16. Kejadian Hari Itu

907 140 33
                                    

Sesampainya Hwayeon di kediamannya malam itu, ia pun menemui ayahnya yang merupakan menteri perdagangan di dalam kamarnya.

"Ada apa?" Tanya Menteri Kim ketika sang anak selesai membungkuk, memberi hormat padanya, kemudian mengambil tempat duduk di depannya

"Ayah, selama ini aku tidak pernah meminta lebih pada ayah. Tapi kali ini aku ingin meminta sesuatu dan sesuatu itu adalah seseorang yang kini mendiami istana." Ucap Hwayeon, berani

Menteri Kim mengernyitkan alisnya bingung, namun setelahnya ia tersenyum lebar sesudah mengetahui niat putri semata wayangnya itu. "Apa kau sudah bertemu dengan Yang mulia?"

"Ya. Aku sudah bertemu dengannya, ayah. Dan aku menginginkannya." Jawab Hwayeon lalu tersenyum penuh keyakinan pada sang ayah

Menteri Kim mengangguk mengerti kemudian memanggil sang istri yang tengah berada di luar. Semasuknya sang istri dan duduk di samping anaknya, Menteri Kim pun tersenyum. "Mulai besok, panggilkan seorang guru untuk Hwayeon. Guru yang bisa membuatnya menjadi seorang Ratu."

"Maksudmu, suamiku?" Tanya Nyonya Kim, bingung-tak mengerti maksud sang suami padanya

Menteri Kim tersenyum kemudian menjelaskan pada istri bahwa Hwayeon menyukai Yang Mulia Raja yang baru dilantik beberapa waktu yang lalu. Sebab itu, dirinya menginginkan guru yang dapat melatih anak mereka sebaik mungkin agar sesuai kualifikasi Ratu.

.

Esok harinya, Nyonya Kim pun mendatangkan seorang guru untuk Hwayeon, dimana guru tersebut merupakan wanita paruh baya yang terlihat angkuh dan keras.

Sesudahnya, guru itu pun mulai mengajari Hwayeon tata krama kerajaan, dari memberi salam, tersenyum, berbicara, duduk dan sebagainya.

Awalnya Hwayeon merasa lelah dan tak bisa mengikuti pelajar tersebut dengan benar, namun setelah mengingat wajah rupawan Yoongi waktu itu, Hwayeon kembali bersemangat dan bertekad.

Gadis dari klan Kim itu, kembali belajar dengan keras. Belajar berjalan lurus dengan beberapa tumpukan buku di atas kepalanya. Belajar membuat teh dan menuangkannya ke dalam cangkir. Kemudian belajar duduk dan tersenyum lembut layaknya seorang Ratu yang bijaksana.

Selesai belajar di malam hari, Hwayeon berniat keluar dari rumahnya guna mencari udara segar. Sekeluarnya gadis itu, ia pun berjalan-jalan di sekitar rumahnya hingga tanpa sengaja melihat lelaki pujaan hatinya tengah bersama gadis yang kemarin sempat ia lihat.

Sakit hati sekaligus kesal, Hwayeon berbalik pergi dari sana, kembali ke rumahnya dan melanjutkan membaca buku dan menghafal isinya dengan keras hingga darah segar keluar dari hidungnya akibat kelelahan.

.

Dua minggu kemudian, ketika Hwayeon tengah berada di luar bersama pelayan setianya, gadis itu tanpa sengaja melihat selembaran yang tertempel di sebuah dinding pemberitahuan.

Penasaran, Hwayeon mendekati dinding tersebut dan mendapat selebaran yang memberitahukan bahwa istana membuka pendaftaran untuk gadis-gadis dari keluarga bangsawan yang berusia 18-20 tahun untuk dijadikan seorang Ratu.

Senyum Hwayeon sontak mengembang kala ini dan dengan cepat ia mengambil selebaran tersebut untuk dibawa pulang ke kediaman.

.

Hari demi hari pun telah berlalu hingga hari dimana Hwayeon kembali memasuki istana untuk mengikuti beberapa tes guna menjadi Ratu yang layak.

Hwayeon duduk diantara para gadis yang juga menginginkan posisi Ratu dan salah satu dari gadis tersebut adalah Yoo Yeonhee, selir Yoo di masa depan.

Hwayeon melirik tak suka pada Yeonhee, mengingat gadis itu merupakan anak dari salah satu menteri yang sering menentang ayahnya.

Tak berselang lama, tes pertama pun di mulai. Dimana tes itu adalah berjalan lurus dengan buku di atas kepala.

THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang