11. Jalan Dan Kenangan

1K 133 27
                                    

Yn mendengus kesal, memandang Dayang Soo dan dayang satunya lagi dengan jengah ketika kedua dayangnya itu malah mengajaknya menjahit demi melepas bosan.

Bagaimana tak bosan? Sudah seminggu lebih Yn berdiam diri di balai selir dan kediaman Raja tanpa melakukan hal lain.

Yn bosan. Dirinya ingin sekali keluar menghirup udara segar dengan berjalan-jalan di sekitar istana. Ingin juga keluar istana dan melihat keseharian orang-orang yang hidup di zaman ini.

"Bukan ini yang aku inginkan." Keluh Yn, melempar jarum dan benang yang di pegangnya dengan pelan

Dayang Soo lantas menoleh ke arah Yn, menghela napas lalu mengembuskannya dengan berat. Pasalnya nona yang sedang ia layani ini tak henti-hentinya mengeluh dan merengek bosan sejak beberapa hari ini.

"Dayang Soo, izinkan aku keluar dan menghirup udara segar. Aku tak sanggup lagi berdiam diri di sini. Aku sesak dan juga bosan." Rengek Yn lalu membaringkan dirinya di lantai kayu kamarnya

"Tapi nona, Yang Mulia Raja meminta saya untuk tak membiarkan nona keluar. Bukankah nona juga tahu bahwa-"

"Aku tahu." Sela Yn kemudian mendudukkan dirinya kembali

"Tapi aku tak sanggup jika harus berdiam diri seperti ini. Aku bisa mati jika hanya diam saja." Sambungnya, menjelaskan

Dayang Soo memijit pelipisnya pusing dan tanpa berkata-kata apapun lagi, ia undur diri dari hadapan Yn di ikuti satu dayang yang bersamanya tadi.

Baru sebentar kedua dayangnya pergi dan pintu kamar Yn di tutup rapat, derit langkah kaki mulai terdengar mendekati kamarnya yang seketika mampu membuat Yn bangkit dari pembaringannya dengan cepat.

Yn berlari ke arah pintu kamarnya lalu menyipitkan matanya-mengintip dari sela-sela pintu untuk melihat apa yang terjadi di luar sana. Namun hasilnya nihil, tak ada yang dapat ia lihat di luar sana hingga sedetik kemudian pintu kamarnya pun terbuka lebar, menampakkan sosok Yoongi yang tengah berdiri di hadapannya.

"Ya-yang Mulia." Ucap Yn, gugup kala mendongak dan bertemu pandang dengan Yoongi yang tengah menatapnya datar

Yn lantas tersenyum canggung demi mengusir rasa malunya yang ketahuan mengintip tadi. Sedangkan Yoongi, ia hanya diam dan mulai melangkahkan kakinya mendekati Yn tanpa sepatah katapun.

"A-ada apa Yang Mulia?" Tanya Yn, gugup sembari memundurkan langkahnya ketika Yoongi mendekati dirinya tanpa berucap apapun padanya

Yn mengerjapkan matanya, gugup. Takut Yoongi marah padanya sebab seminggu ini ia banyak mengeluh karena tak diberi kebebasan.

"Berhenti." Ucap Yn dengan keras sembari meletakkan kedua tangannya di depan dada Yoongi

Sontak saja, Yoongi menghentikan langkah kakinya dan balas menatap Yn dengan bingung.

Yn memejamkan matanya sesaat lalu mendongak dan menatap Yoongi dengan penuh keberanian. "Aku tahu bahwa Yang Mulia mengkhawatirkan keadaanku, tapi mengurungku seperti ini tidaklah benar. Aku tidak suka di kurung seperti burung. Sebaliknya, aku ingin bebas dan menghirup udara segar. Jadi tolong, Yang Mulia izinkan aku untuk-"

"Baiklah." Sela Yoongi sebelum Yn sempat menyelesaikan ucapannya

Mata Yn membulat kaget. Bingung sekaligus senang karena Yoongi mengiyakan keinginannya. "Benarkah? Aku boleh keluar menghirup udara segar?"

"Ya. Kau boleh keluar menghirup udara segar--tapi harus bersamaku." Jawab Yoongi setelah cukup lama menggantungkan ucapan terakhirnya

"Bersama?" Tanya Yn, bingung

.

Pada akhirnya Yoongi benar-benar menepati ucapannya pada Yn. Ia menemani Yn keluar istana sembari menyamar sebagai bangsawan biasa.

THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang