19. Pindah Zaman

1K 125 15
                                    

Kini Yoongi tengah duduk di singgasana kebesarannya dengan para menteri yang berkumpul di ruangan yang sama dengannya.

Para menteri yang berdiri di bagian belakang saling berbisik, bertanya-tanya gerangan apa yang membuat Yang Mulia Raja memanggil mereka.

Menteri Kim yang berdiri di barisan paling depan sebelah kanan tersenyum miring, mendengar bisik-bisik hiruk di belakang.

"Ehem." Deham Yoongi dengan keras hingga membuat para menteri yang tadinya berbisik, sontak terdiam dan menunduk takut

"Apa kalian tahu, kenapa aku memanggil kalian kemari?" Tanya Yoongi

Sontak saja para menteri menggeleng tak tahu sembari menjawab. "Tidak Yang Mulia."

"Ah, berarti kalian juga tidak tahu bahwa rakyat kita sedang dilanda kemiskinan karena kegagalan panen beberapa waktu yang lalu?" Sambung Yoongi, menyindir para menterinya yang tidak memperhatikan permasalahan rakyat mereka

"Maaf Yang Mulia." Ucap para menteri secara serentak lalu menundukkan kepala

Yoongi mencebikkan bibirnya, melihat satu persatu menterinya yang menurutnya tak berguna. Bukankah mereka seharusnya membantunya mencari solusi akan permasalah rakyat mereka? Bukannya duduk diam di dalam rumah mereka yang hangat sembari tertawa dan bermain wanita di rumah bordil.

"Kalau begitu, apa diantara kalian memiliki solusi akan permasalah para rakyat?" Tanya Yoongi, mencoba mengetes kemampuan para menterinya, namun lagi-lagi para menteri itu hanya diam dengan kepala yang menunduk

Melihat itu, Yoongi dibuat kesal lalu menyuruh Kasim Choi membacakan gulungan yang sudah ditulisnya tadi untuk didengar oleh para menterinya.

Kasim Choi pun mengangguk, membuka gulungan yang dipegangnya lalu membacanya di hadapan para menteri. Setelah Kasim Choi membaca gulungan tersebut, para menteri tampak terkejut dengan mata yang membulat, sebab Yang Mulia memerintahkan mereka mengumpulkan 10 kantung besar beras dari rumah masing-masing untuk mencukupi pasokan beras yang hendak dibagikan dibeberapa wilayah yang berdampak.

"Yang Mulia!" Seru para menteri yang tampaknya tak setuju dengan titah Yoongi

"Yang Mulia, kami tidak bisa mengumpulkan beras sebanyak itu untuk rakyat, sebab beras tersebut adalah hak kami sebagai bangsawan." Ucap Menteri Kim, mewakili menteri-menteri dibelakangnya

"Benar Yang Mulia. Jika kami membagikan beras tersebut pada rakyat, kami juga akan kekurangan." Sahut Menteri Park, ayah dari salah satu selir Yoongi

"Yang Mulia, tolong batalkan titah Yang Mulia." Pinta para menteri secara serentak

Mendengar itu, Yoongi pun menjadi geram. Ia berdiri dari singgasananya, mengambil gulungan-gulungan yang berada di atas meja lalu melemparkannya di hadapan menterinya.

"Yang Mulia!" Seru Menteri Kim dengan wajah tak suka

"Menteri Kim." Balas Yoongi dengan suara yang meninggi hingga membuat Menteri Kim dan menteri lainnya terdiam

"Apa kalian tidak merasa bersalah pada rakyat yang mempercayai hidup mereka pada kalian? Apa kalian tidak ingin membalas jasa mereka yang selama ini sudah membayar pajak kepada kalian demi hidup yang lebih baik? Seharusnya, kalianlah yang membayar pajak pada mereka. Bukan sebaliknya. Lihat diri kalian sekarang, kalian memakai pakaian yang hangat, bersih dan wangi, sedangkan mereka? Membeli pakaian hangat di musim dingin saja tak bisa, sebab mereka harus mengisi perut mereka dengan makanan." Jelas Yoongi panjang lebar dengan amarah tertahan

Para menteri yang menundukkan kepala, sontak saling melirik satu sama lain dengan tatapan tak setuju. Sama halnya dengan Menteri Kim. Pria paruh baya itu mengepalkan kedua tangannya kesal, mendengar ucapan Yoongi yang menyindir para menteri termasuk dirinya.

THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang