10. Night

23K 1.9K 140
                                    

VILLAIN OBSESSION
Warn : violence &sadistic
. . .


"Aku..." Ivy menegang di tempat, keringat dingin mengucur deras membasahi sekitaran dahinya. "Aku benar-benar tak akan memberitahu tentang Roseline jika kau---"

"Jika aku?" Luke tertawa pelan, matanya dipenuhi oleh Ivy saat ini. Berada di atas gadis itu membuatnya merasa memiliki kekuasaan atasnya. "Jika aku melakukan apa, hm?"

Kedua mata Ivy nampak berkaca. "Jangan lakukan, aku takut." Seluruh tubuh kurusnya gemetar sampai ke tulang terdalam begitu telapak tangan Luke mengelus sisi pipinya.

"Mengapa aku akan menyakitimu?" ucap Luke pelan, suaranya terdengar begitu lembut walau sorot mata yang ditampilkan berbanding terbalik. "Aku tak akan melakukan itu. Jadi, katakan apa yang terjadi pada Roseline dengan jelas sebelum aku mengubah pikiranku dan tidak akan menahan diriku lagi."

"Tidak mau." Tetap pada pendirian awal Ivy menolak memberitahu selama Luke masih bersikap seenaknya. "Kau sepakat bersikap lebih baik padaku beberapa waktu lalu tapi sekarang kau seperti binatang yang sedang menunjukkan tanduknya pada majikan."

Senyum miring Luke tertarik panjang. "Oh, begitu? kau memilihnya. Jangan salahkan aku."

"Apa?" kedua mata Ivy melebar, tubuhnya ia gerakkan asal. "Jangan lakukan---"

"Maka katakan." Bujuk Luke sekali lagi, dia bukan tipe laki-laki yang mudah meniduri seorang gadis begitu saja. Jadi, segala bentuk ancamannya saat ini murni supaya Ivy tertekan dan mengatakan segalanya.

"Aku tidak tahu." Ucap Ivy bohong.

Alis Luke terangkat sebelah. "Tidak tahu? kau bercanda?"

"Ya." Tegasnya menjawab. "Aku bercanda tentang Roseline, aku sebenarnya tidak tahu apapun. Aku tidak mengetahui apapun."

"Hah...?" Luke tak percaya dengan apa yang di dengarnya saat ini. "Kau sungguh membodohiku selama ini? Kau---"

"Jangan menyalahkanku!" seru Ivy. "Aku harus bertahan hidup. Aku sudah mengatakannya padamu sebelum ini, aku harus punya sesuatu yang bisa menjamin kehidupanku."

"Lalu apa yang kau tawarkan pada Aken hingga merelakan tubuhmu begitu saja?"

Ivy membuang muka ke arah lain. "Kau tidak perlu tahu." Ucapnya tak ingin dicampuri lebih jauh lagi daripada ini. "Dan tolong lepaskan aku, urusan kita selesai."

"Aku tak menyetujuinya." Pungkas Luke sebelah pihak, tangannya beranjak turun menyusuri sekitaran leher Ivy yang dipenuhi tanda kepemilikan Aken.

Diturunkannya wajah pria itu mendekat dengan posisi bibir terbuka lalu melahap salah satu bagian yang masih kosong dari tanda Aken. Menghisap bagian itu perlahan seraya mengelus puncak kepala Ivy lembut lalu terkekeh sesaat sebelum menarik diri, memandangi tanda kemerahan yang ia tinggalkan di leher Ivy.

Seolah terhipnotis, Ivy tak memberi perlawanan saat Luke mulai menyatukan bibir mereka. Menyelipkan bagian atas bibirnya di antara bibir Ivy lalu melumatnya perlahan-lahan, selembut mungkin.

Menghisap kekenyalan bibir gadis itu sambil mengusapi pipinya, membentuk garis abstrak menggunakan telunjuknya di pipi Ivy lalu turun meremas lembut bahu gadis itu namun sedikit keras sehingga menghasilkan efek kejut yang sukses membuat Ivy refleks membuka bibir, memberi celah bagi lidah Luke untuk masuk dan mengacak-acak isi rongga mulutnya.

"Mmmh..." gumam Luke halus, memperdalam ciumannya terhadap Ivy walau tak ada lagi lumat balasan namun Luke cukup yakin kalau sekarang ciumannya sedang dinikmati oleh gadis itu.

Villain Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang