4. Selir dan Putra Mahkota

1.5K 163 30
                                    

Yn mendengus kesal setelah dihadang oleh salah seorang selir ketika ia tengah berjalan-jalan menikmati udara segar di taman istana.

Selir itu berkacak pinggang sembari menatap Yn dengan tajam. "Kau dari keluarga mana?"

Yn mengernyitkan alisnya bingung. "Untuk apa kau bertanya aku berasal dari keluarga mana? Memang apa urusannya denganmu.?"

"Tentu saja ada urusannya denganmu. Yang mulia tidak mudah mengangkat seorang selir jika tidak memiliki kepentingan di dalamnya. Dan tentunya aku menjadi selir karena pengaruh keluargaku yang cukup besar." Jawabnya angkuh

Yn yang mendengar itu lantas bersedekap dada, ikut bersikap angkuh pada selir di depannya. "Memangnya kau berasal dari keluarga mana?"

"Aku berasal dari keluarga klan Yoo. Kau mungkin tak tahu, tapi keluargaku memiliki pengaruh dalam penobatan Yang mulia." Jawabnya dengan penuh percaya diri

"Jangan bilang namamu Yoo Yeonhee." Tebak Yn hingga membuat selir di depannya membelalak kaget

"Bagaimana kau tahu namaku? Apa aku seterkenal itu sampai-sampai kau tahu?" Tanya Yeonhee hingga membuat Yn tersenyum kecil

Yn diam sembari menatap Selir Yoo. "Mau dilihat bagaimana pun, selir di depanku ini sangat polos. Pantas saja nantinya ia akan meninggal karena difitnah oleh wanita jahat itu." Batinnya, sedikit miris

"Tunggu dulu." Ucap Yeonhee, menahan Yn yang hendak berlalu meninggalkannya

"Apa lagi?" Tanya Yn, menatap kesal ke arah Yeonhee yang tengah menahan pergelangan tangannya

"Kau harus ikut denganku." Jawab Yeonhee lalu menarik Yn dengan paksa untuk mengikutinya

.

Kini Yn tengah berada di paviliun selir, tempat dimana para selir akan berkumpul hanya sekedar minum teh atau merajut.

Yn mendengus kesal sembari belajar merajut di sana. Bukannya ia tak pandai merajut, hanya saja aktivitas itu kurang cocok untuknya, walau pada akhirnya hasil rajutannya dipuji oleh selir-selir lain.

"Wah, bagaimana bisa kau merajut secantik ini?" Tanya salah seorang selir pada Yn, ketika melihat rajutan bungai freesia di sapu tangan yang Yn rajut tadi

"Ya, mungkin karena aku berbakat." Jawab Yn sembari tersenyum kecil, mengingat selama ini ia sudah banyak menjahit luka pasiennya selama bekerja di rumah sakit sebagai seorang dokter, tentu saja hal itu membuatnya menjadi sangat berpengalaman

"Biasa saja." Ucap salah seorang selir yang duduk cukup jauh dari tempat Yn duduk

Yn lantas menoleh ke arah selir itu dan tersenyum simpul. "Iya, rajutanku memang biasa saja. Tak seperti rajutanmu yang sangat indah." Pujinya lalu tersenyum paksa, sebab ia tak ingin terlalu berurusan dengan selir satu itu

Bagaimana tidak? Selir itu bernama Kim Sarang, salah satu kerabat ratu yang menghukumnya kemarin. Jika selir itu kerabat ratu, jelas saja ia pasti bisa menyingkirkannya jika Yn mencari masalah dengannya.

.

"Yang mulia." Ucap para pejabat sembari bersujud di hadapan Yoongi

"Maafkan kami Yang mulia, tapi anda harus segera memberikan putra mahkota untuk negeri ini. Jika tidak, negeri kita akan mengalami bencana yang lebih parah dibanding kekeringan saat ini." Ucap Menteri Kim, menteri perdagangan sekaligus ayah dari Yang mulia Ratu

Yoongi memijit pelipisnya, pusing mendengarkan desakan para pejabat yang memintanya untuk segera memiliki seorang penerus. Jika tidak, bencana selain kekeringan akan melanda negerinya.

THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang