20

388 47 14
                                    

Sinar matahari makin menyorot dengan jelas, semua cucu adam hawa itu kian bersemangat melawan ombak diterik hari ini, seakan mengejek matahari yang tersenyum culas diatas sana hingga udara panas.


Paul berdehem, lelaki bule itu mengenakan celana pendek miliknya dengan kaos hitam seadaannya, outfit yang sangat simple hari ini, lagi pula ia tak akan kemana mana ia hanya akan basah basahan diair laut bersama semua orang yang ada disana, Paul duduk menepi, bulir keringat dikeningnya sesekali ia usap, ia mengedarkan pandangannya menatap ramainya sorak gembira dari teman temannya.


Sorot mata teduh itu menangkap banyak hal, lelaki bule itu sesekali tersenyum melihat Salma dan Edo yang berlomba saling menenggelamkan satu sama lain, ia juga melihat Anggis, Syarla dan Rachel yang berjemur beriringan dipesisir pantai, Sementara Bunga gadis itu sibuk mengusap sanblock terus menerus, memastikan matahari tak membakar dan memakan kulitnya hingga hangus dan gosong.


Sementara para lelaki, dikomandoi oleh Rony yang entah mengapa hari ini tiba tiba aktif, Paul tersnyum tipis saat melihat teman temannya berebut ingin memanjat beberapa pohon kelapa yang tumbuh liar dan berbuah lebat, suasana pesisir memang sangat sunyi tak ada satupun aktivitas lain yang akan ditemui disini kecuali aktivitas mereka.



Melihat kawan kawannya yang saling berdesakan, Paul berdiri, berencana ikut pada berkumpulan orang orang aneh yang kini di komandoi oleh Rony, hm tumben sekali.

"Ayok Diman naik terus, jambak rambut Bang Neyl, iya gitu iya!". sorak Rony sorai, suaranya terdengar riang, seolah baru saja mendapat jackpot yang sangat besar.

Diatas sana para pemuda berbaris menyusun seperti panjat pinang tujuh belasan, dengan Daniel yang berada dibawah, maklum dari semua lelaki yang berada disana tak ada satupun yang pandai memanjat hingga ide gila dari Rony entah siapa yang menyetujui dan direalisasikan dengan nyata, Rony tertawa riang jelas saja lelaki itu kan akan berdiri dipaling atas, dia tak harus menahan beban beban berat seperti teman temannya bukan?.


"Ah curang lu Ron!, bisa bisanya lu enak enakan ada diatas, kiata semua harus baris barisan kaya gini!". Neyl bersorak tubuh tingginya mendekap erat batang pohon kelapa, pemuda berambut panjang itu takut ketinggian namun lagi lagi ntah kenapa ia berada di posisi urut ketiga menginjak Rahman sebagai pijakannya diatas sana.


"Diem Neyl jangan ngeluh, ini goyang!". panik Diman, lelaki bongsor itu berada diatas tubuh ringkih Neyl yang bergetar keberatan, Rony yang melihat itu tersenyum culas, ia bersiap menarik celananya keatas antisipasi agar tidak melorot saat ia naik nanti, baru saja hendak menaiki Daniel Rony tiba tiba melihat Paul berlari kearahnya, dengan cepat Rony meloncat, ia tak mau Paul menggantikan tempat strategisnya nanti.


Daniel yang berada dibawah bergetar, bahunya tak lagi menerima beban lain saat ini, Namun Rony lelaki itu dengan lihai menaikinya cepat, Rahman bahkan yang paling jelas, ia keberatan saat ini, lagipula siapa yang menempatkannya di posisi kedua sih, beban Neyl dan Diman diatas tak sebanding dengan tubuh ringkih Daniel dan Rahman yang dibawah.



"Hahahahahah!".


Paul tertawa terbahak bahak, tubuh teman temannya  yang keberatan menjadi lawakan aneh saat ini, lelaki itu berusaha memecah fokus agar tangga tangga manusia itu goyang dan runtuh begitu saja.


Rony yang merasa goyang mendelik kebawah, ia  melihat Paul yang tertawa terbahak bahak, dengan cepat Rony terus memanjat, menginjak Rahman dan menarik Rambut panjang Neyl untul sampai diatas Diman, saat sudah berada diatas, dengan lihat lelaki yang sudah berhasil menguruskan badannya itu menggapai pelepah kelapa, memijaknya dengan kuat dan bersamaan dengan itu teman temannya runtuh begitu saja, meninggalkannya sendirian diatas sana.



EH, KETUKER!.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang