Dimohon untuk ngevote part ini dan sebelumnya soalnya Jomplang bgt💀
Kalo gak klean ku aduin ke Aken. *AncemVILLAIN OBSESSION
Warn : Violence &Sadistic
. . .
"Ah, jangan!" cegah Ivy memegang tangan Aken saat pria itu akan melepas ikatan gaunnya. "Aku sedang berhalangan."
Pria itu jelas berdecak. "Kau berhalangan namun menghampiriku?" tanyanya sinis terlihat kecewa dan kesal di satu waktu yang bersamaan mendapati fakta dia tidak bisa kembali menyentuh Ivy.
"Maaf." Cicit gadis itu terkekeh geli.
"Kau merusak suasana hatiku." Kata Aken jujur, dia bukan tipe seseorang yang tetap tersenyum setelah hatinya diporak-porandakan oleh harapan palsu.
Bahkan biasanya dia cenderung akan memukul, kekerasan, dan semacamnya namun untuk kali ini tidak. Aken tidak melakukannya. Dia membiarkan Ivy tetap seperti itu, tersenyum ke arahnya tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikitpun tetapi ia membiarkan gadis itu dan hanya menatap datar ke arahnya.
"Boleh..." Ivy meneguk ludah, melirik ke arah tangannya yang gemetaran. "Boleh aku minum sebentar?" izinnya pada Aken.
Pria itu kemudian merangkak turun dari atas tubuhnya dan berbaring di tempat kosong yang ada di sebelahnya, membiarkan Ivy bangkit dan pergi mengambil air.
Dari kejauhan Ivy melirik ke arah Aken sembari meneguk segelas air kemudian menatap tangannya sendiri yang bergetar hebat akibat kontak fisik dengan pria itu.
"Dadaku sesak," Ivy meneguk air untuk kesekian kalinya. "Tanganku tak bisa berhenti gemetaran. Apa yang telah kau lakukan padaku? Mengapa kau begitu jahat?"
Ivy menggigit bibir bawahnya. "Aku menolongmu dengan membakar buku itu tapi, kenapa kau berbalik jahat padaku?" ia merasa miris pada dirinya sendiri mengingat momen pengurungan hingga pemerkosaan yang Aken lakukan padanya.
"Bagaimana mungkin aku bisa hidup baik-baik saja setelah semua ini?" Ivy meremas kepalan tangannya sendiri, meneguk sisa air dalam gelas lalu mengusap kasar bibirnya yang basah karena air.
Berbalik dan kembali ke kasur, menempatkan dirinya berbaring di sebelah Aken dan membiarkan pria itu memeluknya sambil terus-menerus menyembuhkan tangannya yang bergetar hebat karena ketakutan.
"Kau sudah selesai?" Aken bertanya, diraihnya tangan Ivy dan sebisa mungkin gadis itu menenangkan diri supaya tangannya tidak gemetar saat sedang di pegang oleh jari-jari besar milik pria itu.
"Aku hanya minum tidak sampai lima menit." Sahut Ivy menggembungkan pipi, menahan nafasnya selama beberapa detik guna menenangkan diri supaya tangannya tidak bergetar lagi.
"Hah... aku berhasil." Mata Ivy menyipit sejenak sebelum melebar lagi saat Aken membawa ujung jari tangannya untuk dikecupi satu-satu.
Namun Ivy tahu bahwa itu bukanlah cinta, sampai akhir Aken hanya mencintai Roseline bahkan setelah menyadari pengorbanan besar Ayrin. Miris sekali bukan?
"Harusnya manusia sepertimu mati saja." Celetuk Ivy dalam hati. "Beban, tidak berguna, beban, beban, beban. Hanya karena kau seorang Raja, kau bisa melakukan segalanya sesukamu namun jika kau bukan siapapun maka..."
"Kau memikirkan apa lagi?" tanpa sadar Ivy kembali tertangkap basah dua kali kedapatan sedang berpikir keras.
"Itu... bukan apa-apa." Balas Ivy tak mau membahas dan Aken terlihat mengangguk ringan sebelum mengeratkan pelukan pada tubuhnya seraya mulai mengendus seperti babi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Obsession
FantasyAken itu seorang raja yang kejam dan terkutuk. Siapapun yang berada di dekatnya akan mati, karena itu dia menutup diri sebab kekasihnya telah menjadi korban pertama dari kutukannya tersebut. Setelah terbunuh karena aksi penjarahan manusia dan pemerk...