chap 32.

385 50 10
                                    

Mohon maaf jika alurnya tidak jelas ataupun terdapat typo, karena itu tidak disengaja

Jangan jadi silentreaders :(

Vote dan komen!

Happy Reading~

_________________________________________

.

.

Tangan kekar berwarna putih pucat tersebut kini mengukung tubuh seorang gadis pirang di hadapannya. Mata merahnya menatap dalam ke arah netra merah muda sang gadis, seakan berusaha menyelinap ke dalam raganya.

Youra yang berada dalam posisi tak nyaman itu meneguk saliva kasar, jantungnya berdegup resah, otaknya berusaha mempertimbangkan tawaran pemburu gila itu.

Apa tidak masalah jika aku mempercayai pemburu sinting ini?

Mata yang mulanya beradu, salah satu dari keduanya kemudian mengalihkan pandangan. Berusaha mencerna dan berpikir.

"Apa tawaranku masih kurang? Hm?" tanya Ian dengan nada rendah, Youra akhirnya membulatkan keputusannya. Namun sebelum itu, ia mengajukan sebuah persyaratan.

Ian menaikkan sebelah alisnya, perlahan tangannya pun turun dan memasukkan sebelah tangan ke dalam saku celana. Menunggu persyaratan dari gadis di depannya kini.

Youra sempat heran, ternyata pemburu ini bisa menurut juga? Ada masa dimana ia tidak seagresif biasanya.

"Pertama, kau boleh menghisap energiku, tapi hanya boleh di jariku saja. Tidak boleh di tempat lainnya," Baru satu syarat saja, tatapan Ian langsung berubah seolah merasa keberatan, namun enggan membuka suara.

Youra melanjutkan perkataannya seraya menaikkan satu jari lainnya mengisyaratkan nomor 2. "Yang kedua, kau tidak boleh meminum habis semua energiku," tegasnya.

Ian akhirnya bersuara, "kenapa? Aku butuh banyak energi, apalagi milikmu," katanya dengan alis menukik sedikit kesal.

Youra menggeleng seraya mengayunkan jari telunjuknya mengatakan kata 'tidak'. "Īe, aku tau kau orang yang serakah dan jika energiku habis, bagaimana caranya aku pergi bersekolah nanti,"

Ian mendecak, "dasar bocah, energimu bisa kembali keesokan harinya," ungkap Ian. Youra lantas menimpali.

"Kau kira aku bodoh, huh? Kau tidak akan bisa mempermainkanku, jadi, berhenti berdalih,"

"Nah, yang terakhir. Kau hanya boleh meminta energiku ketika malam hari, mengerti?" tanya Youra di akhir. Ian terdiam sejenak, mempertimbangkan persyaratan tersebut sebelum akhirnya mengangguk terpaksa.

Setelah melakukan kesepakatan tersebut, Youra menyuruh Ian untuk pergi dari sana sebab dirinya hendak tidur. Namun, Ian justru menolak.

Berapa kalipun Youra mengusirnya bahkan hingga mendorongnya paksa, Ian tetap enggan pergi dari sana.

"Biarkan aku melihat gadisku lebih lama. Aku yakin persyaratan tadi akan membuat kita memiliki waktu singkat untuk bertemu," rengek Ian sok dramatis seraya memeluk Youra dari belakang ketika Youra hendak menuju pintu untuk membukanya.

Dengan perasaan risih, Youra berusaha melepas pelukan dari si pemburu sinting itu. "Lepas! Jangan berlagak seolah kita punya hubungan!" gerutu Youra. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencubit kulit putih pucat tersebut hingga dapat melepaskan pelukannya.

"Ugh.. kalau begitu, berikan energimu, maka aku akan pergi setelahnya," pinta Ian. Youra mengernyit menahan kesal. Dirinya lupa memberi peringatan bahwa kesepakatannya dimulai besok, bukan hari ini.

SHINBI'S HOUSE || Shinbi's House X Fem!readersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang