menjadi korban ke-iblisan Mingyu. Sekarang ini gue cuma punya papa, mama dan Jaehyun. Keluarga yang selalu ada dan memberi support tiada henti, cuma cinta mereka yang tidak habis sampai kapanpun. Keluarga yang selalu melimpahkan cinta kasihnya, dengan sangat teganya gue malah akan membuat mereka hancur sebentar lagi.

Really Bad Boy✔️✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang