chap 10.

881 69 1
                                    

mohon maaf jika alurnya tidak jelas ataupun terdapat typo, karena itu tidak disengaja.

Jangan jadi silentreaders :(

Vote dan komen!

Happy Reading~

_________________________________________________

Hari berikutnya tiba, gadis bermarga Cho kini tengah fokus menulis materi yang ada di papan tulis sambil mendengarkan guru yang menerangkan tentang materi tersebut.

Saat ia tengah menulis, dirinya menoleh ke arah papan tulis untuk melihat kalimat selanjutnya, namun, terhalang oleh temannya yang berada di depannya.

Ia berusaha melihat kalimat di papan tulis yang tidak kelihatan itu, dengan memiringkan kepala ke kanan dan ke kiri, serta berjinjit beberapa kali untuk melihat dari atas secara singkat.

Tapi, apa daya yang ia lakukan itu hanya sia-sia, karena tulisan tersebut tidak dapat ia lihat.

"Gila! Temanku ini makan apa sampai setinggi ini dan menutupi papan tulis?" gerutu Youra dalam hati. Akhirnya, dirinya memutuskan untuk mendengarkan penjelasan guru saja dan lanjut menulis ketika jam istirahat.

Mengapa demikian? Karena, kebetulan pelajaran kali ini akan usai saat jam istirahat makan siang tiba.

Selang beberapa menit setelahnya, sebuah buku tergeser dan menyenggol sikunya yang tengah menopang dagu.

Ia melihat ke arah buku yang sepertinya dituju oleh dirinya, kemudian beralih melihat siapa yang memberikan.

Benar saja, orang itu adalah teman sebangkunya.

Kanglim.

Si lelaki kulkas itu tidak menengok ke arahnya sedikitpun, pandangannya lurus ke depan, yaitu ke arah guru yang sedang menjelaskan.

Sedangkan gadis yang ia beri buku, kini menatap heran. Entah karena kesal atau apa, Kanglim menoleh dan beralih menatap Youra, dengan wajah datar ia berkata, "tidak kelihatan, kan?"

Youra sedikit terperanjat karena terkejut, namun setelahnya, ia mengangguk kecil sebagai jawaban 'iya.'

"Kalau begitu, lihat buku ku." - Kanglim.

Mungkin karena dasarnya, gadis ini lola atau memang bagaimana. Ia terdiam sesaat, mencerna perkataan Kanglim dan setelah mengerti, lantas ia mengangguk dan menggeser buku Kanglim sedikit lebih ke arahnya, dan mulai menulis.


⋆⋆⋆

25 menit berlalu dan akhirnya jam istirahat makan siang pun tiba, Youra yang baru selesai menulis materi merenggangkan tubuhnya.

Huft terkadang ia berpikir apakah dirinya termasuk remaja jompo? Setiap duduk terlalu lama, pasti punggungnya langsung terasa pegal.

Tepat saat Kanglim akan beranjak dari kursinya, gadis bernetra merah muda itu menahan Kanglim dengan menarik sedikit lengan baju Kanglim.

Lelaki itu menoleh, lalu memberi tatapan heran namun kentara datar.

"Sepertinya kau sangat suka memasang ekspresi datar, ya? Oh iya, ini. Terimakasih, tuan," cibir Youra, diakhiri dengan tundukan singkat sambil memejamkan mata, disertai senyuman.

SHINBI'S HOUSE || Shinbi's House X Fem!readersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang