"Rony!!!!!"
"Nabilaa!!!".
Teriak semua orang.
Neyl, Diman dan Paul sudah berlari lebih dulu, mereka bertiga menghampiri Nabila dan Rony yang pingsan dalam posisi berpelukan, dapat mereka lihat, pohon rindang yang kemungkinan di pakai meneduh oleh kedua orang itu roboh, mungkin karena samberan Petir tadi.
Edo yang lebih dulu sampai dari para wanita menangis histeris melihat kondisi sahabat mungilnya itu, ia menangis sampai tak sadar suasana sehingga membuat Salma geram dan memukul pelan kepala pemuda itu.
"Heh!, yang seharusnya nangis tuh kita bukan lu". ucap Salma sewot sembari menatap tajam Edo yang hanya menyengir Ria.
"Gw juga khawatir Sal, emang gak boleh gw nangis?". Tanya Edo memasang muka paling melas pada wanita berhijab yang berdecak pinggang itu.
Salma yang melihat itu hanya mendengus bosan, Edo memang selalu lebih feminis dari dirinya yang kadang tomboy.
Suasana seakan kacau disana, Ambulance dengan segera datang setelah beberapa waktu lalu telah di hubungi oleh Neyl.
Diman dengan segera membantu petugas menggotong Rony dan Nabila satu persatu, keduanya dengan cepat dilarikan keRumah Sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.Anggis yang melihat itu meringkuk sedih bersama Edo, keduanya saling berpelukan menyalurkan energi positif satu sama lain, Sementara Salma hanya diam, dia mendoakan kedua temannya dalam diam semoga, Nabila maupun Rony tidak mengalami hal yang mengkhawatirkan lebih lanjut.
"Sal, Nggis kalian pulang duluan aja". Ucap Neyl setelah melihat kondisi yang hampir kondusif.
Tubuh mereka berenam sudah basah kuyup akibat hujan, tidak mungkin kan pakaian basah akan terus mereka pakai, khawatir mereka akan terkena flu, Neyl dengan sigap memulangkan terlebih dahulu para gadis.
"Edo lu juga pulang, ntar Paul yang nganterin semuanya".
"Gw sama Diman bakal ikut dulu keRumah sakit ngurus adminitrasi, kalian pulang dulu ganti baju, baru nyusul gantian sama kita berdua". ucap Neyl memberi printah setelah sebelumnya ia sudah bersiap terlebih dahulu menaiki Ambulance dengan Diman yang sudah berada di dalam mobil.
Paul mengangguk, pemuda bule itu masih terus memegangi bokser nya yang hampir turun dan melorot, ia dengan segera menggiring ketiga orang itu untuk pulang setelah memastikan terlebih dahulu Neyl dan Diman berserta Ambulance sudah pergi lebih dulu.
"Ayok pulang!". Titah Paul sembari masih memegang boksernya.
Edo berjalan lebih dahulu sembari mengusap matanya yang terus berair, lelaki gemulai itu sedih melihat teman polosnya yang tadi terkulai tidak berdaya, untung saja Nabila tidak gosong seperti cerita cerita yang ia dengar, karena kalo Nabila gosong , Edo akan menangis lebih histeris, meratapi nasib malang sahabatnya itu.
Anggis berjalan sembari menangis, Salma yang melihat itu dengan segera memeluk gadis bali itu meyakinkan semuanya akan baik baik saja.
Paul yang berjalan di belakang terus memperhatikan ketiganya sembari memegang boksernya yang sesekali hampir melorot kebawah, ia juga mengkhawatirkan sahabatnya, Rony. ia juga bersyukur untung saja pemuda itu tidak gosong kalo gosong kasian Rony, Udah sifatnya kaku, Wataknya Kaku masa mukanya juga kaku gara gara gosong, pikir Paul konyol.
Sementara di lain sisi, Neyl sedang mondar mandir tak tentu arah di depan UGD, pemuda berambut panjang itu menjuntaikan semua rambutnya yang terlihat seperti perempuan dari belakang, ia mendongkak sesekali melihat pintu UGD yang masih tertutup rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
EH, KETUKER!.
FantasyRony dan Nabila terbangun dalam tubuh mereka yang tertukar. Gimana jadinya Rony si anak Cool bisa berpindah tubuh ke Nabila si gadis kalem. Lalu gimana jadinya, Salma yang gak pernah deket deket sama Rony, tiba tiba langsung ketempelan cowok itu di...