18

372 53 7
                                    

Malam ketika api unggun digelar, agenda yang akan dilakukan ramai ramai kini adalah berbagi cerita horor satu sama lain sembari memutari api unggun yang berada ditengah tengah.

Nabila menggosok gosokan tangannya kedinginan, Api unggun kini berkobar di hadapannya, Namun udara lautan dihadapannya kini berdesir dingin, mengiringi suara suara ombak yang berteburan.


Anggis diam, gadis itu duduk menyamping dengan Syarla yang kini mengemil ria, di sebelahnya ada Novia yang sedang menyeruput teh hangat miliknya, lalu disebelah Novia ada Bunga yang sibuk memakai mantel tebal karena udara yang memang sangat dingin ini.

Salma sendiri gadis itu berada diujung disamping Nabila yang kini menggosok gosokan tangan mencari kehangatan, acara malam ini belum dimulai, Neyl dan Diman belum menapakan diri sama sekali, mungkin keduanya sedang berunding akan bagaimana aktifitas mereka semua malam ini, Paul sibuk bernyanyi, suaranya yang keras diiringi tepuk tangan Edo, dan iringan gitar dari Rony, Rahman dan Daniel keduannya sibuk memanggang ikan disamping api unggun, lumayan hasil tangkapan mereka tadi sore.


"Kita mau ngapain sih, dingin kenapa gak didalem aja?". Bunga membuka suaranya, menatap teman temannya yang heboh bernyanyi saat ini.


"Gak tau, Nungguin Neyl sama Diman dulu Bung!". Rahman berujar santai, tangannya kini terulur kearea api unggun, ikut mencari kehangatan yang belum diadapatkan.

"Bang Neyl sama Kak Diman lama ya kak". keluh Nabila, gadis mungil ini benar benar kedinginan, ia  bahkan memepet pada Salma yang malah berusaha menjauhinya.

"Jangan deket deket Nab, geli". Guyon Salma, gadis itu tertawa lebar mengangkat tangannya riang, ia juga kedinginan, namun mantel yang ia gunakan malam ini setidaknya dapat sedikit menyelamatkannya dari kedinginan ini.


"Plislah Kalian, kalo nyanyi tuh yang bener, sumbang mulut mulut kalian itu". Novia berdesis jengkel, jarinya menunjuk Paul dan Rahman yang terus terus merubah lirik dan memfaleskan suara mereka yang biasanya merdu, gadis itu kelaparan dan kedinginan saat ini, wajar saja kesabarannya setipis tisu.


Rony yang menggunjrang ganjreng Gitar menatap teman temannya datar, ia bahkan melihat Anggis dan Syarla yang bisik bisik sembari merekam dirinya saat ini, "Liat guys yang di Gonjreng gitar yang berdengung hati kita, hihihi". kedua gadis itu tertawa, memperhatikan rekaman itu, memang tugas keduanya membuat dekumentasi acara liburan ini sampai selesai, Rony tak ambil pusing, lagipula ia tak heran dengan tinggkah kedua gadis ekstrovert yang diluar nurul itu.


Atensi Rony kini beralih pada Nabila yang masih sibuk menggosok kedua tangannya, "Dia bener bener kedinginan ya?". batin Rony, lelaki itu bahkan tak fokus pada gonjengan gitarnya, hingga nada nada sumbang tanpa sadar bersaut dengan suara fals teman temannya, membuat Novia makin murka dan Rachel buru buru mengamankannya.



"RONYYYY!!!".





Teriak Novia tertahan, gadis itu menatap Rony penuh aura permusuhan, seolah olah Rony adalah hama yang mengganggu dan wajib dihapuskan, sementara Rachel dan Bunga keduanya sibuk menarik Novia yang berulah, jaga jaga jika gadis itu bertingkah liar tiba tiba.





"Ekhm".




Suasana kini hening, Neyl yang berdehem membuat aktifitas gonjeng menggonjreng dan aktifitas lainnya berhenti, mereka semua fokus mendengarkan aba aba dari Neyl, Namun sebelum itu Rony dengan segera melemparkan jaket yang tadi ia sampirkan pada Nabila, mengkode dengan datar agar gadis itu memakai jaket Rony.


Semua orang yang melihat itu diam, tak ada yang berani berucap apapun selain Salma yang sudah senyam senyum dan menaik turunkan alisnya jenaka, gadis itu memang tak bisa diam, ekstrovertnya mendarah daging saat ini.


EH, KETUKER!.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang