3. Diluc

27.2K 2.9K 118
                                    


VILLAIN OBSESSION
Warn : violence &sadistic

. . .



Semalaman Ivy merasa pegal pada seluruh bagian tubuhnya. Ketika bangun di pagi-pagi sekali ia dikejutkan dengan posisinya berada yakni diikat dengan tali tambang di masing-masing pergelangan tangannya dalam posisi tubuh berdiri. Itu sebabnya rasanya seperti seluruh tubuhnya ditarik dari dua arah, menyakitkan.

Terlebih ketika berada dalam kesadaran penuh, Ivy kembali merasakan kesakitan luar biasa pada luka di bahunya yang sama sekali tidak diobati atau dibersihkan.

"Aken bajingannnnn!" umpat Ivy dalam hati keliatan sekali menyimpan dendam dan amarah besar terhadap pria itu. "Kalau aku sudah sembuh akan kurobek-robek seluruh tubuh si brengsek itu!"

"NOVEL BRENGSEK PENULIS BEGO!" masih belum puas Ivy kembali mengumpat penulis novel sadis yang dianggapnya sinting dan tak berperikemanusiaan karena telah menciptakan karakter segila Aken yang kalau ditanya apa alasannya menghabisi orang jawabannya sederhana yaitu; 'Karena aku ingin.'

Sebuah tangan terulur menarik dagu Ivy, sosok Aken tahu-tahu sudah berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam. Pria itu bahkan sampai rela merunduk hanya untuk menatap wajah Ivy dari dekat, melihat seberapa parah luka gadis itu lalu tertawa keras.

"Apakah sakit?" tanyanya dengan nada penuh ejekan. "Memohonlah. Memohon agar aku membebaskanmu." Pintanya memberi sedikit belas kasihan pada gadis itu.

Ivy menghela nafas, tatapan julid tertuju pada pria di hadapannya. "Memohon? Aku memohon? Bicara saja tidak bisa! DASAR BODOH!"

Aken menaikan kedua alisnya. "Kau akan melewatkan kesempatan ini, hm?" bertanya pada Ivy sambil menepuk-nepuk pipi kurus gadis itu lalu menamparnya pelan hingga menoleh ke arah samping.

"Masih tidak mau bicara?" tanyanya.

"Bisakah seseorang memberitahu padanya betapa bodohnya dia sekarang?" Ivy menatap Aken tajam, satu hal fatal yang berakhir membuat pria itu merasa sangat tersinggung dan menamparnya.

Plak!

Ivy ditampar sangat keras sampai sudut bibirnya robek, tak berhenti disitu. Aken menarik dagunya, memaksa gadis itu menatapnya lalu menamparnya lagi berkali-kali hingga kulit pipinya yang semula putih berubah merah dan terluka akibat kuku pria itu.

Mendapati Ivy terluka parah, tatapan Aken berubah memuja. Senyum sumringahnya melebar, dia suka saat melihat Ivy tak berdaya dan mulai meneteskan air mata karena tak kuasa menahan sensasi perih menyakitkan pada lukanya.

Kelopak mata Ivy mulai sayu, dia ingat Ayrin pernah berada dalam posisi ini lalu satu ciuman membuatnya bebas dan dicintai oleh Aken. Walau pria itu selalu memandangnya sebagai Roseline karena warna rambut mereka yang sama dan tidak pernah benar-benar mencintai Ayrin.

"Jika aku melakukannya apa akan berhasil?" Ivy membatin, berusaha menyingkirkan rasa takutnya lalu dengan modal nekat ketika wajah Aken sampai di depan wajahnya tanpa pikir panjang Ivy menciumnya.

Cup!

Aken tersentak dengan serangan mendadak itu. Satu kecupan mendarat tepat di atas bibirnya. Keterkejutan nampak jelas di wajah pria berumur genap dua puluh tahun itu, sesaat kemudian giginya bergemeletuk lalu bukannya terkesan--dia malah berakhir menjadi lebih marah.

Plak!

"SIALAN!!" Ivy mengumpat begitu dihadiahi tamparan lagi. "KALAU SEPERTI INI BAGAIMANA CARAKU BERTAHAN HIDUP WAHAI PENULIS SINTING!?"

Villain Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang