21

391 48 17
                                    

"Aaduuuhhh".

"Sa-kit!".

"Aduh!".


Teriakan penuh ringisan itu terdengar menggema, semua orang berdiri bersender dibalik pintu, sementara didalam ruangan, Edo dan Paul yang mengaku bisa mengurut berinisiatif memberikan sedikit pijatan pada Rony untuk mengantisipasi patah tulang, Namun sepertinya jika seperti ini Rony bukan lagi mengalami patah tulang tapi patah sendi.

"Itu siapa yang ijinin Paul sama Edo ngurut kak Rony?". Nabila bertanya, keningnya bertaut bingung, ia sesekali meringis mendengar Rony yang menjerit jerit didalam sana.

Neyl dan Diman hanya diam, Daniel dan Rahman sedang mencari kotak obat, sementara Rachel dan Syarla mendidihkan air panas untuk mengompres Rony setelah ini, dan yang lain ikut berdiri disana, menunggu Rony yang kini menjerit jerit kesakitan.


"AA-ADUH!".

Semua orang terlonjak, Salma bahkan melompat karena kaget mendengar suara nyaring itu, "Edo sama Paul beneran bisa ngurut gak sih?, curiga gue tulang si Rony udah remuk". celetuk Salma, ia emosi lagi pula mengapa mereka semua berbaris dan menunggu disana?.

Diman menggeleng, tapi  Neyl mengangguk dua orang itu bertatapan, lalu menggeleng bersama, keduanya juga tak tau, tapi memang diantara mereka semua tidak ada satupun yang paham dalam urut mengurut.


"Brak-Brak-Brak!".

Novia dengan emosi mengetuk keras pintu kayu yang tertutup, pengang telingannya mendengar Rony yang menjerit jerit seperti ini.

"PAUL, EDO BUKA PINTUNYAAAA!!!".

"BUKA SEKARANG ATAU GUE DOBRAK!!".


Semua orang menciut, Neyl yang biasanya bijaksana dan kalem menyembunyikan tubuh besarnya dibalik tubuh mungil Nabila, Novia benar benar kesetanan, kesabarannya sudah habis karena beberapa kejadian.

Pintu kemudian terbuka, Daniel dan Rahman yang mendengar teriakan Novia berlari menghampiri kerumunan teman temannya keduanya khawatir terjadi kenapa kenapa, Syarla dan Rachel bahkan membawa air panas yang masih mengepul itu dalam panci, keduanya juga ikut khawatir mendengar teriakan Novia.

Paul memberengut, wajahnya kusut dengan rambut yang acak acakan, sedari tadi tugasnya didalam hanya memenggangi Rony agar tidak mengamuk, membuat dirinya berkorban dan dijambak beberapa kali oleh lelaki kaku itu, sementara Edo yang berperan sebagai tukang urut kini masih telaten mengurut Kaki Rony yang terlihat membengkak, semuanya meringis melihat itu, benarkah Edo memang bisa mengurut?.

"AAAA!, SAKITTT!". Rony lagi lagi menjerit, kali ini mukanya sudah memerah ia benar benar kesakitan.

"Neyl tolongin gue!, keluarin Edo sekarang!". lirih Rony, tubuhnya kesakitan namun teman sialannya itu bercosplay jadi tukang urut dadakan.

Diman dan Neyl yang melihat itu maju berbarengan, menghampiri Edo yang terlihat asyik dengan tugasnya saat ini, "Do udahan yuk, gak yakin gue lu bisa ngurut".

"Liat tuh siRony malah tambah bengkak sekarang!". Diman menunjuk kaki kanan Rony memang terlihat bengkak, wajar saja lelaki itu jatuh dalam keadaan duduk dengan kedua kaki terlipat, sudah dipastikan persendian lelaki itu bergeser beberapa senti.

"Gue biaa ngurut Ronynya aja gak mau diem!". kekeh Edo, ia masih mempertahankan dirinya sebagai tukang urut sejati.

"Udahlah kalian semua keluar, lu juga Do, gue mau istirahat dulu, biarin gue tidur kalian semua keluar!". Rony kalu ini menatap semua teman temannya dengan tampang iba, ia benar benar butuh istirahat saat ini.

EH, KETUKER!.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang