"Selamat siang!".
Rony dan Nabila terdiam, keduanya saling beradu pandang melihat dokter yang masuk keruangan mereka, Rony yang berada di tubuh Nabila mengedipkan matanya sebelah seolah memberi isyarat agar Nabila yang berada di tubuhnya bisa berpura pura ekting sementara.
"Siang dok!". jawab keduanya serempak.
"Bagaimana perasaan kalian sekarang, merasa lebih baik?". Dokter bertanya mencoba berbasa basi sembari mengecek infusan yang terpasang pada tiang dan tangan Rony dan Nabila.
Rony dan Nabila yang mendengar itu mengangguk, keduanya canggung saat ini, mereka berdua mencoba memainkan perannya masing masing berusaha menjadi Natural di depan Dokter satu ini.
"Lebih baik dari tadi". ujar Nabila dalam tubuh Rony menjawab pertanyaan sang Dokter.
Dokter yang mendengar itu tersenyum, kemudian berjalan lebih mendekat dan melakukan pengecekan lain kepada keduanya, lalu merasa sudah cukup Dokter berdiri sedikit menjauh.
"Kondisi kalian tidak apa apa, Alhamdulilah, saya sempet panik lho ngedenger pertama kali kalian pasien kesamber petir, karena biasanya orang orang yang kena petir selalu berakhir mengenaskan".
"Tapi kuasa Tuhan kalian adalah keajaiban, kalian berdua dalam keadaan baik baik saja saat ini, dan seluruh pengecekan kalian normal, jadi kalian bisa keluar sore nanti setelah infus ini habis". ucap Dokter menjelaskan, mendengar itu Rony tersenyum kecut, ia memang tidak terjadi apa apa pada tubuhnya secara fisik, namun jiwa mereka tertukar, bagaimana mungkin ini bisa disebut keajaiban?!.
Nabila yang berada di tubuh Rony mengangguk polos, Dokter bahkan tidak sadar bahwa tubuh lelaki yang berada di sampingnya memperhatikannya polos bak seorang gadis yang polos, atau memang gadis?, karena bagaimanapun jiwa Nabila lah yang berada di tubuh gegap itu.
"Baik terimakasih Dokter!". seru Nabila yang berada di tubuh Rony, Dokter yang mendengar itu mengangguk kemudian pamit undur diri, masih banyak pasien lain yang harus ia urusi soalnya.
Dalam keterdiaman Nabila mencoba merenung, meski tubuhnya merasa berat gadis itu diam, tak ingin kembali mengeluh dan malah dimarahi kembali oleh lelaki galak yang mengambil alih tubuhnya.
"Aduh!". keluh Nabila.
Rony yang menikmati lamunannya tersentak mendengar suara ringisan tadi, lelaki itu kemudian berdiri membawa tubuh Nabila mendekat pada tubuhnya.
"Kenapa Nab?". tanya Rony sedikit khawatir.
"Kak Rony, Nabila pengen pipis..". cicit Nabila malu, Namun setelah sadar gadis itu berubah pias, wajahnya pucat benar benar pucat, membayangkan bagaimana ketika ia membuang air kecil dalam tubuh seseorang yang berbeda jenis gender dengannya ini.
Rony yang mendengar itu cukup santai, ia menujuk arah kamar mandi pada Nabila, lelaki itu rupanya belum menyadari kekhawatiran Nabila saat ini, Rony bahkan kembali bergelung dibawah selimut, ia mengantuk dan ingin tertidur kembali secepatnya.
"Kak Rony~~". Lagi, kali ini suara Nabila cukup mengganggu, bagaimana bisa Rony tenang tenag saja, saat Nabila merengek dengan Nada serak dan bass miliknya yang laki banget.
"Nab cukup, kenapa lagi?". Rony mendengus malas, ia mengantuk benar benar mengantuk saat ini, tak ingin di ganggu.
"Nab pengen pipis...". cicit Nab lagi.
"Lalu?". tanya Rony menggantungkan katanya, menahan gemas pada tingkah Nabila yang terlihat ajaib dimatanya.
"Nab malu!". cetus Nabila sembari menyembunyikan wajahnya yang merona malu.
"Kenapa sih Nab tinggal pipis kenapa ma..".
"Lu..". ucap Rony menggantung setelah tau artinya lelaki itu terbelalak, iya ya mereka kan bertukar tubuh, jika mereka bertukar tubuh berarti alat repreduksi mereka juga berbeda, bagaimana ini?, Rony khawatir, ia bahkan lebih khawatir dari Nabila yang kini diam menahan rasa ingin pipis sedari tadi.
"Huh, Yaudah ayok gw anterin!". ucap Rony setelah bulat tekadnya, ia akan mengantar gadis itu sampai depan pintu kamar mandi, selebihnya biarkan gadis itu dan firasatnya saja yang bekerja, ia tak ingin memberikan kisi kisi bagaimana harus membuang air dengan tubuh lelakinya itu, biarkan Naluri gadis itu saja yang berbicara.
Nabila menimbang, gadis itu kemudian mengangguk mengiyakan, ia cukup setuju pada usul asal yang diceploskan oleh Rony, gadis itu kemudian bangun dengan tubuh berat Rony yang dimilikinya saat ini, ia berjalan dibelakang tubuh miliknya yang kini terisi jiwa Rony.
"Yaudah cepet masuk!". seru Rony memerintah dengan gaya andalannya sehingga siapapun yang melihatnya akan mengira Nabila tengah berubah gaya menjadi swag garis keras.
Nabila terdiam menimang nimang apakah benar yang harus ia lakukan, dengan langkah ragu, gadis itu membawa tubuh besar Rony masuk kedalam kamar mandi meninggalkan tubuhnya yang dirasuki Rony berdiri didepan pintu.
"AAAAAAAA".
Rony mendengus mendengar pekikan gadis itu, namun setelahnya ia tak mendengar apapun selain aliran air yang mengalir.
"Cklek".
Pintu terbuka, Rony yang melihat itu tersenyum melihat Nabila yang memberenggut sebal, ia seolah mengejek sang gadis karena menjerit keras tadi.
"Kak diem deh, aku kaget ya gak pernah semur hidup aku liat yang kaya gitu!". ucap Nabila ceplos sementara Rony tertawa terbahak bahak.
"Kak ih, ngerti gak sih!!". sebal Nabila sembari menghentak kedua kakinya kesal, Rony yang melihat itu meringis, lagi lagi reaksi tubuhnya benar benar menggelikan jika Nabila mengambil alih, ia seperti laki laki macho yang gemulai, cukup mirip dengan Edo tapi lebih parah dirinya jika Nabila yang berada didalam sana.
"Udah udah, ayok kita tidur lagi, tunggu infus habis, Neyl sama Diman pasti lagi cari ruangan kita!". ujar Rony, sementara Nabila yang mendengar itu mengerutkan keningnya bingung, bagaimana lelaki itu bisa tau jika Diman dan Neyl sedang mencarinya sekarang, "Kakak tau dari mana Bang Neyl sama Bang Diman nyari ruangan kita?". tanya Nabila heran.
Sementara Rony yang ditanya hanya tersenyum misterius dan berujur singkat, "Cuman nebak, Firasat gw kuat soalnya!". ucap Rony sombong sembari menaik turunkan alisnya, yang di balas dengusan malas oleh Nabila.
Sedangkan dilain sisi, Diman dan Neyl sudah kelelahan mencari dimana ruangan kedua temannya itu, pasalnya setelah berada di ICU tadi, Nabila dan Rony dipindah ruangkan tanpa sepengetahuan mereka, mencoba bertanya pada represionis keduanya bahkan tak sampai berpikir kesana, Diman dan Neyl terlalu sibuk berdebat kecil sehingga melupakan tugas dan gunanya represionis yang berada disana.
"Dim, capek gw, kita tanya represionis aja gimana?". Diman yang mendengar ucap Neyl melongo ia baru ingat tugas dari represionis tersebut, huh, akibat terlalu banyak berdebat dengan Neyl membuat otaknya sedikit tak berfungsi seperti sekarang.
"Kenapa gak ngasih tau dari tadi Neyl!". geram Diman.
Neyl cengengesan menggaruk rambut panjangnya yang tak gatal, jujur ia juga baru ingat sekarang, kenapa tak dari tadi saja.
"Baru inget gw Dim!". celetuk Neyl.
Diman mendengus, lelaki itu melongos lalu pergi mendahului mencari represionis untuk menanya kabar dimana tempat kedua temannya itu dirawat.
"Tungguin!". teriak Neyl berlalu menyusul Diman yang berada di depannya.
____________________
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
EH, KETUKER!.
FantasyRony dan Nabila terbangun dalam tubuh mereka yang tertukar. Gimana jadinya Rony si anak Cool bisa berpindah tubuh ke Nabila si gadis kalem. Lalu gimana jadinya, Salma yang gak pernah deket deket sama Rony, tiba tiba langsung ketempelan cowok itu di...