Rony mengerjapkan kedua matanya, cahaya asing membuat lelaki itu menyipitkan matanya risih, ia melihat teman temannya terduduk dengan wajah khawatir menatapnya kini, "Aduh". eluh lelaki itu, kepalanya pusing.
"Ron hati hati Ron, pelan pelan". Rony menoleh kearah Neyl, ia tak salah bukan?, Neyl memanggil namanya dengan benar, apa mungkin ia sudah kembali pada tubuhnya yang asli, dengan terburu Rony duduk asal, membuat yang lain menahan nafasnya beberapa detik, lelaki ini tak tau apa mereka semua khawatir melihat kondisi mengenaskan dirinya dan Nabila yang kembali tersambar petir.
"Kaca, Kaca!". semua bingung, mereka diam saat Rony dengan heboh berteriak kaca, Novia yang memang memegang kaca buru buru memberikan kacanya pada lelaki itu, semuanya makin keheranan saat Rony kini bertingkah didepan kaca, lelaki itu terus memegang wajahnya dan menepuk nepuk pelan lalu bersorak kegirangan seolah olah ia baru saja mendapat jackpot yang besar.
"Akhirnyaaa!!!!". Rony bersorak heboh, semua orang menatap lelaki itu aneh, Diman bahkan bergidik merinding, Sebenarnya ada apa dengan Rony.
"Dia gesrek gara gara kedamber petir gak sih!". Edo membisik, lelaki itu memepetkan dirinya pada Paul bermaksud menggibahi Rony bersama Bule bali itu.
"Eh". Rony diam, ia teringat sesuatu, seharusnya jika dia sudah kembali pada tubuhnya, Nabila sekarang juga sudah bertukar kembali seperti semula, "Nabila mana?". Rony menatap teman temannya satu persatu, mencari dimana Nabila terselip atau tersempil.
"Nabila dibelakang sama Salma, dia ngeluh palanya pusing terus, mendadak dia lupa kenapa dia ada disini, heran banget kan!". Rony terdiam, Edo menggosip dengan sangat jelas ditelingannya, Rony lagi lagi melirik kearah teman temannya, setelah ia perhatikan dan hitung hitung lagi memang semuanya tak berkumpul seluruhnya disini, hanya ada Neyl, Diman, Paul, Edo, Daniel, Rahman, Novia dan Bunga, sementara Salma, Rachel, Syarla, dan Anggis keempatnya sibuk mengurusi Nabila.
Seakan lupa baru saja habis tersambar petir, Rony berdir, ia meloncati Soffa yang berada di ruang tengah itu, membuat semuanya kembali di landa rasa bingung, tumben sekali pemuda itu hiperaktif seperti sekarang, Neyl yang melihat Rony menjauh mengejar, ia tidak mau terjadi hal yang tidak diinginkan mengingat lelaki itu baru bangun dari pingsannya akibat tersambar petir.
"Ron!". Neyl berteriak, tubuhnya berlari, Diman yang melihat itu ikut mengejar, Edo bahkan menarik Paul yang disampingnya untuk menyusul, meninggalkan Daniel dan Rahman yang menggeleng heran dan Bunga, Novia yang terlihat speechlees melihat kelakuan teman temannya itu.
"Susul aja gak sih, kelakuan mereka kadang diluar Nurul". ajak Daniel, keempatnya kemudian menyusul Neyl, Diman, Edo, Paul yang lebih dahulu menyusul Rony.
Dibelakang, Salma sibuk mengelus elus punggung Nabila yang sesekali bergetar, gadis itu bangung bangun dari pingsannya menangis keras, mereka pikir Nabila kesakitan akibat sambaran petir yang entah mengapa membawa Nabila dan Rony berada hampir ditengah hutan, Namun bukan itu yang menjadikan alasan gadis ini menangis, Nabila kebingungan, tubuh gadis itu juga terasa sakit ditambah ia lupa mengapa dirinya bisa berada ditempat sejauh ini.
"Udah, Udah Nab, mungkin efek kamu kesamber petir kemarin, gak usah dipusingin". Anggis mengelus elus kepala sahabatnya penuh sayang, ia khawatir saat melihat Paul menggendong Nabila yang tak sadarkan diri melalui pintu belakang, ia bahkan menangis saat mendengar Nabila tersambar petir lagi, lagi?, ah kenapa sahabatnya ini senang sekali tersambar untung saja wajah Nabila tidak gosong terpanggang petir.
"Kak, Nggis, masalahnya Nab gak tau kenapa bisa ada disini, Nab mau pulang!". Nabila mengeluh, ia terus menangis bingung saat ini.
"Nab kita baru aja dateng setelah perjalanan hampir sepuluh jam, inipun udah malem, kamu gak kasian sama yang lain, apalagi Neyl yang udah susah susah cari waktu sama tempat buat kegiatan kita kali ini". Salma berujar pelan, memberi pengertian pada gadis yang kini menangis, ia mengerti andai saja ia menjadi Nabila ia pun akan ngotot meminta pulang saat ini juga, tapi untunglah bukan dia yang tersambar, bisa gawat kalo dia yang tersambar, gosong dia kali itu juga, Salma bergidik ngeri memikirkannya.
Nabila diam, kali ini ia jauh lebih tenang, Namun tiba tiba suara langkah kaki mendekat dengan ramai, gadis itu sedikit mengintip dalam dekapan Salma, ia melihat rony yang berlari tergesa gesa, ada apa dengan lelaki itu?, mengapa raut wajahnya seperti sangat khawatir, tapi pada siapa?, batin Nabila bertanya tanya.
"Nab, Nab, Lu ga papa?". Rony menyentak keras Nabila, mengambil alih gadis itu dari dekapan Salma, ia memintai mekihat dari ujung kepala sampai kaki Nabila, memastikan Nabila kini baik baik saja, Namun bukannya senyuman hangat atau sapaan baik yang ia terima seperti biasa, kali ini Rony terkejut, mendapati Nabila yang menatapnya penuh takut dan hampir ingin menanis kembali.
"Eh, kenapa?". Rony berucap pelan, ia menopang dagu Nabila dengan kedua tangannya, memperhatikan gadis itu yang kini berkaca kaca dengan tubuh yang bergetar, "Kak, bisa lepasin". cicit Nabila suaranya lirih ia seakan tak biasa pada afeksi Rony yang terlalu berlebih seperti saat inu, biasanya ia hanya mengenal Rony sebatas kenal biasa, mereka tak cukup dekat untuk melakukan skinsip terlalu berlebih seperti sekarang.
Melihat Nabila yang tak nyaman, Paul bergegas menarik Rony, melepaskan genggaman pemuda itu yang sedari tadi mengenggam Nabila dengan lembut, "Ron gue gak tau urusan lu sama Nabila apaan?, tapi gue minta kali ini tolong kasih Nabila ruang, dia baru aja sadar, dia pasti syok dengan semua ini". ujar Paul, lelaki itu sedikit memberi jarak pada Rony yang akan kembali mendekati Nabila yang kini kembali ditenangkan oleh Salma, Anggis, Rachel dan Syarla.
Namun Rony si keras kepala tidak akan menurut semudah itu bukan?, lelaki kaku itu lagi lagi kembali membebal, ia mendekati kembali Nabila lalu memeluknya erat, ia tak tau apa yang terjadi pada gadis itu, Namun bukankah seharusnya mereka senang karena keduanya kini sudah kembali pada tubuh mereka masing masing seperti semula, Namun kenyataan yang menyenangkan ini ntah kenapa sedikit membuat hati Rony berdenyut tak terima, Rasanya Nabila seperti melupakan apa yang sudah mereka lakukan selama ini bersama sama, Ah atau mungkin Rony saja yang berlebih, menganggap kedekatan yang tak lebih lama dari beberapa bulan itu adalah sebuah kemajuan untuk saling mengenal lebih jauh.
"Nab, gue gak tau apa yang terjadi, tapi tolong saat ini ijinin gue seperti ini terlebih dahulu, setelahnya kita bisa jalanin hidup kita masing masing, persis seperti dulu". Rony berbisik, tubuh besarnya membawa tubuh mungil milik Nabila dalam pelukannya, Tubuh gadis itu yang tadi menegang ntah mengapa mendadak rileks seakan mendapat nyanyian tidur yang syahdu, Nabila hanya diam, ia memejamkan kedua matanya, sungguh ia tak tau apa yang terjadi saat ini, siapapun tolong beritahu Nabila ada apa ini sebenarnya?.
___________________________
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
EH, KETUKER!.
FantasyRony dan Nabila terbangun dalam tubuh mereka yang tertukar. Gimana jadinya Rony si anak Cool bisa berpindah tubuh ke Nabila si gadis kalem. Lalu gimana jadinya, Salma yang gak pernah deket deket sama Rony, tiba tiba langsung ketempelan cowok itu di...