18. Pinta dan Saran

1K 146 10
                                    

"Dayang Soo." Panggil Yn pada Dayang Soo yang tengah duduk di hadapannya sembari melelehkan tinta hitam untuknya, sedangkan dirinya tengah belajar menulis huruf hanji, huruf china kuno yang digunakan pada masa itu

"Ya. Nona." Sahut Dayang Soo, mendongak lalu melihat ke arah Yn dengan bingung

Yn meletakkan kuas yang dipegangnya kemudian mendekat ke arah Dayang Soo. "Apa kau bisa memanggilkan seorang tabib untukku?"

"Apa? Apa nona sedang sakit?" Tanya Dayang Soo, terkejut

Yn mengangguk sembari meletakkan telapak tangannya di bagian dada kirinya yang berdebar-debar." Sepertinya begitu. Sejak beberapa hari yang lalu, jantungku sering berdebar-debar. Bukan itu saja, aku juga sering merasa lelah dan pusing."

"Apa Yang Mulia tahu bahwa nona—"

Yn menggeleng. "Tidak. Jangan beritahu Yang Mulia bahwa aku sedang sakit. Aku tidak ingin membuatnya khawatir. Apalagi sekarang ia tengah disibukkan dengan keadaan ekonomi rakyat yang sedang merosot, mengingat panen beberapa hari yang lalu telah gagal." Selanya pada Dayang Soo

.

Di lain sisi, Yoongi tengah berada di gudang istana bersama Namjoon, memastikan pasokan beras yang hendak ia bagikan pada rakyatnya cukup. Namun setelah mereka hitung-hitung kembali, pasokan beras tersebut tidak cukup. Hanya cukup untuk beberapa wilayah saja.

"Bagaimana ini Yang Mulia, apa kita harus mengirimkan pasokan beras yang tidak cukup ini? Jika dikirimkan, hanya beberapa wilayah saja yang dapat. Bukankah hal ini akan menimbulkan kecemburuan dari wilayah yang tak kebagian?" Ucap Namjoon, menghadap ke arah Yoongi yang tak diam

Yoongi mengangguk kemudian mengalihkan pandangannya pada Namjoon. "Kau benar. Jika kita membagikan beras ini pada sebagian wilayah saja, wilayah yang tidak kebagian akan cemburu."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Namjoon

Yoongi kembali diam, memikirkan hal yang bisa ia lakukan untuk menangani masalah pasokan beras yang tak cukup. "Sepertinya kita harus mengumpulkan para menteri untuk mencari solusinya."

.

Kini Yn tengah berbaring di kamarnya dengan tabib kerajaan yang tengah memeriksa denyut nadi di pergelangan tangannya.

"Bagaimana? Apa nona baik-baik saja?" Tanya Dayang Soo pada Tabib Noh yang masih merasakan denyut nadi Yn

Tabib Noh tersenyum, kemudian melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Yn. "Nona baik-baik saja. Hanya saja—"

"Hanya saja apa?" Tanya Dayang Soo, penasaran sedangkan Yn hanya diam sembari melihat ke arah tabib dengan ekspresi khawatir

"Nona hanya kelelahan karena sekarang ia tak sendirian lagi, melainkan ada nyawa yang harus ia jaga bersamanya." Jelas Tabib Noh sembari menoleh ke arah Yn yang tampak terkejut mendengarnya

Yn mengerjapkan matanya. "Secepat ini?" Batinnya tak menyangka

"Kalau begitu, aku akan segera pergi dari sini tanpa sempat membantunya?" Batin Yn, lagi dengan ekspresi sedih

Dayang Soo yang menyadari ekpektasi Yn, sontak memegang tangan nonanya itu dengan lembut. "Tak apa nona. Yang Mulia pasti akan senang mendengar kabar baik ini."

"Aku tahu." Sahut Yn

"Lalu kenapa nona bersedih?" Tanya Dayang Soo, penasaran sedangkan Yn tak lagi bersuara, ia hanya diam sembari memikirkan Yoongi

"Tabib Noh." Panggil Yn pada Tabib Noh yang hendak meninggalkan ruangannya

"Ya, nona." Sahut Tabib Noh sembari berbalik ke arab Yn yang mulai bangkit dari tidurannya

THE KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang