4

741 61 23
                                    

Nabila terdiam, ia menatap pantulan kaca yang menampilkan tubuh Rony, lagi lagi gadis itu ingin menangis saja, ia benar benar merindukan tubuh mungil ringannya, ia tak bisa membayangkan apalagi yang akan terjadi setelah ini.


"Kak!". Panggil Nabila lirih.



Rony yang sudah memejamkan matanya berdehem merespon singkat Nabila yang terdengar sangat lirih di telinganya.




" Ada Apa?". tanya Rony rendah, ia merasa gerah dengan kain hijab yang menutupi tubuh Nabila yang kini ia isi, lelaki itu kemudian membuka matanya menatap tubuhnya yang terisi Nabila yang kini akan menangis.




"Kalo misalnya kita gak bisa balik gimana, Nab takut". Nabila kembali mengeluh, pikirannya berkecamuk dengan bebas sekarang, Ruangan penuh obat terasa dingin saat ini, ia ingin pulang dan menganggap semua yang ia alami ini hanya mimpi belaka.




Rony yang mendengar itu diam, jujur ia sendiri juga tak memiliki solusi apapun saat ini, jika mengeluarkan kalimat untuk menenangkanpun ia takut, jika hanya akan memberi harapan palsu pada Nabila yang ia sendiri tak tau apa akan berhasil atau tidak.





Keduanya hening sama sama menyelami isi pikiran masing masing, Rony yang kalut dalam diamnya dan Nabila yang takut pada keadaannya, keduanya sama sama buntu untuk memikirkan ide bagaimana mereka kembali ketubuh semulanya.








"BRAK!".










Rony dan Nabila menatap kaget pada pintu yang terbuka kasar, keduanya melihat jelas Diman dan Neyl menyengir lucu di depan sana, Nabila yang berada di raga Rony tegang, bagaimana jika Neyl dan Diman mengetahui perbedaan keduannya.




"Alhamdulilah". syukur Diman setelah sampai di dekat kasur Rony.






"Akhirnya setelah 5 kali kita di pukul pasien gara gara salah kamar, akhirnya gw nemuin kamar lu juga Ron!". tepuk Neyl pada Raga Rony yang tak ia ketahui berisi jiwa Nabila.







Rony yang melihat itu meringis, sedikit Kasian melihat Nabila yang berkaca kaca karena di pukul keras oleh Neyl hingga hampir terjungkal dari bangsal.






"Ka-Kalian Ko-k bisa ada disini?". Nabila memberanikan bertanya menggunakan tubuh Rony.







"Sejak kapan lu jadi gagap Ron?".








"Wah efek samping kesamber petir mungkin Dim!". Neyl yang melihat itu heboh, kedua lelaki itu malah sibuk berdebat karena Rony yang terlihat lebih kikuk saat ini, persis seperti Nabila yang selalu malu malu saat didepan mereka berdua.






Sementara Rony yang berada di tubuh Nabila hanya diam, ia menikmati perannya sebagai wanita saat ini, berpura pura polos diam diam saja agar tak ditanyai macam macam, namun ini terlalu keterlaluan untuk Nabila yang hampir menangis di tubuh Rony.







"Hiks... Hiks".









"Lah lu kenapa Ron?".








Rony yang mendengar suara Neyl tadi menepuk pelan dahinya, ia menggeleng melihat Nabila yang menggunakan tubuhnya malah kembali menangis, huh, hancur sudah image cool dirinya saat ini.






"HUAAAAAAA!!!".





Bukannya merda Nabila yang berada di tubuh Rony justru menangis makin kencang, ia takut dengan Rony yang mengambil alih tubuhnya kini memplototinya tajam, dan wajah heran dari Diman dan Neyl yang menatapnya tak percaya dan penuh selidik seakan tengah mencurigainya, Karena takut Nabila yang berada di tubuh Rony berlari menjauhi Neyl dan Diman, ia memeluk Tubuhnya yang dimasuki Rony, gadis itu tak ingin melepaskan pelukannya seolah ia benar benar takut melihat Diman dan Neyl yang menatapnya intens.




EH, KETUKER!.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang