"Yn." Panggil Jungkook saat ia dan Yn tengah berjalan-jalan di taman istana bersama dayang Soo dan dayang lainnya yang mengikuti mereka dari belakang
Yn berhenti, menoleh ke arah Jungkook yang ikut berhenti menghadapnya. "Ya. Kenapa?" Tanyanya bingung kala Jungkook menapakkan raut wajah seriusnya
"Kemarin, ku dengar dari Dayang Soo, kau telah dilukis oleh pelukis istana bersama Yang Mulia Raja. Apa itu benar?" Tanya Jungkook setelah sebelumnya ia hanya diam sembari menatap Yn
"Ya. Itu benar. Aku dilukis bersama Yang Mulia Raja kemarin. Memangnya kenapa?" Jawab dan tanya Yn, bingung dengan Jungkook yang menanyakan hal itu padanya
Jungkook diam, mulai menatap Yn dengan tatapan sendu. "Bukan apa-apa. Hanya saja aku takut." Jawabannya lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Yn yang berhasil dibuat bingung olehnya
"Takut kenapa?" Tanya Yn, mengejar Jungkook lalu menahan tangan dari belakang
"Aku takut kau benar-benar mengubah masa lalu, Yn. Kau tahukan, di dalam sebuah sejarah, kau itu tak ada. Tapi sekarang, dengan adanya lukisanmu bersama Yang Mulia Raja, kau memperlihatkan keberadaan mu di sini, di masa depan nanti." Jawab Jungkook sembari berhenti dan menoleh ke arah Yn dengan raut wajah sedikit kesal
"Lalu? Kau ingin aku bagaimana? Setidaknya lukisan itu lah yang nantinya akan menjadi kenang-kenangan ku bersamanya di sini?. Kau tahukan, cepat atau lambat kita akan kembali setelah semuanya usai." Sahut Yn, tak terima dengan ucapan yang dituturkan Jungkook padanya
Jungkook mengangguk lalu melirik ke arah Dayang Soo yang melihat keduanya dengan raut wajah khawatir. Kemudian menatap Yn yang tengah menatapnya dengan raut wajah kecewa. "Aku tahu. Tapi kau kan juga tahu, bahwa kau tak semestinya menunjukkan dirimu pernah ada di zaman ini dengan dilukis bersama Yang Mulia Raja. Jika di masa depan orang-orang melihatnya, mereka akan—"
"Mereka akan apa? Mereka tak akan sepenasaran itu kepadaku, Jungkook." Sela Yn sebelum Jungkook sempat menyelesaikan ucapannya
"Kau belum sadar ya? Di masa depan, kau dinyatakan menghilang setelah tenggelam di danau. Walau orang-orang sudah tak mencarimu lagi karena mereka menganggap kau sudah meninggal, orang-orang yang mengenalmu, bahkan merindukanmu akan melihat lukisan itu jika nantinya lukisan itu muncul ke publik." Ucap Jungkook, mencoba menyadarkan Yn yang tak memikirkan dampak dari lukisannya kemarin
Yn lantas menunduk diam, merasa bahwa apa yang Jungkook katakan kepadanya ada benarnya juga. Tapi mau bagaimana lagi? Setidaknya dengan lukisan itu, ia bisa melihat sosoknya bersama Yoongi ketika ia dan Jungkook kembali ke masa depan nanti.
"Maaf. Aku salah dan kau benar. Tapi walau begitu, ku harap kau mendukungku Jeon Jungkook." Pinta Yn, mendongak menatap Jungkook setelah menunduk dan terdiam cukup lama
.
Yoongi tak henti-hentinya memandangi lukisannya bersama Yn di ruang membacanya. Dipandanginya lukisan tersebut sembari tersenyum simpul hingga tak menyadari kedatangan Namjoon di sana.
"Yang Mulia." Panggil Namjoon hingga mau tak mau, Yoongi pun menoleh ke arahnya dengan kening yang mengernyit bingung
"Ya. Ada apa, Kim Namjoon?" Tanya Yoongi setelah meletakkan lukisan yang dipandanginya tadi ke atas meja
"Kemarin, hamba lupa melaporkan kepada Yang Mulia bahwa Ratu pergi keluar istana bersama kerabatnya, Kim Taehyung." Jelas Namjoon, singkat
Yoongi pun mengerutkan keningnya, kemudian bertanya lebih lanjut pada Namjoon. "Benarkah? Lalu apa yang Ratu lakukan bersama Kim Taehyung kemarin? Apa ada hal mencurigakan yang dilakukannya?"
"Tidak Yang Mulia. Ratu dan Kim Taehyung hanya berjalan-jalan di sekitar pasar, lalu berbincang-bincang di bawah pohon." Jawab Namjoon
"Berbincang-bincang? Apa yang mereka perbincangkan?" Tanya Yoongi, yang semakin penasaran dengan apa yang dibicarakan Ratu Hwayeon bersama Taehyung
"Hamba mendengar bahwa Ratu ingin menyerah terhadap Yang Mulia." Jawab Namjoon, langsung keintinya
Yoongi kembali mengernyitkan alisnya, menatap Namjoon yang masih berdiri di tempatnya. "Menyerah?" Tanyanya yang lantas dijawab anggukan oleh Namjoon
.
"Yang Mulia Ratu, Menteri Kim dan para kerabat hendak menemui Yang Mulia Ratu." Ucap Dayang Jin seusai memasuki kamar Ratu Hwayeon
Ratu Hwayeon yang tadinya hanya diam sembari menjahit sebuah sapu tangan, sontak mengerutkan keningnya setelah kegiatannya terinterup. "Menemuiku?"
"Ya, Yang Mulia Ratu." Jawab Dayang Jin sembari mengangguk kecil
"Kalau begitu, persilahkan mereka masuk kemari." Ucap Ratu Hwayeon sembari menyingkirkan sapu tangan yang dijahitnya tadi
Tak berselang lama, Menteri Kim serta kerabat-kerabat yang berasal dari klan Kim, memasuki kamar Ratu Hwayeon, kemudian duduk di hadapannya.
"Ada apa ayah dan yang lainnya kemari?" Tanya Ratu Hwayeon tanpa basa basi terlebih dahulu
Menteri Kim menunjukkan raut wajah kesalnya, bersama dengan kerabat-kerabat yang lain. "Apa kau tahu bahwa kandungan selir Yn sudah memasuki usia 5 bulan?"
"Ya, ayah. Aku tahu." Jawab Ratu Hwayeon singkat
"Kalau begitu, kenapa kau diam saja? Apa kau tak takut selir itu melahirkan keturunan Yang Mulia Raja dan menjadi putra mahkota? Kalau iya, kau harus melakukan sesuatu untuk mencegahnya." Ucap Menteri Kim, kesal
Ratu Hwayeon menggeleng, menolak apa yang diucapkan ayahnya. "Aku sudah lelah dan tak ingin melakukan hal buruk lagi."
"Apa? Apa kau gila atau bodoh? Jika kau tak melakukan sesuatu untuk mencegah selir itu melahirkan keturunan Yang Mulia Raja, kita semua akan terancam. Dan kau—"
"Aku sudah tak peduli lagi. Selama ini aku sudah melakukan semua yang ku bisa untuk mencegahnya, tapi apa yang ku dapatkan sekarang? Yang Mulia Raja semakin hari semakin membenciku dan tak ada niatan menghabiskan malam bersamaku. Jadi percuma saja jika ayah mengharapkan sesuatu dariku. Aku tak ingin melakukannya lagi." Sela Ratu Hwayeon, yang lantas membuat Menteri Kim dan para kerabatnya yang lain, kesal mendengarnya
.
"Yang Mulia, aku merindukanmu." Ucap Yn saat Yoongi baru saja datang dan memasuki kamarnya
Yn yang tadinya hanya duduk sedih di dalam kamarnya, sontak berlari ke arah Yoongi, kemudian memeluknya dengan erat.
"Yang Mulia, apa Yang Mulia tidak merindukanku?" Tanya Yn, mendongak menatap Yoongi, kala pria itu hanya diam saja sejak tadi
Yoongi menggeleng sembari tersenyum kecil, lalu mengecup kening dan bibir Yn secara bergantian. "Kau salah, aku juga merindukanmu. Sangat-sangat merindukanmu hingga sedetik tanpamu, membuatku hampir gila."
"Benarkah Yang Mulia? Kalau begitu, besok Yang Mulia harus meluangkan satu hari penuh bersamaku." Pinta Yn, kemudian
"Baiklah. Aku akan meluangkan satu hari penuh bersamamu. Tapi selama sehari itu, apa yang ingin kau lakukan bersamaku?" Tanya Yoongi, berniat menggoda Yn
Yn diam. Berpikir apa yang harus ia lakukan bersama dengan Yoongi seharian esok. "Hmmm, piknik. Aku ingin piknik bersama Yang Mulia."
"Piknik? Apa itu piknik?" Tanya Yoongi, bingung mendengar kata yang belum pernah ia dengar sebelumnya
Yn lantas menepuk keningnya, sadar bahwa beberapa kata yang ia ketahui, Yoongi tak mengetahuinya sebab kata itu baru muncul setelah pergantian zaman.
"Hmmm, itu semacam jalan-jalan atau bersenang-senang di luar sana sembari membawa makanan dan menikmatinya. Itu yang disebut piknik, Yang Mulia." Jelas Yn setelahnya
"Jadi seperti itu yang dinamakan piknik. Kalau begitu, kau ingin piknik kemana?" Tanya Yoongi pada Yn yang masih memeluknya
"Hmmm. Piknik kemana ya? Bagaimana kalau kita piknik ke tempat yang waktu itu? Tempat yang penuh dengan ladang bunga." Jawab Yn sembari menatap Yoongi dengan mata yang berbinar senang
Yoongi lantas tersenyum, kemudian mengangguk kecil. "Baiklah. Besok, ayo kita piknik di ladang bunga yang dulu."
Tbc
Selagi masalah terakhir datang sebelum end. Author buat Yn sama Yoongi senang-senang dulu ya 😘🤭
Dan seperti biasa, jangan lupa like dan komen sebanyak-banyaknya ya. Like di atas 50 an, author updatenya cepat juga 😘🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
THE KING
FanfictionJung Yn tak sengaja pergi ke masa lalu, dimana masa itu adalah jaman kerajaan Mingeoryeo yang di pimpin oleh raja bernama Min Yoongi. Alhasil, Yn bertemu dengan Yoongi, raja kerajaan Mingeoryeo yang tiba-tiba saja berniat menjadikannya selir karena...