12. Blushing

19.4K 2K 127
                                    





VILLAIN OBSESSION
Warn : Violence &Sadistic
. . .








Ayrin menghela nafas. Aken kembali mendatanginya hari ini, mencoba mendekatkan diri dengannya dan menarik perhatiannya padahal semakin lama Ayrin justru semakin merasa muak.

"Aku tidak mau." Tolak Ayrin untuk kali kesekian. Ia tak sebodoh itu untuk jatuh cinta pada pria sakit jiwa seperti Aken terlebih setelah mencari tahu lebih jauh tentang rahasia pria itu yang suka menghabisi para pelayan seenaknya, Ayrin semakin ketakutan berada di tempat ini.

"Tolong menjauhlah."  Mengambil satu langkah mundur ke belakang, Ayrin jelas merasa tak nyaman.

Aken berdecak pelan, wajahnya muram seketika usai mendapat penolakan dari Ayrin. "Mengapa kau tidak mau menerima lamaran dariku?"

"Kau gila." Ujar Ayrin. "Aku tak mau berhubungan dengan orang gila."

Aken menggeleng. "Meskipun aku gila, aku akan bersikap baik padamu."

Ayrin menggigit bibir, masih dalam ketegasannya menolak perasaan Aken. "Aku menolak, aku tak ingin menjalin hubungan apapun denganmu."

"Tapi mengapa?"

"Mengapa?" Ayrin nyaris tertawa kencang. "Kau bertanya mengapa? Kau membunuh orang-orang yang tak bersalah hanya karena salah satu dari mereka telah melakukan kesalahan. Kau tidak pantas disebut sebagai manusia!"

Aken menghela nafas frustasi, mengacak-acak rambutnya. "Ayrin kumohon, aku akan bersikap baik---"

"Lepaskan dia." Titah Ayrin mendadak.

"Dia?" wajah Aken nampak bingung, murni tidak tahu siapa 'Dia' yang dimaksud oleh Ayrin. "Siapa itu?"

"Bebaskan dia." Ulang Ayrin memerintah. "Jika kau mengubah sikapmu maka aku akan mempertimbangkan persetujuanku."

"Dia?" alis Aken saling tertaut. "Dia siapa yang kau maksud?"

"Gadis yang setiap malam..." Ayrin menjeda sedikit, dadanya sesak untuk melanjutkan seolah bisa merasakan penderitaan gadis itu setiap malam. "Gadis yang setiap malam kau datangi dan kau perkosa berkali-kali. Aku ingin kau melepaskannya."

"Ivy?" Aken tak percaya dengan pendengarannya sendiri. "Bagaimana bisa... Ivy?" dia menyugar rambutnya kasar seraya berjalan mondar-mandir sebanyak dua kali.

"Gadis itu pasti mengatakan sesuatu---"

"Bebaskan atau lupakan saja semua rencanamu untuk menikahiku." Ancam Ayrin tegas mengangkat telunjuknya ke udara, menunjuk tepat ke wajah tampan Aken.

"Aku tak berniat menyetujuinya." Timpal Ayrin. "Aku tetap pada pendirianku, menolak kelanjutan hubungan kita."

Aken menggertakkan gigi. "Baiklah." Putusnya tanpa pikir panjang, "kulepaskan gadis itu tapi lusa kau harus menikah denganku. Setuju?"

Kini giliran Ayrin yang tertegun. Menikah dengan Aken? jujur saja membayangkan hal seperti itu, seluruh tubuhnya merinding seketika. Membayangkan dirinya akan menjadi seorang istri dari sosok pria paling gila dan sadis di muka bumi.

Tetapi mengingat bagaimana gadis itu menghampirinya dua malam sebelumnya, Ayrin merasa sakit hati mengingat betapa buruknya kondisi gadis itu. Pun ia yang semula enggan ikut campur sampai kepikiran hingga tak bisa tidur dan memberanikan diri untuk meminta kebebasan pada Aken. Tentu jika ada permintaan maka harus ada syarat yang wajib ia penuhi.

"Aku setuju." Sahut Ayrin mengangguk. "Lepaskan dia sekarang juga, dia berada di bawah perlindunganku mulai sekarang. Tunjukan dimana kamarnya."

Ayrin berjalan mendahului sementara Aken nampak memendam rasa kesalnya, mengekori Ayrin dan memberitahu dimana letak kamar Ivy. Ini masih pagi namun ia sudah dibuat sangat marah.

Villain Obsession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang