2. She is

28.9K 2.8K 124
                                    



VILLAIN OBSESSION
Warn : violence&sadistic

. . .



"Tunggu!" Layla memekik keras lalu mengulurkan tangannya yang segera di raih oleh gadis itu. "Terima... terimakasih!" ujarnya di sela-sela nafas terengah.

Sementara itu mendapati darah mengucur dari kepalanya, Aken justru tertawa senang karena akhirnya dari sekian banyak mangsa ada satu yang berani melawannya secara terang-terangan.

"Pffftt." Tak kuasa menahan kekehan, Aken mengubah tawanya menjadi lengkungan seringai panjang persis setan. "Kalian... kalian mau lari dariku? Kalian mau kabur? Kalian pikir kalian bisa kabur?"

Dengan banyaknya darah yang menetes menutupi sebagian wajahnya, Aken terlihat seperti monster permakan manusia sambil menyeret pedangnya dan berlari mengejar Layla serta gadis dengan leher sayat itu--mangsa utamanya. Aken mau gadis itu, mau menyiksanya lebih banyak daripada hanya sekedar menyayat lehernya.

"Dia mengejar! Dia mengejar!" panik Layla memukul-mukul lengan gadis itu. "Siapa namamu? Harus kupanggil apa dirimu?"

Disaat Layla sibuk bertanya, gadis itu tersentak karena di ujung sana mereka mendapati jalan buntu yakni sebuah balkon besar terbuka dan karena lantainya licin serta bodohnya Layla yang terus memukul dan mendorong gadis itu supaya lebih cepat berlari padahal dia yang lambat disini.

Alhasil kejadian jatuh tak dapat di hindari. Layla yang terkejut mendapati balkon di hadapannya pun sama, tak sempat mengerem kakinya dan berakhir terpelanting jatuh. Parahnya dia menarik gadis itu ikut jatuh sehingga kini keduanya bergelantungan di udara bergantung pada tangan kiri gadis itu yang memegang salah satu kaki besi balkon.

"Gadis sinting!" umpatnya dalam hati. "Sudah di tolong tapi malah menyusahkan! Sekarang aku bisa merasakan kematianku lagi hanya dengan bergelantungan ditempat ini. Kenapa aku selalu sial!?"

"AKU TAK MAU MATI! AKU TAK MAU MATI! CEPAT LAKUKAN SESUATU! TOLONG LAKUKAN SESUATU!" rengek Layla si beban.

"Kau pikir aku mau mati?" sinis gadis itu mencibir dalam hati, mau menyebutkan nama sendiri saja susah karena satu saja tarikan saat mencoba bicara lehernya terasa seperti berada di neraka. Sakit, sakit sekali!

"TOLONGLAH AKU TAK MAU MATI! LAKUKAN SESUATU SEPERTI MERAYAP NAIK ATAU SEMACAMNYA!" Layla semakin erat memegang kaki gadis itu, memeluknya kencang-kencang dan menggoyangkan tubuhnya karena panik.

"DIAM NGEN--huh, sabar. Sabar, tidak boleh kasar. Harus bermartabat walau transmigrasi menjadi babu." Gadis itu menghela nafas, melihat ke arah bawah tepatnya pada Layla yang mulai menangis dan masih terus menggoyangkan tubuhnya karena panik padahal dalam situasi seperti ini harusnya dia diam agar tidak semakin menyusahkan.

Sampai sebuah tangan akhirnya terulur, ia merasa malaikat datang dalam sosok manusia. Nafas lega terhela dari belah bibirnya, akhirnya sang penyelamat---

"Tidak. Tidak. Kutarik kalimatku. Penyelamatan? PENYELAMAT!?" gadis itu syok berat, bola matanya nyaris memutih semua hendak pingsan sesaat sebelum dia dengan cepat menggeleng dan kembali menggenggam kesadarannya.

"Pftttt. Ahaha... Ahahahaha!" Pria itu yang mengulurkan tangannya tak lain dan tak bukan adalah Aken yang tertawa dengan ekspresi puas berlebihan seraya mencoba menggapai-gapai tangan gadis dengan luka sayatan di leher itu. "Kemarilah~ aku akan membantumu naik ke surga~"

"HIHHH!!" Layla memekik panik, bergerak tak beraturan hingga pegangan tangan gadis itu mulai terasa licin karena tangannya berkeringat. "PRIA GILA ITU MAU MEMBUNUHKU! DIA MAU MEMBUNUHMU JUGA!"

Villain Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang