VILLAIN OBSESSION
Warn : Violence &Sadistic
. . ."Gaunnya sangat cocok di tubuhmu, Kak Ayrin." Ivy mengomentari. Pagi ini ia menemani Ayrin mencoba gaun yang dikirim oleh Aken melalui pelayan istana.
"Pfftt. Kau berlebihan, Ivy." Kekeh Ayrin sambil menatap pantulan dirinya sendiri di dalam cermin.
Acara pernikahan mereka akan dilakukan malam hari. Ivy sebenarnya sedang mencoba menemukan keberadaan Luke dari semalam namun hingga pagi menjelang, ia belum menemukan tanda-tanda keberadaan pria itu.
"Aku harus bagaimana? Aku tak tahu apakah Luke sudah dapat informasi dari Elena atau belum." Ivy membatin penuh rasa cemas, ia bergegas menghampiri Ayrin dan berpamitan.
"Kak Ayrin," panggilnya pelan sembari menyentuh bahu gadis itu.
Ayrin tersentak kaget mendapati sentuhan dari Ivy. "Y-ya?" tanyanya. "Ada apa?"
"Aku merasa lapar, bolehkah aku pergi ke dapur dan cari sesuatu untuk dimakan?"
Meski terlihat kecewa, Ayrin menganggukkan kepala. "Tentu saja. Makanlah yang banyak, ya? Tak akan ada seorang pun yang bisa menghentikanmu karena mereka tahu kau berada di bawah perlindunganku."
Cup!
Sebuah kecupan ringan mendarat di pipi Ayrin sebagai bentuk kasih sayang seorang adik terhadap kakaknya. Ivy terkekeh sembari menepuk pipi Ayrin yang sempat kecup tadi sesaat sebelum menarik diri dan membungkuk hormat.
"Semoga pernikahan kakak berjalan lancar!" seru Ivy kemudian berlari kecil meninggalkan ruangan itu dengan kesan imut.
Ayrin segera membawa tangannya menutupi wajah. Menghela nafas berat dibalik lipatan tangannya kemudian mengusap wajahnya berkali-kali dan menepuk pipinya sebanyak dua kali.
Nafasnya menjadi tidak beraturan dan ketika perlahan kedua tangan berjari-jari lentik itu Ayrin tarik ke bawah, terlihat jelaslah wajahnya yang memerah. Merona akibat satu kecupan yang Ivy berikan, mungkin karena efek karena Ayrin belum pernah sedekat ini dengan siapapun. Efek karena Ayrin terlalu bahagia karena memiliki Ivy yang dianggapnya sebagai adik perempuan.
"Nona Ayrin?"
"Ya?" dengan cepat Ayrin mengganti ekspresi meronanya ke ekspresi datar. "Apa?"
"Anda punya jadwal sarapan dengan Yang Mulia Raja. Saya hanya mengingatkan jika anda lupa." Ujar Nueva, pelayan pribadi Ayrin yang bertugas mengingatkan jadwal apa saja yang harus dilakukannya dalam satu hari.
"Ah..." benar, Ayrin hampir lupa gara-gara kepikiran Ivy terus. "Aku akan segera ke sana setelah berganti pakaian." Ujarnya kemudian bergegas melepas gaun pengantin indah yang melekat sempurna di tubuhnya.
Dan persis seperti yang di sampaikan ketika ia tiba di ruang makan pribadi Aken, pria itu sudah berada di sana dan menatap ke arahnya dengan ekspresi dingin seperti biasa.
Ah, tidak. Ini tidak biasa. Aken selalu memandang hangat ke arahnya namun tidak hari ini. Mood laki-laki berambut putih keabuan itu nampak tidak baik entah karena apa dan Ayrin tidak ingin bertanya atau menebak karena tak begitu tertarik.
"Selamat pagi." Sapa Ayrin basa-basi lalu menarik kursi di hadapannya dan duduk.
Aken hanya menatap sekilas lalu meraih pisau dan garpu kecil, mulai memotong daging yang tersaji diatas piring. Sementara itu Ayrin melakukan hal serupa, mengambil pisau dan garpu lalu memotong daging miliknya dan mulai makan tanpa bicara sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Villain Obsession
خيال (فانتازيا)Aken itu seorang raja yang kejam dan terkutuk. Siapapun yang berada di dekatnya akan mati, karena itu dia menutup diri sebab kekasihnya telah menjadi korban pertama dari kutukannya tersebut. Setelah terbunuh karena aksi penjarahan manusia dan pemerk...