6

694 58 16
                                    


Rony berjalan malas, ia sesekali menguap mengikuti Rombongan teman temannya yang terlihat sangat memperhatikan tubuh Nabila dengan hati hati, lelaki itu sesekali mengerjap erjapkan kedua matanya, melihat sekitar yang ia rasa menarik untuk di perhatikan.


Netranya menangkap tubuh tingginya saat ini sedang di kerumuni oleh teman sepergenk-an anak lelaki, Rony mendengus, melihat wajah canggung dirinya, dalam hati ia berpikir mungkin Nabila yang akan terlalu kesulitan saat ini.

"Nab kok diem diem aja?". Novia menepuk pundak tubuh gadis itu, Rony mendengus, ingin sekali ia berteriak ia bukan Nabila, tapi bisa bisa ia di cap gila, dan Nabila yang asli yang berada di badannya akan mengamuk seperti kemarin kemarin.


Kali ini 10 pemuda pemudi itu memutuskan untuk berkumpul di Rumah Rony, itung itung sekalian menyambut kedua temannya plus syukuran juga karena ternyata kedua teman mereka akhirnya selamat dari kematian mengenaskan karena petir.

Rony diam, ia masih sibuk menatap Nabila yang terlihat 'agak' enjoy saat ini, lelaki itu terus berkomentar tentang gerak gerik tubuhnya yang dikendalikan oleh Nabila, seakan jika ia hidup di dunia kartun sebuah pemikiran berbelit belit terlihat jelas diatas kepala mungil Nabila yang saat ini ia ambil alih.

Syarla diam, ia menatap bingung penuh selidik pada teman polosnya ini, mengapa Nabila terlihat sangat Dominant, dan jangan lupakan wajah judes, jutek dan kakunya, dari mana gadis itu mendapatkan raut raut wajah yang biasanya hanya dimiliki oleh Rony.

Diam diam gadis mungil itu menyenggol Salma yang berada di sebelahnya, seakan bertelepati, Syarla menatap Salma lekat seolah bertanya ada apa dengan Nabila, Salma yang melihat itu melotot heboh, rasanya gadis berhijab hitam itu gatal sekali untuk menceritakan peristiwa paling menggoncang jiwanya sedari tadi dia berada di Rumah sakit, Bagaimana tidak, pasalnya Nabila terlihat sangat Posesif pada Rony, apa mungkin, kedua temannya itu memiliki hubungan yang terrahasiakan?, tapi mengapa?.

"Aduh!". Salma berpura pura mengaduh melempar kode pada Syarla, Syarla yang menangkap kode mengguk, ia juga menatap Anggis yang masih mendelik sembari memperhatikan perubahan Nabila, lalu terakhir gadis itu melepar lagi kode pada Novia yang langsung di tanggap cepat oleh gadis berdarah batak itu.

"Nab kayaknya gue harus ke kamar mandi, lu disini dulu ya". Salma berdehem setelah semua orang dipastikan menerima kodenya, ia kemudian berdiri bangun menarik Syarla untuk mengikutinya.

Anggis yang melihat itu melirik Novia, ia sedikit menganggukan kepalanya melempar kode, kedua manusia ini juga berdiri, lalu menatap canggung Nabila yang masih diam, ya memang Rony tak peduli sama sekali pada kelakuan para gadi gadis ini terhadap tubuh Nabila yang ia isi saat ini.

"Hehe Nab kita juga mau ke kamar mandi deh". ucap Anggis canggung.

Baru saja kedua gadis itu berjalan, tiba tiba Salma dan Syarla berbalik sembari menampilkan wajah bingung, Novia mengeriyit menatap kedua temannya itu, "Kenapa kalian?". tanya Novia.

Salma menyengir, Syarla menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Kamar mandinya dimana sih". cicit Salma berujar malu, ia sudah pede berjalan kearah kiri namun yang ia temukan hanyalah hamparan halaman luas disana, gadis itu bertanya pada Syarla pun sama saja, Syarla tak tau seluk beluk rumah Rony ini.

"Gimana mau ketemu, kamar mandi tamu ada di pojok Ruangan Sebelah pintu masuk, berarti ada diluar, kalo kamar mandi dalem ada di lantai dua, sebelah kiri deket dapur bersih, tapi dibawah juga ada di deket kamar pembantu". Celetuk Rony yang berada di tubuh Nabila, keempat gadis itu menatap cengo, ntah kenapa saat ini keempat gadis itu tiba tiba berpikiran yang sama, bagaimana mungkin Nabila bisa sehafal itu pada rumah Rony ini?!.

EH, KETUKER!.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang