8

649 49 12
                                    

Paul terbangun dari tidurnya, ia kemudian melirik Neyl, Diman dan Edo yang sama sama menginap dirumahnya, lelaki bule itu menguap, lalu sambil mengucek matanya ia berjalan membuka gorden kamar miliknya, membiarkan cahaya matahari yang masih belum ada itu muncul, wajar saja ini masih jam 5 subuh pagi.

"Hoamm!". Paul menguap sembari menggaruk garuk perutnya yang tak gatal, ia kemudian menghirup oksigen segar pagi hari ini, "Ah... Benar benar menyegarkan!". ucap Paul asal.

Namun baru saja ia hendak berbalik ia menemukan siluet jelas seseorang di rumah sebelahnya, Rumah milik sahabat datarnya yang kemarin tersambar petir, siapa lagi kalau bukan Rony.

Buru buru lelaki bule itu berlari gerasak gerusuk, ia menendang kaki Edo yang tertidur dibawah bersama Neyl, niat hati ingin menjahili Namun kaki Edo yang ia tendang malah membuatnya jatuh dan menimpa Diman yang berada di ujung kasur, membuat Diman dan Paul jatuh menindih Neyl yang berada dibawah Kasur.

"Aduh, Woy Engap!". Teriak Neyl terkejut, matanya memerah karena terbangun dadakan, ia menepuk nepuk kedua sahabatnya yang berada diatas badannya, Paul yang mendengar membawa tubuhnya untuk berdiri, sementara Diman, lelaki itu masih sibuk tertidur tanpa terbangun sedikitpun, ia memang benar benar susah untuk di bangunkan.

"Diman!!, Woy Paul Tulung!". Neyl makin engap dibawah, tubuh Diman yang menimpanya sangat terasa berat, Dengan jengkel ia mencubit Diman agar terbangun, Namun bukan Diman yang terbangun malah Edo yang berteriak Kesakitan, Rupanya Neyl salah cubit orang.

"Awwww!".

Edo membuka matanya ia mengelus elus tangannya yang terasa kebas karena dicubit kencang oleh Neyl, lelaki itu kemudian menggetok kepala Neyl yang menyengir, Neyl yang sudah jatuh tertimpa tronton merutuki nasib sialnya pagi ini, hah, mimpi apa ia semalam, belum sehari ia sudah ditimpa Diman dan di getok Edo!.

"Woy coba tolong geser Diman, sumpah gue engap banget!". lirih Neyl, ia benar benar merasa keberatan.

Paul dan Edo yang iba dengan segera mendorong Diman agar menggelinding menjauhi Neyl, Namun lelaki itu terlalu berat, dengan kekuatan yang terkumpul dadakan Paul dan Edo yang sudah kewalahan menendang kencang Diman hingga terjengkang ke pojok kamar.


"Hah, Hah, selamet selamet, hampir aja nyawa gue less". syukur Neylsembari terduduk, dengan cepat ia menghirup udara, ia benar benar merasa sesak di timpah oleh Diman yang bahkan sudah terguling terjengkang masih tertidur di pojokan sana.

"Buset, Diman gak ada minat bangun apa?, udah di tendang, di dorong, sampe gelinding masih aja tidur!". celetuk Paul sembari melihat Diman yang masih anteng tertidur di pojokan.

"Eh, Eh!". Seakan tersadar sesuatu Paul berteriak heboh, membuat Edo yang tak siap kembali terjungkal kebelakang, Neyl yang melihat itu menghela nafas, ia mengelus dada Edo yang kembang kempis karena tersulut emosi oleh lelaki bule ini.

"Kenapa sih Paul heboh banget pagi pagi!". Geram Edo sembari menunjuk nunjuk Paul yang menyengir ria di hadapannya.

Dengan langkah pelan, Paul bangun dan berjalan kearah jendela balkon miliknya, lalu kembali berlari kedalam dan menarik Neyl dan Edo untuk mengikuti dirinya kesana.

Neyl yang dasarnya masih mengantuk berjalan sembari terpejam, ia yakin Paul akan menuntunnya yang setengah ngantuk itu, Namun bukannya udara segar yang ia dapatkan, Neyl malah menabrak tembok pintu balkon yang berlapis besi, ia yang tak siap ikut ikutan terjungkal seperti Edo tadi, sementara itu Edo yang melihat Neyl malah mentertawainya, dasar akhlakes satu ini memang.

"Neyl!, Sorry sorry Sorry!". ucap Paul berulang ulang sembari ikut duduk disamping Neyl, sebenarnya lelaki bule ini ingin berjongkok saja, Namun maklum bule blasteran seperti Paul kurang mahir dalam dunia jongkok perjongkokan.

EH, KETUKER!.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang