5. Kiss

27.5K 2.9K 160
                                    

VILLAIN OBSESSION
Warn : violence &sadistic
. . .

"Aku hanya perlu menundukkan Aken agar bisa keluar dari situasi ini." Ucap Ivy dalam hati lalu dengan cepat membalik keadaan, yang semula Aken berada diatasnya kini Ivy yang berada di atas pria itu.

Naik ke pangkuannya, duduk di sana seraya mengusir jauh-jauh rasa canggung yang muncul di hatinya lalu tanpa perlu izin ditariknya rambut Aken kencang hingga bibir pria itu sedikit terbuka, meringis.

Lalu Ivy mendekatkan bibirnya ke bibir Aken, menyesap lembut bibir bawah pria itu sambil menarik rambut Aken lebih kencang dan meremasnya kuat-kuat. Entah akan berhasil atau tidak, Ivy asal nekat tetapi rupanya hal tersebut berjalan sukses diluar dugaan.

Aken mematung sesaat. Terkejut karena serangan Ivy namun di detik berikutnya dia bergegas membalas ciuman Ivy, tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas terlebih lagi untuk pertama kalinya Aken merasa benar-benar puas. Hanya karena ciuman sederhana Ivy, bukan termasuk ciuman panas tapi sambil menjambak rambut pria itu lalu menarik diri. Mengakhiri ciuman tersebut.

"Eumm... manis," komentar Aken menarik dagu Ivy kemudian menekankan ibu jarinya pada bagian bibir bawah gadis itu. "Ivy, aku menyukainya. Ayo lakukan lagi."

Hendak memanfaatkan situasi, Ivy menggeleng. "Tidak mau." Tolaknya atas permintaan Aken, berharap pria itu akan mengatupkan kedua tangannya dan memohon supaya Ivy melakukannya lagi seperti yang Aken lakukan pada Ayrin dalam salah satu scene novel.

"Tidak mau?" seringai lebar muncul di bibir tipis Aken, tanpa pikir panjang ditariknya dagu Ivy hingga tulang lehernya yang pegal berbunyi. "Kau menolakku?"

Ivy menggeleng sembari meringis kecil, kesakitan. "T-tidak juga."

Aken tersenyum kecil lalu tanpa pikir panjang ditangkupnya kedua pipi Ivy lalu dilumatnya bibir gadis itu. Tak lupa menjejalkan lidahnya masuk memporak-porandakan rongga mulut Ivy seraya menekan bagian leher belakang gadis itu, memperdalam ciuman mereka.

Mustahil kalau Ivy tak terbuai. Hatinya yang mudah luluh langsung menghangat hanya karena berciuman dengan Aken sehingga tanpa sadar Ivy membalas ciuman pria itu dan mengimbanginya. Membuka mulutnya lebih lebar saat lidah Aken bergerak mengabsen satu per satu giginya lalu menekan-nekankan ujung lidahnya ke langit-langit mulut Ivy, membuat kedua mata gadis itu terbuka lebar mendapat sensasi nikmat sama halnya seperti Aken.

"Hahhh....!" menarik wajahnya menjauh dari Aken, Ivy terengah-engah. Ia kaget kala mendapati kedua tangannya mengalung di leher pria itu, entah sejak kapan. Ivy terlalu asik membalas ciuman Aken sampai tak sadar memeluk leher pria itu.

"B-bolehkah..." Ivy menggigit bibir bawahnya merasakan kembali perih di bagian dalam tenggorokannya setiap kali pita suaranya ia ajak berbicara, sedikit saja getaran timbul maka rasanya seperti jutaan silet menghujam di satu titik yang sama.

Alis Aken terangkat satu lumayan merasa penasaran. "Apa? kau meminta bayaran padaku?" tanyanya dengan nada sinis.

"R-Roseline." Satu kata yang mampu membuat Aken membeku di tempat ketika Ivy mengucapkannya sambil tersenyum miring. "Ak-khu...  ta-hu... seseorang yang sangat mirip de-ngan-nyah. Aku... juga bisa, uh... mem-ban...tu-mu menda-patkan-nya."

"Siapa?" tanya Aken penasaran.

Raut wajahnya berubah penuh tanya. Memandang Ivy di hadapannya sembari mencengkram kuat bahu gadis itu seolah akan menghancurkannya berkeping-keping kalau tidak menjawab sesuai dengan ekspektasi kepalanya.

"Ayrin." Bisik Ivy lirih.

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi Ivy sebab Aken merasa dipermainkan oleh gadis itu. Baginya Ivy terlalu percaya diri dan meremehkannya hanya karena Aken merasa ciuman dengan gadis itu sangatlah luar biasa melebihi ciumannya dengan Roseline dulu.

Villain Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang